62

1K 199 9
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."







•oOo•

Haidar natap kopi di depannya dengan tatapan kosong, dia kayak gak punya semangat hidup. Dari kemarin kerjaannya cuma huleung jentul —ngelamun gitu. Makanan cuma diliatin, minum cuma diaduk-aduk, pokoknya pikawatireun aja.

Makannya, hari ini Ananda dapet mandat dari temen-temennya buat gak jauh-jauh dari Haidar. Takut kan dia nyari tower terus loncat, mana gak mati lagi, kesangkut. Kan malu-maluin.

"Hah..." Helaan napas panjang keluar dari bibir pria berkulit eksotis itu. "Nan, lo punya kenalan cewek gak? Yang cantik, shalehah, kayak Neng Fiya?"

"Gak ada." Jawab Ananda singkat.

"Masa gak ada, sih? Mantan lo kan banyak, kenalin satu buat gue napa." Kata Haidar maksa.

Dih, gak ngaca.

Haidar mau move on, tapi susah. Setelah dilist semua mantan dia, gak ada yang srek. Tipe Haidar udah beda lagi sama dulu, kalau dulu dia cukup cari yang cantik, modis, enak diajak jalan, kalau sekarang Haidar gak mau gitu-gituan. Dia carinya bukan cuma yang bisa nyenengin dia doang, tapi yang bisa jadi ibu buat anak-anaknya nanti.

"Gak ada." Jawab Nanda lagi.

Bukan Ananda beneran gak ada mantan, tapi mantannya Ananda emang gak ada yang bener.

"Kan ada tuh, cewek yang tinggal di panti itu. Boleh tuh yang itu, dia cantik, shalehah juga kayaknya." Usul Haidar yang langsung mendapatkan  tatapan tajam  dari pria di  depannya.

"Wanna die?"

Haidar mendengus kesal.

"Ck, lu mah, bantuin temen setengah-setengah." Ucap Haidar mengeluh.

Ananda gak dengerin, enak aja, dia aja susahnya setengah mati dapetin Nayla. Pake YL ya buka YR.

"Ngomong-ngomong, menurut lo Neng Fiya masih ada kemungkinan maafin gue gak?" Tanya Haidar.

Ananda sebenernya males banget jawab. Haidar dari tadi ngomong terus, sedangkan tahu sendiri Ananda tipe orang yang gak terlalu suka banyak ngomong. Tapi kalau gak dijawab ya dia nanya.

"Masalah lo apa?" jujur, dari kemarin Haidar bahkan gak cerita masalah dia. Mereka ber-6 jadi kebingungan, gimana mau kasih pendapat apalagi solusi kalau masalahnya aja mereka gak tau.

"Jadi kemarin neng Fiya liat gue gebukin si Dhani, suaminya teh Hasna. Dia lagi rencanain hal buruk sama selingkuhannya, dia bahkan ngehina kakak gue! masa iya gue diem aja?!"

Nanda diem, ya—Haidar gak salah sih, Nanda kalau jadi Haidar mungkin berbuat lebih jauh dari itu. Tapi yang namanya main hakim sendiri gak bisa dianggap bener, akan lebih baik kalau Haidar pilih cara yang lebih soft. Tapi Nanda juga gak nge-judge dia, kalau soal perasaan emang susah.

Nanda gak naif, kemarin aja dia mukulin calon kakak iparnya sembarangan cuma gara-gara cemburu buta, gak cross check dulu sih, main habeuk aja. Alhamdulillah, Satria orangnya gak pendendam. Kalau iya, kelar cerita cinta Nanda.

Tapi kan gak ada satu pun kejadian di muka bumi ini yang luput dari pengawasan Allah. Gak ada yang namanya kebetulan, Nanda yakin dibalik ini semua pasti Allah nyimpen suatu hikmah yang besar. Hikmahnya apa, dan caranya gimana, kita gak perlu tahu. Yang penting yakin aja. Allah itu Maha naik dan apapun yang Allah tentuin pasti kebaikan.

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang