♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."•oOo•
Siapa sih Ziyad?
Ziyad sekarang kuliah baru semester dua umurnya beda satu tahun sama Chairil dan dua tahun sama Rendi, Ajun, Haidar, dan Nanda, kalau sama Miftah berarti bedanya tiga tahun. Itu sebabnya mereka memperlakukan Ziyad lebih lembut dari pada yang lain. Tapi soal circle, gak main-main.
Ziyad anggota salah satu Sinenomine, cyber group yang cukup terkenal. Lingkupnya bukan cuma Indonesia, tapi dunia. Buat mereka yang cammon sama dunia Cyber dan digital, rasanya gak mungkin kalau sampai gak tau group yang satu ini.
Sinenomine pernah bikin heboh karena mereka berhasil ngeretas data penting PBB, terus ngebongkar salah satu komplotan sindikat penjualan manusia, bahkan tahun kemarin pernah nge-publish deretan pejabat yang terlibat kasus suap beberapa perusahaan besar di Indonesia.
Pokoknya jangan bikin masalah sama mereka, kalau gak mau semua aib lu masuk media. Ancaman ini bukan omong kosong. Udah terbukti, beberapa orang—mulai dari kalangan pengusaha, pejabat, sampai publik figur yang berani main-main sama anak Sinenomine, kalau gak masuk akun lambe turah besoknya, ya masuk penjara.
"Nilai kamu seminggu terakhir turun, kenapa?"
Ziyad yang lagi asik main game, langsung taruh HP-nya ketika seseorang masuk ke perpustakaan dan jalan ngedeket ke arah dia.
"Itu—kemarin ada urusan." Ziyad menjawab, seraya menggaruk tengkuk belakangnya canggung.
"Aku gak peduli. Apapun urusan kamu, jangan sampai bikin nilai kamu turun, Ziyad. Kalau Bu Tamara tanya, aku jawab apa?"
"M-maaf." Ucap Ziyad merasa bersalah.
"Aku gak butuh maaf kamu, yang aku butuh keseriusan kamu. Kalau sekiranya udah gak nyaman sama aku, kamu bisa cari tutor yang lain."
Ziyad mendongkak cepat.
"Enggak! Aku akan lebih giat lagi belajar, nilai aku pasti stabil lagi minggu ini, aku janji!" Ucap Ziyad dengan bersungguh-sungguh.
Helaan napas berat keluar dari bibir ranum gadis dengan blouse biru tua itu—Shilla. Ia kemudian meletakan tumpukan buku yang dibawanya di atas meja, lalu menarik kursi baca yang ada di depan Ziyad, dan mendudukan dirinya di sana.
"Kerjain halaman 64, aku kasih waktu tiga puluh menit." Ucap Shilla sambil memberikan sebuah buku paket dengan sampul hijau tua.
Ziyad mengangguk cepat, dengan segera ia mengambil buku tersebut dan membuka halaman yang Shilla maksud, kemudian mengerjakan soal-soal itu sebaik dan secepat yang ia bisa. Hanya satu hal yang ada di dalam pikiran Ziyad sekarang, Ziyad tidak mau membuat Shilla kecewa.
Ziyad tahu betul bahwa Shilla adalah gadis yang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Kalau sampai nilainya tidak kembali stabil minggu ini, Shilla pasti akan benar-benar pergi, dan Ziyad tidak ingin hal itu terjadi, Ziyad benci jika sendiri.
"Kacamata kamu mana?" Shilla bertanya.
Ziyad yang tengah fokus mengerjakan soal-soal itu mendongkak sejenak dan menggeleng pelan.
"Ketinggalan." Jawab Ziyad jujur.
Shilla menghela napas berat.
"Berapa kali aku bilang, kacamatanya jangan dilepas, nanti minus kamu malah tambah parah." Ucap Shilla, nada bicaranya terdengar kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaul-Gaul Sholeh
SpiritualGAPLEH | Gaul Tapi Sholeh *** "Kalau ada yang bilang anak mesjid itu gak asik, mereka belum kenal kita berarti." *** Cerita 7 orang pemuda yang tergabung dalam IPTII (Ikatan Playboy Tobat Insyaallah Istiqomah) yang tengah sibuk mencari jati diri dan...