63

1.1K 209 14
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."





•oOo•

Setelah penolakan dari Shaffiya kemarin, hidup Haidar kayak udah gak ada artinya lagi. Tidur gak nyenyak, makan gak enak, pokoknya tubuh Haidar ini sudah bagaikan seonggok daging tanpa nyawa, asik. Ck, ini semua gara-gara si botak itu.

Setelah Haidar kasih rekaman Dhani sama Hasna, Hasna mantep buat ceraiin laki-laki itu. Tapi sebagai gantinya, hubungan Haidar sama Shaffiya jadi hancur. Beberapa kali datang buat minta maaf, kehadiran Haidar makin ditolak disana. Terakhir Haidar disiram air cucian sama Bapaknya Shaffiya.

"Gue harus apa, ya?" Gumam Haidar putus asa sambil natap langit-langit kamarnya.

Haidar kayak manusia yang gak punya tujuan. Bingung, niat dia bangun rumah tangga dalam waktu dekat ini hancur lebur. Mungkin banyak cewek di luaran sana yang mau Haidar ajak nikah, tapi yang Haidar mau cuma Shaffiya.

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)." ( HR Bukhari)

"Apa gue nyantri aja kali, ya?" Gumam Haidar.

Haidar takut dalam kondisi dia yang lagi kayak gini, Haidar malah terjerumus sama hal-hal yang gak naik lagi. Fainnama'alusriyusro, sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, mungkin ini kemudahan yang dimaksud.

Dengan Haidar kehilangan Shaffiya, Allah menggerakkan hatinya sehingga mau nuntut ilmu agama. Dan apa emangnya yang lebih baik dari itu? Bukankah siapa yang mendapatkan Allah berarti dia mendapatkan seluruh dunia dan seisinya, dan siapa yang kehilangan Allah maka dia kehilangan seluruh dunia dan seisinya?

"Dar..."

Tiba-tiba pintu kamar Haidar kebuka, ternyata itu Ummi-nya yang dateng bawa makanan.

"Ummi," Haidar yang tiduran, langsung duduk.

"Makan dulu nya Kasep, Ummi udah masak kari ayam kesukaan kamu." Bujuk Ummi Haidar sambil ngusap rambut anak laki-lakinya itu.

Haidar baru inget, semenjak berantem sama Shaffiya kemarin, dia emang gak makan apa-apa. Sepanjang itu Haidar cuma shalat sama tilawah, minta ampun sama Allah, sekaligus jalan keluar.

"Mi, kalau Haidar nyantri gimana?" Tanya Haidar tiba-tiba.

"Kamu mau masuk pesantren?" Ummi keliatan kaget banget. Soalnya Haidar dari dulu ngotot banget gak mau masuk pesantren, bahkan sampai dipaksa sama Almarhum ayahnya aja tetep kekeuh pengen lanjut kuliah.

"Iya. Terserah Ummi deh pesantrennya dimana. Mau dikirim Haidar ke pedalaman Kalimantan kek, ke pedalaman Nusa Tenggara kek, atau mau ke dasar bikini bottom juga nyantri sama Spongebob Haidar mau gak papa." Haidar udah putus asa.

"Kamu yakin? Kalau nyantri, kuliah kamu gimana?" Tanya Ummi baik-baik.

"Haidar udah gak mikirin itu, Mi. Haidar mau fokus aja deket sama Allah. Orang yang ngejar akhirat, mustahil kehilangan dunia." Ujar Haidar mantap.

Iyalah, bumi ini kan punya Allah, ngapain takut? Yang kasih kebaikan dunia sama akhirat ke kita itu sama-sama Allah. Bedanya, kalau Allah kasih kita dunia, belum tentu Allah kasih akhirat juga. Tapi kalau Allah kasih sama kita akhirat udah pasti dunianya gak akan mungkin ketinggalan.

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang