57

953 184 0
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."


•oOo•

Haidar lagi ada di cafe depan kampus, sendirian, ngadem. Rendi gak tau kemana, akhir-akhir ini tuh anak susah banget di ajak keluar. Kalau Nanda gak tau, dia seharian ini pendiem banget, kebayangkan orang pendiem kalau lagi diem? Makin pendiem lagi, dah lah pusing, mending diem aja.

Haidar duduk di spot aesthetic nih, di deket jendela yang madep ke jalan, mana sore-sore pula. Kursi di mejanya ada dua, mantep sih kalau duduk hadap-hadapan sama Shaffiya. Eh, ngomong- ngomong Shaffiya, dia sekarang lagi ngapain ya?

Astagfirullah! Gak boleh mikirin yang bukan mahram, zina qalbi.

"Jadi hubungan kira gimana?"

Sayup-sayup Haidar denger suara perempuan. Haidar kan duduknya madep jalan, dan cewek itu kayaknya duduk di meja belakang dia, kepunggungan gitu, jadi gak keliatan. Toh suaranya juga gak Haidar kenal, jadi gak penting lah.

"Sabar, aku lagi berusaha bujuk Hasna."

Hampir muncrat kopi yang ada di mulut Haidar. Kalau suara itu mah Haidar kenal 100%!

Pas nengok, ternyata bener aja itu suaminya teh Hasna! Si botak kurang ajar, bisa-bisanya dia masih ketemu sama selingkuhannya setelah kemarin janji mau perbaikin hubungan sama Hasna.

Rasa-rasanya, Haidar udah mau banting kursi yang dia dudukin ke muka cowok gak tahu diri itu. Tapi Haidar gak seceroboh itu, dia harus bawa pulang satu bukti buat bikin kakaknya sadar kalau laki-laki kayak Dani itu beneran gak pantes buat dimaafin.

Haidar terus ngeluarin ponsel dia diem-diem, beruntung Haidar hari ini pake hoodie, jadi gak akan ketauan Dani kalau itu adik iparnya sendiri.

"Tapi sampai kapan, Mas? Hubungan kita udah jalan satu tahun dan kamu belum kasih keputusan yang jelas. Tinggal ceraiin aja istri kamu, apa susahnya, sih?" Ujar perempuan itu.

"Gak bisa Shinta, aku gak bisa pisah sama Hasna."

"Apa yang kamu pertahanin dari perempuan mandul itu, Mas? Jelas-jelas dia gak bisa kasih kamu keturunan."

Tangan Haidar terkepal, gak terima Haidar denger kakaknya dihina kayak gitu. Mungkin emang Hasna bukan perempuan sempurna, Haidar tahu kekurangan kakaknya. Tapi itu bukan alasan buat mereka bisa ngehina Hasna seenaknya.

"Kalau aku pisah sama Hasna, sia-sia penantian kita selama ini. Kamu tahu sendiri perusahaan yang aku urus sekarang itu punya kakeknya Hasna. Kalau sampai aku ceraiin dia, kita gak akan dapet apa-apa."

Kurang ajar. Jadi selama ini Dani nikahin Hasna cuma karena harta?

"Ck, terus kita sampai kapan kayak gini?"

"Tunggu seenggaknya sampai si tua Bangka itu mati, setelah itu perusahaan sepenuhnya atas nama aku. Dan kita bisa berbuat sesukanya."

"Tapi kamu beneran gak ada perasaan apa-apa sama Hasna, kan?"

"Ya enggak dong sayang, aku mana ada perasaan sama cewek kampungan kayak dia."

"Kurang ajar!"

Bugh!

Haidar yang udah gak kuat lagi, langsung mukul mukanya Dhani, yang sontak buat perhatian semua orang tertuju sama mereka sekarang.

"Berhenti sebut nama kakak gue pake mulut kotor lo, sampah!" Haidar mencengkram kerah baju Dhani dan memukulinya bertubi-tubi.

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang