♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."•oOo•
Kebayang gak kelimpungannya Rendi kayak apa? Dia bahkan gak berani buka tirai kamar pas tahu ternyata dia sama cewek itu tetanggaan. Mana rumah mereka sebelahan lagi.
"Ya Allah.." Rendi mengacak rambutnya frustasi.
Rendi satu kampus sama Aluna, beda fakultas aja udah hampir botak kepala dia rasanya, ini kenapa bisa-bisanya mereka tetanggaan? Sejak kapan pula cewek itu pindah ke sini? Perasaan rumah di sebrang Rendi tuh kemarin masih kosong.
"Bang! Sarapan!"
"Ya!" Sahut Rendi membalas ajakan sang adik.
Pria dengan jaket Adidas abu tua itu menghela berat. Hari ini Rendi niatnya mau jogging, lewat gerbang belakang keluar rumahnya, kali aja gak ketahuan. Kalau ketahuan kan jadi ribet urusannya. Bukan olahraga, yang ada malah olahjantung karena emosi terus-terusan.
Pas jalan mau masuk ke ruang makan, kayak disamber geledek Rendi pas liat Aluna udah duduk manis di meja makan sama orang tuanya.
Heh?! Kok bisa?!
"Selamat pagi, Kak Rendi!" Sapa Aluna dengan senyum cerahnya.
"Ngapain Lo disini?!" Sentak Rendi.
"Hush Abang! siapa yang ngajarin bentak-bentak perempuan?" Wendah langsung angkat suara, menegur sikap putra sulungnya.
"Maaf, Ma." Apalagi emang yang bisa Rendi lakuin? se-pemarah-pemarahnya Rendi, kalau sama orang tua mana berani. Dia udah banyak dosa, gak mau nambah-nambah urusan di Padang Mahsyar nanti.
"Kejauhan Bang, duduk sini aja kenapa, si?" Komen Wendah lagi yang langsung buat Rendi mau gak mau pindah ke kursi tepat di depan Aluna.
"Pagi..." sapa cewek itu girang.
"Orang nyapa dijawab dong, Bang." Ujar Cahyo.
"Ck, pagi!" Balas Rendi tidak ikhlas.
"Heh, itu siapa yang ngajarin cak, cek, cak, cek, sama orang tua? Lupa QS. Al-isra' ayat 23, kamu? Mau ayah bacain?" Peringat Cahyo.
Rendi udah greget banget loh ini. Kenapa orang tuanya malah belain Aluna dan mojokin dia sih dari tadi. Ini yang anak kandung mereka siapa? yang diurus dari lahir siapa? yang bakal kasih mahkota di Padang Mahsyar siapa? Rendi merasa di-anak tirikan oleh anak tetangga, gak terima, gak terima.
Tapi mau gimana lagi, dibilang kalau sama orang tuanya Rendi paling gak berani. Jadinya mau gak mau dia tetep nurutin kata papahnya.
"Maaf, Pa. Pagi." Ulang Rendi pada Luna, kali ini nada bicaranya terdengar lebih bersahabat.
Aluna tersenyum penuh, pandangan gadis itu kemudian tertuju pada Wendah yang hendak mengambil gelas untuk menyiapkan air.
"Biar Luna aja yang siapin airnya, Ma!"
Heh, punya Mama dari mana?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaul-Gaul Sholeh
SpiritualGAPLEH | Gaul Tapi Sholeh *** "Kalau ada yang bilang anak mesjid itu gak asik, mereka belum kenal kita berarti." *** Cerita 7 orang pemuda yang tergabung dalam IPTII (Ikatan Playboy Tobat Insyaallah Istiqomah) yang tengah sibuk mencari jati diri dan...