52

885 188 0
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."






•oOo•

Bugh!

Pemuda dengan jaket hitam itu tersungkur atas satu pukulan yang mendarat di wajahnya.

"Akhirnya muncul juga lo, pengecut. Bosen lari, hah?" Ucap sang pelaku—Jordi, seraya menatap lawan bicaranya dengan tatapan bengis.

Pemuda berjaket hitam itu—Arjuna, menyeka darah dari sudut bibirnya yang terluka. Seraya meringis memegangi perutnya karena beberapa pukulan yang Jordi layangkan di sana.

"Udah cukup?" Tanya Arjuna.

Jordi menarik kedua kerah jaket Arjuna.

"Bahkan sampai gue liat lo masuk liang lahat, itu gak akan cukup buat tebus semua dosa lo sama adik gue!"

Bugh!

"Ukhuk!"

Satu pukulan itu membuat Arjuna terbatuk darah. Seakan belum puas, Jordi kembali menyalahkan pukulan dan membuat Arjuna benar-benar tidak berdaya.

Bukan tidak bisa melawan, tapi Juna merasa apa yang dilakukan Jordi adalah wajar. Tidak ada kakak yang bisa diam saja ketika melihat adiknya hancur. Juna tahu betapa sayangnya Jordi pada Yola, dan kalau ada di posisi Jordi, Juna juga pasti akan melakukan hal yang sama, bahkan mungkin lebih.

Tidak akan sanggup Arjuna melihat orang yang membuat adiknya hancur berjalan dengan tenang di muka bumi.

"Kenapa lo temuin dia lagi, hah?! Lo tau seberapa muak gua denger Yola sebut nama Lo berulang kali! Nama manusia kayak Lo gak pantes keluar dari mulut suci adik gue!" Bentak Jordi penuh amarah.

Arjuna paham. Memang sedari awal, dirinya tidak pantas ada di tengah-tengah orang baik seperti Yola dan Clarissa. Seharusnya Arjuna memang tidak pernah masuk ke dalam hidup mereka.

Arjuna tahu, tapi apa daya ia jika semuanya sudah terjadi? Penyesalan tidak akan membuahkan hasil, penyesalan hanya akan membuat ia terlarut dalam suatu pemikiran yang membebaninya tanpa ujung. Yang harus Arjuna lakukan adalah melakukan sesuatu untuk memperbaiki masa lalunya.

"Lo tahu gimana Yola selalu nangis tengah malem dan nyebut nama lo di sana? Lo tau gimana dia selalu nanyain lo tiap hari? YOLA MENDERITA BERTAHUN-TAHUN! ITU SEMUA GARA-GARA LO! GARA-GARA KELAKUAN PENGECUT LO!"

Arjuna hanya diam. Ini belum seberapa, cacian Jordi tidak seberapa dibanding dengan penderitaan Yola.

Kata-kata itu begitu menusuk hati Arjuna. Dia tidak tahu kesalahan yang dulu ia anggap hanya sebagian kecil dari lingkup masa lalu kelamnya, ternyata adalah kesalahan paling besar yang ia lakukan.

"Dia bahkan gak pernah makan sebelum gue bilang lo akan datang nemuin dia suatu saat nanti. Lo tau, berapa suci hati cewek yang lo sakitin itu Arjuna!"

Dan Arjuna tidak memiliki kata lagi. Kalimat Jordi sudah cukup untuk menggambarkan penderitaan Yola selama ini. Maka dengan wajahnya yang penuh lebam, Arjuna mendongkak perlahan.

"Apa yang bisa gue lakuin? Lo bunuh gue hari ini, Jordi. Kalau itu yang bisa buat Lo lega, silahkan."

"Dan buat hidup adik gue lebih hancur? Lo dunia buat Yola, Arjuna. Dan Lo pikir gimana dia bisa hidup kalau tahu dunianya udah mati?"

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang