56

975 200 26
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."




•oOo•

Ananda menginjak rem mobilnya dengan sekali hentak, membuat tubuhnya nyaris membentur dashboard, bahkan pada sabuk pengaman pun abai ia pakai. Ananda membuka pintu mobil dengan tergesa dan membantingnya dengan kuat.

Aura gelap menyelimuti pemuda berahang tegas itu. Mata tajamnya mengkilat tajam—penuh amarah. Urat-urat leher jenjang itu menonjol, menggambarkan betapa sang empunya tengah dikuasai amarah yang membuncah.

Ananda memasuki halaman rumah di depannya setengah berlari. Belakangan ia ketahui, jika Naira tidak tinggal di panti asuhan, ia hanya berkhidmat di sana. Dan Naira masih punya keluarga.

Buk! Buk! Buk!


Bukan lagi mengetuk, Ananda memukuli pintu kayu itu tidak sabaran. Sopan satu nampak ia tapikan, yang ada di benak Ananda kini hanya Naira. Ananda benar-benar tidak rela jika perempuan sebaik Naira jatuh pada laki-laki yang salah.

"Sebentar!"

Mendidih darah Ananda sampai ke puncak kepala. Ternyata suara yang menyahut adalah suara Satria. Sedang apa pria itu di sini?!

Alhasil, ketika Satria membuka pintu, Ananda langsung menarik kerah baju pria itu dan menghadiahkan kembali satu bogeman mentah hingga Satria langsung terjatuh ke lantai.

"Gue bilang jauhin Naira!" Bentak Ananda.

Sudah tidak tahan dengan perlakuan pemuda di depannya yang semena-mena. Satria bangun dan balik mencengkram kerah baju Ananda.

"Kamu siapa suruh saya jauh dari Naira?!" Satria balik meneriaki lawan bicaranya.

Kedua tangan Ananda terkepal, wajahnya memerah padam. Ananda sebisa mungkin menahan diri, berusaha sekuat tenaga menahan amarah. Akan fatal akibatnya jika ia sampai lepas kendali.

"Cowok brengsek kayak Lo gak pantes dapat cowok sebaik Naira." Ananda melepaskan cengkraman Satria dari kerah jaketnya.

"Siapa kamu berani bicara seperti itu? Ada hubungan apa kamu dengan calon istri saya?" Satria balik menantang.

"BERHENTI BILANG DIA CALON ISTRI LO!" Ananda menarik kerah baju Satria dan kembali melayangkan pukulan pada wajah pria itu.

"Ada apa—Astaghfirullah, Mas Satria!" Naira yang baru pulang ke rumah sangat terkejut melihat Satria yang terjatuh dengan wajah babak-belur.

"Kamu apa-apaan?!" Naira meneriaki Ananda, kemudian membantu Satria untuk berdiri.

"He cheated on you!" Ungkap Ananda.

Naira menatap Satria sebentar, lalu pandangannya beralih kepada Ananda. Gadis itu nampak kebingungan. Apa maksud pria itu?

"M-Mas Satria selingkuh?"

"Ya! Calon suami lo itu jalan sama cewek lain di belakang lo!" Jelas Ananda penuh emosi.

Alih-alih marah, yang Ananda dapati dari Naira adalah wajah kebingungan.

"Mas Satria bukan calon suami Nay, Dia Kakak Nay."

Mampus Ananda.











•oOo•

Jangan salahkan Ananda, dan jangan sebut dia bodoh. Harusnya Ananda lah yang marah di sini, ada apa yang terjadi? apa maksud dari ini semua?

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang