♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."
•oOo•
Setelah denger nasihat dari Miftah kemarin, Haidar jadi optimis lagi. Optimis buat dosa karena nanti bakal diampunin sama Allah? Nggak dong! Itu mah bukan optimis namanya, tapi gak tau malu. Sama manusia yang udah baik sama kita aja, kita malu kalau ngecewain dia. Masa sama Allah Yang Maha Baik kita gak malu? Lagian siapa juga yang bikin manusia itu baik sama kita kalau bukan Allah?
“Assalamualaikum...”
“Astagfirullah!”
“Neng, Assalamualaikum itu jawabannya waalaikumsalam bukan Astagfirullah.” ucap Haidar.
“A Idar ngagetin Fiya, sih!” Kesel Shaffiya.
Haidar menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Maaf. Ngomong-ngomong Neng ngapain di sini? Sendirian?” Tanya Haidar.
Jadi sekarang Haidar sambil liat-liat sekeliling, gak ada orang di sekitar sini. Btw Haidar sekarang lagi di mall. Tadi abis beli airpods, yang punya dia rusak. Eh, gak sengaja ketemu Neng Bidadari. kayaknya ini emang jalan dari Allah deh biar Haidar bisa deket sama Shaffiya. Bukan deket dalam makna negatif, ya, maksudnya deket buat halal.
Kan Allah gak mungkin ngasih satu jalan, yang malah merugikan kita. Jadi kalau kita nempuh satu jalan, tapi dengan itu malah buat kita jauh dari Allah, berarti itu emang bukan jalan dari Allah.
“Fiya sama Abah." Jawab gadis dengan abaya hijau toska itu, Haidar manggut-manggut saja. Namun sedetik kemudian mata pemuda itu membola.
Waduh! Jadi Shaffiya dateng ke sini sama pawangnya? Wah, salah waktu kayaknya nih Haidar.
“O-oh, t-terus Babanya Neng Fiya sekarang dimana?” Tanya Hiadar was-was. Nih kalau sampai Haidar lagi gangguin anak gadisnya, bisa digantung hidup-hidup dia di tiang monas.
“Abah nemenin Ummi beli pakaian, Fiya disuruh nunggu di sini.” jawab Shaffiya yang membuat Haidar langsung menghembuskan napas lega.
Alhamdulillah... selamat Haidar berarti.
“Udah lama perginya?” tanya Haidar memastikan.
“Enggak, baru aja.”
Wah, kesempatan emas!
“Em, Neng, minta waktunya seumur hidup bisa?"
"H-hah?" Shaffiya membeo.
Haidar tertawa kecil melihat ekspresi terkejut dari gadis di depannya. Astagfirullah, zina mata!
"Maksudnya minta waktu neng Fiya sebentar, boleh? ada yang mau Aa omongin, serius." Pinta Haidar seraya memerhatikan keadaan sekitar.
“T-tentang apa?” tanya Shaffiya ragu.
“Jangan di sini ngobrolnya, di Cafe depan aja, gimana?” Haidar memberi usul, namun langsung dibalas gelengan pelan oleh lawan bicaranya.
“M-Maaf, tapi Fiya disuruh nunggunya di sini sama Abah.” tolak Shaffiya halus.
Bukan cuma itu sebenernya alasan Shaffiya, tapi kalau di cafe, ngobrol berdua, cewek-cowok, itu berpotensi menimbulkan fitnah. Ngobrol disini sama Haidar aja, dimana sekitar mereka lagi banyak orang, sebenernya Shaffiya ngerasa gak enak. Ini termasuk ikhtilat gak, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaul-Gaul Sholeh
SpiritualGAPLEH | Gaul Tapi Sholeh *** "Kalau ada yang bilang anak mesjid itu gak asik, mereka belum kenal kita berarti." *** Cerita 7 orang pemuda yang tergabung dalam IPTII (Ikatan Playboy Tobat Insyaallah Istiqomah) yang tengah sibuk mencari jati diri dan...