25

1.1K 252 4
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."




•oOo•

Setelah ziarah ke makam ayahnya, Haidar langsung pulang ke rumah. Karena tempat paling aman buat Haidar sekarang kalau gak di masjid ya di rumah. Secara kan Haidar lagi galau gini, jadi gampang banget ke distrack sama hal yang buruk-buruk.

"Assalamualaikum..."

Pas Haidar masuk, di ruang tamu dia ngeliat Ummi sama teh Hasna lagi pada ngobrol. Ngeliat muka mereka yang pada serius, Haidar bisa tebak kalau mereka lagi bicarain masalah yang kemarin.

“Bahas soal laki-laki itu lagi?” tanya Haidar sambil ngelepas jaket yang dia pake terus duduk di sofa.

"A.” Ummi kasih peringatan sama Haidar.

"Kenapa sih, Mi? Teteh juga kenapa gak dengerin omongan Haidar, sih? Udah cerain aja cowok gak bener kayak gitu! Udah gak pernah kasih nafkah, gak pernah pulang, eh sekalinya datang minta poligami." Marah Haidar, dia bener-bener kehabisan kata-kata positif buat kakak iparnya itu.

"A, bicaranya dijaga atuh, kasian si Teteh." Ummi ngingetin, kasian Hasna yang udah tertekan keliatan makin bingung sama perkataan Haidar.

“Ummi kemana aja? Emang teh Hasna pernah bahagia? Selama nikah sama orang itu teh Hasna gak pernah bahagia!” Emosi Haidar makin tersulut.

Omongan Haidar itu ngebuat Ummi gak bisa bicara lagi. Ummi gak bisa nampik kalau semua yang diomongin sama Haidar itu emang bener. Hasna emang gak pernah bahagia selama nikah sama Dhani. Dia lebih banyak sedih dan tertekan.

"Assalamualaikum.."

Atensi mereka bertiga langsung teralih sama orang yang baru aja masuk dari pintu depan—Dhani.

"Nah, ini nih biang masalahnya nongol, mau ngapain lo kesini?!" Haidar langsung berdiri mau nyamperin Dhani, tapi ditahan sama Ummi nya.

Dhani tidak menanggapi ucapan Haidar sama sekali. Tanpa persetujuan siapapun, ia mendudukkan dirinya di samping Hasna—berhadapan dengan Haidar. Hal itu membuat suasana diantara mereka menjadi semakin tegang.

“Mau ngapain lo ke sini, hah? Mau minta izin buat poligami? Inget Dhani, selama gue masih hidup gue, gue gak akan pernah biarin lo nyakitin Kakak gua, ngerti lo?” Ucap Haidar penuh penekanan.

Tidak ada lagi sosok pemuda yang humoris, sekarang yang ada hanya seorang pria dewasa yang berusaha berdiri kokoh sebagai tameng melindungi orang-orang yang berada dalam tanggungannya.

Haidar bukan anak kecil, dia tahu betul gimana penderitaan Hasna selama hidup sama manusia gak bertanggungjawab itu. Haidar tahu gimana kakaknya nyembunyiin luka dibalik senyum yang dia tunjukin sama semua orang, Haidar denger gimana kerasanya tangisan Hasna dibalik siang hari yang ia jalani dengan ceria, Haidar tahu itu semua!

“Saya janji akan adil.” Dhani membuka suara.

"Cuih, Lo sama kakak gue aja gak bisa kasih nafkah lahir batin, apalagi sekarang poligami!" Bentak Haidar, merasa muak dengan perkataan orang itu.

"Diam, Haidar! ini urusan keluarga saya, kamu tidak berhak untuk ikut campur!" Dhani bersuara tidak kalah tegas, tidak senang jika anak itu ikut campur dalam urusan rumah tangganya dengan Hasna.

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang