14

1.5K 270 2
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."





•oOo•

Tidak hanya parasnya yang rupawan, kaos putih polos merk Celine, jaket denim dengan logo Gucci, jeans abu tua dengan label Chanel, sepasang sepatu Givenchy, pun tas ransel Prada dan jam tangan Burberry yang melingkar di pergelangan tangan kirinya tak kalah menarik perhatian.

Chairil ngambil jurusan manajemen, sebenernya itu bukan Chairil yang mau, tapi maminya. Chairil males debat sama orang tua, jadinya iya-iya aja, dulu Chairil mikirnya jurusan apa aja tetep dia bakalan nerusin perusahaan keluarganya.

Chairil kemudian melepas kaca mata yang ia kenakan dan membuka pintu perpustakaan. Bukan untuk mencari buku, hanya sekedar ngadem. Setelah masuk ke dalam perpus, Chairil mutusin buat ambil buku dulu. Buat formalitas aja, yakali dia mau pelanga-pelongo doang.

Chairil milih bukunya juga acak, toh gak akan dibaca. Tapi ternyata di samping Chairil ada orang yang mau ambil buku itu juga. Cuma karena orang itu pendek, jadi Chairil duluan yang dapet.

"Gue dulu." Kata Chairil dingin, abis itu balik badan.

Karena gak terima, orang yang tadi ngejar balik Chairil dan ngehadang langkah cowok itu.

"Gak, gue duluan. Siniin bukunya!" Pinta orang itu.

Chairil sedikit tersentak mendengar perkataan dari lawan bicaranya. Di kampus ini hampir gak ada yang berani sama Chairil, mau temen seangkatan, kating, bahkan dosen sekali pun. Nah ini orang siapa? kok keliatan gak ada takut-takutnya?

Mana cewek lagi, badannya juga mungil, bisa ditebak kalau dia usianya pasti di bawah Chairil.

"Nope, gue duluan." Pungkas Chairil tegas.

Bukannya Chairil gak mau ngalah sama cewek, tapi emang iya! Gak terima Chairil tuh diginiin. Apalagi cewek itu cara mintanya aja nyebelin, gak ada sopan-sopannya, mana mau Chairil ngasih.

"Ck, gue butuh buku itu buat ngerjain tugas! bentar lagi kelas gue mulai, udah siniin!" ucap gadis dengan outer kemeja biru tua itu memaksa.

Bukan merasa iba, sudut bibir pria berkulit putih susu itu justru terangkat—membentuk senyuman miring di wajah tampannya. Chairil menatap perempuan di depannya angkuh.

"Emang gue peduli?"

"Ya, harus!"

"Why?"

"Ya—ya, karena lo cowok, ngalah lah!"

"Emang ada peraturannya kalau cowok harus peduli sama urusan semua cewek? We don't even know each other, so why should I care about your business?" Tanya Chairil menusuk.

"Dasar dari keutamaan orang yang mau mengalah, salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW, yang artinya barang siapa yang menginginkan sesuatu, lalu ia menolak syahwatnya dan mengalah terhadap dirinya, maka (dosa)nya diampuni, HR. Ibnu Hibban." Ucap gadis itu.

Chairil cukup terkejut dengan pernyataan gadis dengan pashmina pisket hitam itu. Namun tak lama ia kembali tersenyum miring.

"Terus kenapa gak lo aja yang ngalah kalau gitu? Bukannya barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga?" Chairil membalas.

Gaul-Gaul SholehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang