.
.
.
Kantin hari ini lebih penuh daripada biasanya, kerumunan orang-orang sudah seperti lautan manusia.
Mana bau kantin jadi apek banget lagi saking sumpeknya. Oikawa sampe gak jadi ke kantin dan balik lagi ke kelas, gapapa deh nahan laper sampe jam istirahat kedua nanti.
Oikawa membuka ponsel miliknya, melihat notifikasi SMS dari Hanamaki untuk berkumpul di rooftop dengan Iwaizumi dan Matsukawa.
Ia menghela nafas, sebelum pergi Ia kembali mengecek bukunya di kolong meja. Di samping buku ada kertas hasil tesnya yang terlihat sama seperti sebelumnya, berbentuk bulatan lecek seperti segumpal sampah.
Oikawa tak memedulikan hal itu, bergegaslah Ia pergi menemui kawan-kawannya sebelum waktu istirahat habis.
●○●○●○●○
"Wei bagilah!" Hanamaki menyeru, berusaha mengambil sandwich yang berada di tangan Matsukawa.
Dengan cekatan Matsukawa menghindar sambil menjulurkan lidahnya kepada Hanamaki, meledeknya.
"Ck, Mats-"
Dug!
"?!!???!"
"Ah..!"
Hanamaki terpaku saat itu juga, karna Ia terjatuh.
Bahkan Matsukawa ikut diam.
Iwaizumi dan Oikawa juga berhenti makan.
Kenapa? Padahal Hanamaki kan cuma terjatuh?
'Sial!!!' Hanamaki mengutuk dirinya dalam hati, bukan masalah terjatuh, tapi ini masalah malu.
Sebab Hanamaki terjatuh diantara selangkangan Matsukawa. Dengan posisi kepalanya berada diantara paha Matsukawa yang sedang duduk sila.
'Sial apa-apaan?! Muka gua terlalu deket sama Kon nya Matsun!' Pikir Hanamaki.
"AHHHHH!!!" Ia langsung menjauhkan wajahnya dan berteriak seperti orang kesetanan, wajahnya semerah tomat sekarang.
Sandwich pun sudah tidak Ia pedulikan, Hanamaki berlari, kemudian kembali lagi dan menggebuk punggung Iwaizumi yang tengah minum.
Jadilah, Iwaizumi nyembur.
Ia tertohok dan menyemburkan susu ke wajah Oikawa disebelahnya.
"MAKKI JUANCOK, PERUSUH!" Maki Oikawa kesal.
Seragam serta wajahnya menjadi basah dengan cairan susu putih tersebut.
"AAAAAA, GAK GAK GAK!! ITU ANUNYA, ANUNYA!!!" Pekik Hanamaki sambil menunjuk-nunjuk bagian tengah celana Matsukawa.
"Bangsat." Umpat Iwaizumi kesal.
Memang terkadang hidup banyak cobaan, kalo dikit namanya cobain.
"Woi makki, tenang dulu bisa gak?!" Seru Oikawa, Ia mengejar Hanamaki dan mengguncang-guncang tubuh si surai pink itu.
"T-tapi Oik..!" Ia mencengkram jas Oikawa, "Huhu, Oik kalo misalnya gua gabisa ngeliat kon dengan normal lagi itu artinya gua phobia kon.."
"Hah? Lu ngomong apaan sih?" Ujar Oikawa bingung.
Hanamaki menunjuk Matsukawa yang sudah kembali tenang memakan sandwich jatah Hanamaki.
"Tadi, gua hampir nyium anunya Matsun...." Lirihnya.
"AHHHH, GAK GAK!" Hanamaki berteriak, mengingat itu membuatnya frustasi. Ia masih ingat betapa besar anunya Matsun tercetak jelas dari balik celananya di depan wajah Hanamaki.
"Yah, kumat." Oikawa pasrah.
"Oi! Daripada kayak orang gila mending lo keringin tuh baju Oik!" Seru Matsukawa.
"Keringin pake apaan hah?!" Hanamaki menyeru sebal.
"Jemur lah."
Hanamaki berhenti kayang lalu melihat awan yang mendung, rasa-rasanya mustahil jika harus menjemur sekarang.
"Goblok, lo pikir ngejemurnya kayak lagi ngeringin ikan teri?!"
"Ga nyambung-"
"Buta ya lo? Mendung tauk!" Hanamaki menghampiri Matsukawa dengan bertolak pinggang, menunjuk awan yang berwarna abu-abu.
"Kalo gitu gua aja yang ngeringin, gua angetin ntar."
"Caranya?"
"Segs."
Matsukawa menyeringai, Hanamaki yang mengerti maksud dari kata-kata teman memenya pun memerah. "AAAAAAAAAAHHHHH APAANSIH GAK JELAS DASAR ORANG MESUM, ANJING!" Ia menendang wajah Matsukawa dengan sepatunya sampai tertohok.
"PFFFTTTR-" Iwaizumi yang baru menenggak susunya melihat kelakuan Hanamaki langsung nyembur lagi dan kini mengenai Matsukawa.
Hadeh Matsun2, sudah digebok, tersembur pula.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine. [岩及]
Teen Fiction"Jangan sentuh apa yang telah menjadi milikku. " Disaat Oikawa butuh pertolongan, Iwaizumi ada disana. Menyeringai puas merasakan kemenangan karena selalu dapat melindungi Oikawa tepat waktu. When you're obsessed about someone, you will try everyth...