04 : PDKT

1.2K 131 22
                                    

.

.

.

"I-wa-chan~!" Oikawa datang dan loncat memeluk sahabatnya dari belakang, membuat Iwaizumi kemudian menjitaknya karena keberatan dengan bobot Oikawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-wa-chan~!" Oikawa datang dan loncat memeluk sahabatnya dari belakang, membuat Iwaizumi kemudian menjitaknya karena keberatan dengan bobot Oikawa.

"Ittai.." Ringis Oikawa pelan.

"Mau apaan lo?" Tanya Iwaizumi ketus.

Oikawa merengut. "Cih, Iwa-chan gak ramah bintang nol." Ia membentuk jarinya menjadi bulat.

"Bodoamat." Iwaizumi membuang muka apatis.

Meski dihiraukan, Oikawa tetap duduk di sebelahnya, kursi milik siswi perempuan itu sedang kosong soalnya. "Oh iya, gua belum nanya kemarin dapet hasil secondary gender apa Iwa-chan?"

Yang ditanya tanpa menjawab membuka resleting tasnya dan mengeluarkan secarik kertas putih yang sudah terlipat.

Ia memberikan kertas hasil tes secondary gendernya ke Oikawa.

"Hmm.." Oikawa bergumam, Ia menerima kertas itu lalu membukanya. Ia pun membaca info paling pojok terakhir karena bacaan Secondary Gender lah yang di incarnya.

Iwaizumi Hajime, 17 tahun. Secondary Gender : Alpha Dominan

Oh, wow.

Jantung Oikawa terasa berhenti berdetak tiga detik. Satu detik tekejut, dua detik sisanya mencerna apa yang Ia lihat.

Sahabatnya itu lebih kuat darinya? Memiliki kasta tertinggi, yaitu Alpha Dominan.

Ada sekitar semenit Oikawa bengong memperhatikan secarik kertas itu tak percaya. Sampai Iwaizumi harus menariknya kembali karena merasa Oikawa memperhatikan terlalu lama.

"Liatinnya kelamaan." Celetuk Iwaizumi.

"Ah.." Oikawa berkedip, sadar dari lamunannya lalu menggeleng.

"Secondary gender Iwa-chan bagus ya, kasta tertinggi." Puji Oikawa.

Iwaizumi tersenyum bangga. "Iyalah, emang lo dapet apa?" Ia bertanya.

Oikawa ragu-ragu sebentar, lalu Ia menjawab. "Beta."

"Oh."

Oh..?

Itu saja reaksinya?

"Ma, gua pikir lo bakal dapet alpha juga." Iwaizumi menggedikkan bahu. "Atau malah Omega, haha."

"Ah.. Haha.." Oikawa tertawa canggung. "Berarti perkiraan Iwa-chan tentangku salah."

"Iya, padahal lo kemaren bilang bakal jadi omega gua semisal lo dapet secondary itu."

"Hahaha, Iwa-chan barusan lo ngakuin kalo lo mau jadi mate gua?" Tanya Oikawa gurau.

Anggukan serius dari Iwaizumi menjadi jawaban yang membuat Oikawa seketika terdiam. Tawanya terasa di-cut oleh keseriusan Iwaizumi.

"Eh...?" Oikawa menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk mengalihkan perasaan canggungnya. Dan Iwaizumi juga melakukan hal yang sama.

"Iwa-chan apaan sih. Gak nyangka bisa kayak gitu juga."

Iwaizumi melirik Oikawa sekilas, wajah mereka sama-sama mengeluarkan semburat merah tipis.

"Urusai na." Oikawa terkekeh dengan jawaban itu.

●○●○●○●○

"Oi, Kunimi!"

Yang dipanggil menoleh dengan malas, suara itu sangat familiar di telinganya.

"Apa lo?"

Kindaichi seketika berhenti di tempat, padahal jarak mereka masih lumayan jauh, tapi mendengar suara ketus Kunimi saja membuatnya seperti seorang suami takut istri.

"A-anu mi.. Mau pulang bareng gak? Kebetulan rumah kita kan searah, hehe.." Tawar Kindaichi malu-malu.

Kunimi menaikkan satu alis menatapnya. Jujur Kindaichi sedikit risih diperhatikan seperti itu. Apalagi, dengan orang yang Ia sukai.

"Ayo." Sahut Kunimi santai.

"Eh?"

"Ck, ayo buruan. Gausah ah eh ah eh, gua tinggal nih." Dengan segera Kunimi membalikkan badan dan melangkah meninggalkan Kindaichi dibelakangnya.

Kindaichi tersenyum senang. "Ayo!" Ia berlari menghampiri Kunimi dan mensejajarkan jalan mereka.

Kapan lagi kan Ia bisa berjalan dengan orang yang disukainya?

Kindaichi merasa beruntung dengan dirinya sendiri karena berani mengajak pulang bareng Kunimi, setidaknya untuk hari ini.

Karena selama ini, Kindaichi tidak pernah punya keberanian untuk melakukannya.

.

.

.

Tbc.

Mine. [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang