.
.
.
Perkelahian antara Iwaizumi dan siswa dari Nekoma tak dapat dihindari.
Mereka saling pukul satu sama lain sampai menimbulkan lebam dan luka gores di wajah mereka. Yang satunya terus memprovokasi, dan yang satunya lagi semakin tersulut api.
"Berdiri lo! Urusan kita belom selesai!" Iwaizumi menarik lengan pemuda itu dengan agresif membuat yang ditarik meringis kecil.
Senyumnya tak kunjung pudar dari wajah pemuda itu karna berkelahi dengan Iwaizumi. Memang badannya lebih tinggi, tapi Ia lebih kurus. Berbeda dengan Iwaizumi yang meski lebih pendek, badannya lebih besar.
Pemuda berjaket merah mengelap mulutnya yang terasa kasat, rasanya seperti besi metal karena cairan merah yang terus keluar akibat pukulan yang Ia terima dari Iwaizumi daritadi.
Ia juga berusaha melawan Iwaizumi, tapi lebih fokus bertahan karena surai spiky hitam itu terus saja memberinya pukulan bertubi non-stop.
Pas lagi seru-serunya, tiba-tiba ada dua panitia laki-laki yang melihat perkelahian dan mereka berusaha untuk melerai. Salah satu dari mereka pergi untuk memanggil guru.
Orang-orang mulai berdatangan mengerubungi area karena penasaran. Ada beberapa saksi mata, diantara mereka banyak yang membantu melerai perkelahian, sedangkan beberapa anak perempuan menolong Oikawa dengan memberikannya air minum agar tenang.
Tak lama, guru mereka datang. Dan kebetulan yang datang adalah pak Loid Forger, guru paling tegas sejagat raya.
"Hei, hentikan!" Pak Loid berseru, Ia terjun ke tengah-tengah dan menjewer dua bocah tersebut. Menyeret mereka untuk pergi keruangannya.
Iwaizumi pasrah dengan muka datar. Sebenarnya mau menolak karena dia tiba-tiba teringat Oikawa yang belum ditolongnya, tapi pasti pak Loid gak bakal mau denger. Sedangkan pemuda dari Nekoma itu sudah mengaduh kesakitan karena kupingnya dijewer.
Disisi lain, Oikawa berusaha menjaga kesadarannya. Ia hanya mengingat Iwaizumi datang dan berkelahi lalu setelah itu Ia dibopong beberapa panitia lomba ke UKS. Tepat setelah dibaringkan lalu diberi bius penenang, Oikawa tak sadarkan diri.
●○●○●○●○
"Kuroo tetsurou." Loid menatap anak jaket merah. "Lalu,"
"Iwaizumi Hajime." Dan berganti menatap Iwaizumi dengan tatapan mengancam.
"Kalian berdua dapat peringatan sekaligus hukuman." Loid menghela nafasnya, berusaha untuk sabar. "Kalian bersikap kurang ajar, tidak bisa menahan emosi. Terutama kamu, Kuroo Tetsurou, tidak tahukah arti ber-etika? Ini bukan sekolahmu, tapi kamu berani membuat keributan disini. Adab itu penting, dan menahan diri untuk tetap sabar juga penting." Tepat di kalimat terkahir, Ia menatap Iwaizumi Hajime.
"Mengerti kalian?" Tanya Loid.
Mereka diam. Bukan untuk intropeksi dan mengakui kesalahan masing-masing tapi mereka sedang memikirkan cara untuk menang satu sama lain. Bagi mereka, perkelahian antar pemuda sejati belum selesai. Siapa bilang setelah ini mereka akan berubah? Anak cowok itu keras kepala.
"Dengar tidak?" Loid yang kesal diabaikan pun memukul meja sampai mengundang beberapa pasang mata kearah mereka.
"Iya Pak." Balas mereka bersamaan. Lihat? Mana ada dari mereka yang meminta maaf kan? Hanya mengiyakan lalu pergi setelah mendapat surat peringatan.
"Awas lo sialan, berani nyentuh dia lagi, muka lo rata." Iwaizumi membuka percakapan setelah mereka cukup menjauh dari ruang guru.
"Haha, santai aja kali. Lo pikir gua beneran mau sama dia? Cih, bukan selera gua. Lagian gua kesekolah lo kan tujuannya buat lomba doang. Tapi boleh dong kalo gua nyari sedikit kesenangan dulu? Kebetulan, tadi mangsa di depan mata, jadi bisa gua terkam. Eh gak nyangka, ternyata dia dipawangin sama lo, jadi gak asik deh." Sindir Kuroo.
Iwaizumi menarik kerahnya kesal, urat imajiner tertampik diwajahnya. Setiap kata yang diucapkan Kuroo, membuatnya ingin memukuli wajah sok asik itu berkali-kali. Ia banyak bicara dan menyebalkan.
"Gua tebak, lo mau nonjok gua. Tapi kalo lo berpikir logis, lo gak akan gegabah karena apa yang gua ucapkan adalah fakta." Ia menyeringai.
"Diem lo brengsek. Orang sialan kayak lo gak pantes dapet mate. Sampe kita ketemu lagi, dimana pun dan kapanpun, hal pertama yang akan gua lakuin pasti nonjok muka lo."
Kuroo tertawa, Ia tak yakin dengan hal itu. Hei, dari kedekatan mereka saja, mereka terlihat seperti sepasang teman.
"Bangsat, ngapain ketawa? Gua serius." Iwaizumi melepas tautan dengan kasar, membuat kerah kuroo lecek akibatnya.
"Kalo gitu, gua berharap kita ketemu lagi haha."
Iwaizumi tertawa. "Mimpi lo."
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine. [岩及]
Teen Fiction"Jangan sentuh apa yang telah menjadi milikku. " Disaat Oikawa butuh pertolongan, Iwaizumi ada disana. Menyeringai puas merasakan kemenangan karena selalu dapat melindungi Oikawa tepat waktu. When you're obsessed about someone, you will try everyth...