28 : Survive?

594 56 38
                                    

.

.

.

Suara rusuh menyapu indera mamalia kecil yang reflek keluar dari persembunyiannya meski terbiasa berada di tempat sampah dalam kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara rusuh menyapu indera mamalia kecil yang reflek keluar dari persembunyiannya meski terbiasa berada di tempat sampah dalam kegelapan. Bahkan jalanan di gang sempit, gelap, dan sepi itu bergetar akan suara derapan langkah kaki yang begitu banyak. Menggema, terdengar bergerombol.

Matsukawa tiba dengan serombongan tin polisi beserta satu helikopter yang menyinari Tempat Kejadian Perkara dari atas.

Ia sampai tepat setelah keadaan benar-benar sudah mengenaskan. Darah bercecer dimana-mana. Iwaizumi tergeletak telentang di tengah-tengah gang tak sadarkan diri dengan beberapa luka lebam di wajahnya.

Dan semakin Ia melangkah, Ia melihat di ujung sana terdapat Hanamaki terbaring di paha seorang Pemuda berjaket merah dan mereka juga tak sadarkan diri.

Langkahnya kemudian terhenti sejenak.

Sebab darah yang merembes dari tungkai kiri Hanamaki.

"HANAMAKI!" Matsukawa berlari cepat menghampirinya, teriakannya berhasil membuat beberapa polisi menarik perhatian mereka dan pergi menyusulnya. Raut muka para aparat itu tampak tak percaya.

"Makki, bangun! Makki!!" Matsukawa mengguncang tubuh itu dengan kuat. Karena tak dapat respon, Ia mencoba mengecek denyut nadinya.

Tidak berdetak.

"Makki, bangun!" Ia menekan kembali denyut di nadi, berharap ada detak kecil yang muncul meskipun lemah.

Matsukawa tahu Ia terlambat, tapi otaknya berusaha mencerna semua kejadian. Ia tak peduli dengan keadaan.

Sialan.

Ini semua karena Iwaizumi Hajime.

Psikopat sialan.

Matsukawa menolehkan wajahnya untuk menatap tubuh kaku Iwaizumi. Ia berdiri kemudian menghampirinya. Begitu tenang sampai tak ada yang tahu kalau tangannya mengepal kuat hingga kukunya menancap ke telapak karena berusaha menahan amarah.

Matsukawa membenci Iwaizumi.

"Ini semua gara-gara lo." Ia berucap kepada tubuh kaku itu, beberapa pasang mata polisi langsung memusatkan perhatian lagi padanya.

"Ini semua gara-gara lo!! Brengsek!!"

"INI SEMUA GAK AKAN TERJADI KALO GAK KARENA KEBRENGSEKAN LO DALAM MENCINTAI OIKAWA!!" Tangannya diangkat, Ia bersiap memukul wajah lebam itu.

"GARA-GARA LO, MAKKI—!"

"Anak muda!" Seorang polisi ber-nametag Daichi reflek menahan tangan Matsukawa dari meninju Iwaizumi. Kalau tidak dihentikan, Matsukawa bisa-bisa terkena UU tindakan kekerasan.

Mine. [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang