Hari ini Nara,Fenly dan teman-temannya akan pergi ke Bandung. Seperti yang dikatakan Nara dan Fenly tempo hari,mereka akan ke Bandung menemui orang tuanya di sana.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi,teman-teman Nara sudah berkumpul di apartemennya. Niatnya mau ketemuan di pom bensin,tapi katanya sekalian liat kondisi Nara.
*
"Kalian udah makan belum?" Tanya Nara saat menghampiri para sahabatnya di ruang tamu.
"Udah kok,gak usah repot-repot bep" sahut Billa,semuanya mengangguk mengiyakan
"Ya udah,mau minum apa?" Tanya Nara lagi
"Nggak usah Naraya Michellia,kita ke sini itu buat sekalian liat keadaan lo" kata Raini,Nara mengangguk paham.
"Kita langsung otw aja yuk!" Usul Fenly yang baru keluar dari kamar.
"Boleh" sahut Shandy,semunya mengangguk setuju.
Setelah siap-siap, mereka langsung berangkat menuju Bandung. Nara dan Fenly semobil sama Billa,Zweitson,Fiki dan Laura. Shandy dan Raini semobil sama Ricky,Tasya,Rany,dan Fajri. Shinta dan Reno tidak ikut,katanya mereka ada acara keluarga.
Setelah beberapa jam perjalanan,akhirnya mereka sampai di Bandung di tempat kediaman keluarga Nara. Nara tidak melihat ada kendaraan kedua orangtuanya itu. Nata menebal jika mereka berdua masih sibuk dengan pekerjaannya.
Tidak perlu heran jika melihat hal seperti itu,karena memang Nara,Farhan,dan Nadia sudah biasa merasakannya. Bundanya bilang,mereka rindu sama Nara dan Fenly. Tapi kenapa ayah dan bundanya tidak ada? Mungkin saja mama papa ada di dalam,tapi Nara juga rindu kepada kedua orangtuanya itu.
Mereka memasuki rumah yang cukup besar,masuk kerumah Nara langsung di suguhkan dengan lampu-lampu mewah yang tergantung rapi di atas.
Di ruang tengah,mereka sudah bisa melihat ada mama papa Fenly,Nasya,Farhan dan juga Nadia. Benar dugaan Nara,kedua orangtuanya itu tidak ada.
"Assalamu'alaikum" salam mereka semua dan menyalimi tanga mama papa Fenly.
"Kakakk!" Panggil Nadia lalu berjalan menuju Nara berdiri dan memeluknya.
Nara membalas pelukan hangat sang adik "Apa kabar? Gimana masih ada yang sakit gak?" Tanyanya,Nadia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Perlahan Nadia melepaskan pelukannya pada Nara,dia mendongakkan kepalanya guna melihat wajah Nara yang lebih tinggi dari nya.
"Kenapa?" Tanya Nara "Kakak udah adain keponakan belum buat aku,kak Nasya sama abang? Terus cucu buat mama,papa,ayah sama bunda" ucapnya
Bibir Nara tersenyum hambar,dia bingung harus bagaimana menjawabnya. Mata teman-teman langsung tertuju padanya. Seolah mengerti apa yang sedang Nara pikirkan.
"Nadia,kakak nya suruh duduk dulu dong. Masa mau berdiri terus kayak gitu?" Kata mama
Lalu Nara duduk di samping Fenly,dengan hati yang gelisah Fenly memeluk pinggang Nara.
"Ada apa sayang?" Tanya mama,papa mengangguk meminta penjelasan.
Sebenarnya tidak ada niat untuk mereka kesini memberi taukan soal keguguran Nara,tapi menurut mereka berdua bagaimanapun keempat orangtuanya harus tau.
Dengan hati yang ragu,Fenly ingin mengatakan yang sejujurnya. Tanga Nara mengelus tangannya guna memberikan ketenangan untuknya.
Fenly menarik nafas panjang dan bersiap untuk mengatakannya. Mama,papa,Farhan,Nasya dan Nadia bingung dengan apa yang Nara dan Fenly lakukan. Teman-teman pamit ke taman belakang rumah Nara,mereka hanya tidak ingin mengganggu pembicaraan keluarga ini.