Malam yang indah menyelimuti kedua pasangan suami istri ini. Setelah menidurkan kedua anaknya,tangan Nara di tarik oleh Fenly ke balkon kamarnya.
"Mau sampai kapan tangan mu disini?." Tanya Fenly yang pinggangnya terus saja di peluk oleh sang istri.
"Sampai besok pagi,atau nggak sampai ajal ku."
Fenly menunduk dan membelai lembut rambut panjang Nara. Memiliki istri sepertinya adalah anugerah yang terindah baginya. Oh ayolah,Fenly sangat menyayangi nya.
(Siapa yg mau di sayang sm kovel kyk sayangnya dia ke Nara?,-thor)
"Jangan pernah tinggalin aku sama anak-anak ya,kita sayang sama kamu." Kata Fenly,Nara mengangguk lalu mengeratkan pelukannya.
Tuhan tolong aku...
Tolong jaga dia...
Tuhan aku sayang,dia...
Aku tak akan berhenti, menemani dan menyayangi mu...
Hingga matahari,tak terbit lagi...
Bahkan bila aku mati,ku kan berdoa pada ilahi,tuk satukan kami...
Di surga...
Nanti....
"Itu buat aku sama anak kita?." Tanya Nara setelah Fenly berhenti bernyanyi.
Fenly menarik nafas panjang dan mengangguk pelan.
"Apa kamu pernah berfikir untuk ninggalin aku?." Tanya Fenly tiba-tiba, mendengar pertanyaan itu membuat Nara melepaskan pelukannya dan menatap dalam manik mata Fenly.
"Aku butuh jawaban,bukan tatapan maut," kata Fenly
"Nggak ada,dan gak akan pernah ada pikiran itu di otak dan hati aku." Jawab Nara lalu menangkup wajah Fenly menggunakan kedua tangannya.
"Wait," ucap Fenly lalu melepaskan tangkupan tangan Nara dan mengambil sesuatu dari kantung celananya.
"Kamu mau ambil apa itu?." Tanya Nara sambil sedikit melongok ke arah tangan Fenly.
"Tutup mata kamu," pinta Fenly "Emangnya kamu mau ngapain sih?." Tanya Nara heran "Udah tutup dulu aja matanya," pinta Fenly lagi,Nara mengambil nafas panjang sebelum menutup matanya.
Setelah itu Fenly memakaikan kalung di leher Nara. Nara tau itu kalung,tapi pura-pura gak tau aja katanya.
"Sekarang kamu bisa buka mata kamu," kata Fenly setelah memakaikan kalungnya.
Nara membuka matanya dan kembali mengahadap Fenly lalu merambah ke lehernya.
"Kamu ngasih aku kalung?." Tanya Nara,Fenly mengangguk antusias.
"So sweet banget si kamu," kata Nara lalu refleks memeluk Fenly.
"Makasih ya Ofen,aku sayang dehh." Kata Nara di sela pelukannya.
"Apa sih yang nggak buat istri aku? Hmm?." Sahutnya lalu mengecup pipi Nara.
"Gimana kalo besok kita cari rumah?." Tanya Fenly setelah melepaskan pelukannya.
"Boleh sih,aku juga udah bosen banget tinggal di apartemen." Jawab Nara "Tapi kalo Lea sama Vie kita ajak takutnya mereka capek," kata Nara
"Titipin ke mama dulu aja," kata Fenly "Jangan lama lama ya, takutnya mereka nangis." Fenly mengangguk.
"Masuk yu,udah malem juga. Gak baik angin malem buat Naraya," kata Fenly,Nara mengangguk.
"WAIT!." Pekik Nara "Kenapa?." Tanya Fenly sambil mengerutkan keningnya.