Seminggu telah berlalu,dari beberapa hari lalu Nara selalu saja mual-mual dan sakit kepala. Fenly curiga bahwa istrinya ini sedang hamil. Tapi dia belum mengatakan nya karena belum pasti. Nara selalu menolak jika di ajak ke rumah sakit untuk periksa.
*
"Aku cuma takut kamu kenapa-napa,Nara. Kita periksa ya?." Kata Fenly,Nara tetap saja menggelengkan kepalanya "Aku gapapa Fen,mungkin ini cuma mual biasa aja." Jawabnya.
Kalian tau? Itu adalah ajakan dari Fenly yang ke seribu lima ratus empat puluh sembilan. Dan itu juga tolakan Nara yang ke seribu lima ratus empat puluh sembilan.
"Huek-huek!." Nara langsung berlari ke kamar mandi dan menuangkan segala isi dalam perutnya. Dengan sigap Fenly berlari menyusul Nara ke kamar mandi.
Setelah selesai,Fenly memapah Nara ke ruang tengah. Nara duduk di pojok sofa dan memijat pelipisnya. Tangan Fenly terus saja memijat tengkuk Nara,terlihat wajahnya yang semakin panik.
"Fen,aku pengen di peluk kamu dong." Pinta Nara di sela-sela memijat pelipisnya,dengan senang hati Fenly menurutinya.
"Makasih ya," disis Nara di dalam pelukan Fenly. Beberapa menit kemudian Fenly merasakan tubuh Nara semakin berat,perlahan Fenly melepaskan pelukannya. Seketika itu juga tubuh Nara terkulai lemas.
"Astaga!." Pekiknya,dengan hati yang panik Fenly mencari kunci mobilnya. Setelah itu ia langsung membawa Nara ke rumah sakit.
Lima belas menit kemudian mobil Fenly terparkir di parkiran rumah sakit. Dirinya menggendong Nara sampai beberapa petugas rumah sakit datang membawa brankar untuknya.
Saat Fenly ingin masuk kedalam,salah satu suster mencegahnya.
"Tolong istri saya sus." Pinta Fenly,suster tersebut mengangguk sambil tersenyum. Dan barulah pintu ruang pemeriksaan si tutup olehnya.
Sudah dua puluh lima menit Nara berada di dalam sana. Tapi dokter yang menanganinya belum juga keluar. Fenly semakin panik dengan keadaan ini.
"Selamatkan Nara ya tuhan." Ucap Fenly bermonolog sambil menggesek-gesek tangannya.
Gret..
Dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan Nara,Fenly yang mendengar suara pintu terbuka pun langsung menengok ke belakang nya. Fenly melihat dokter itu,wajahnya begitu gembira. Ada apa dengan nya?
"Dengan keluarga pasien." Ucap dokter itu "Saya dok,saya suaminya." Jawab Fenly lalu berjalan ke depan sang dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?." Tanya Fenly,dokter itu tersenyum manis menanggapi pertanyaan Fenly.
"Kok dokter malah senyum? Seneng ya liat pasien nya sakit?." Tanya Fenly sedikit, ngegas?
"Sabar dulu dong pak,saya punya kabar gembira lho buat bapak." Ucapnya sedikit tertawa.
"Iya,apa?."
"Selamat,istri anda sedang hamil." Ucapnya lalu kembali tersenyum.
"Se-serius dok? Dokter gak bohong kan?." Tanya Fenly,dokter tersebut masih memasangkan ekspresi wajah yang sama. Tapi kali ini,dia menganggukkan kepalanya.
"Saya sudah boleh masuk kan dok?." Tanya Fenly lagi "Boleh saja,tapi mohon tenang ya pak. Biarkan istri bapak istirahat sejenak." Jawabnya,Fenly mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju Nara di dalam. Dirinya meninggalkan dokter itu diluar,kebalik.
Gret..
Ya ampun, ternyata matanya melek,batin Fenly saat melihat Nara yang sedang memainkan beberapa alat rumah sakit di samping nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/298359920-288-k229532.jpg)