Tanggal 01 bulan November 2020,bulan ke tiga kehamilan Nara.
*
"Mending sekarang aja kita USG-nya,besok aku takut sibuk." Kata Fenly "Kan bidannya jadwalnya besok," sahut nya setelah meneguk segelas susu.
"Ya kita kan bisa buat janji dulu," kukuh Fenly "Terserah deh,aku capek." Jawabnya lalu meninggalkan Fenly sendiri di ruang tengah.
"Kok malah marah sih? Emang gua salah ngomong ya?." Ucapnya bermonolog saat Nara sudah masuk kedalam kamarnya.
"Mungkin emang lagi sensitif aja," lanjutnya.
*
Sore ini niatnya Nara ingin pergi ke mall bersama teman-temannya. Dan saat ini Fenly belum juga terbangun dari tidurnya,Nara jadi tak tega meninggalkannya begitu saja. Walaupun lagi ngambek,tapi Nara tetap perduli sama suaminya itu.
"Fen,Fen bangun. Aku mau pergi," kata Nara sambil menepuk-nepuk pelan pipi Fenly
"Eungh,kenapa?." Tanyanya lalu dengan pelan merubah posisinya menjadi menyender di kepala kasur.
"Aku mau pergi,kamu gak usah ikut." Kata Nara sambil memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas.
Seketika itu juga mata Fenly membulat,apa katanya? Mau pergi dan dia tidak usah ikut?
"Kamu kenapa sih? Marah sama aku?." Tanya Fenly sambil menggenggam tangan Nara.
"Apaan sih? Gak usah kek gini ah,kayak anak SMA." Jawabnya.
Fenly semakin bingung dengan sikap istrinya itu. Sebenarnya ada apa dengan Nara? Mengapa sikapnya begitu berbeda?
Fenly turun dari kasur lalu berdiri sejajar dengan Nara. Matanya mulai berkaca-kaca, dirinya hanya takut jika mempunyai salah yang besar pada Nara.
"Gak usah nangis,jelek." Kata Nara sambil melepaskan genggaman tangan dari Fenly
Di dalam hati Fenly,dirinya semakin bertanya-tanya. Ingin menangis tapi sangat tidak elit baginya.
"Kamu kenapa sih? Aku ada salah apa sama kamu? A.. A.. Aku.." kata Fenly,saat ini air matanya sudah mengalir bebas di pipinya.
"Apaan sih? Kok malah nangis?." Kata Nara sedikit dingin "Kamu kenapa? Kok malah jadi kayak gini? Kalo aku ada salah bilang,jangan kayak gini,Nar." Kata Fenly lalu sedikit menyeka air matanya.
Nara menarik nafasnya dalam-dalam, sangat tidak tega baginya melihat suaminya menangis seperti ini. Tapi dia juga bingung, antah kenapa sikap nya berubah? Padahal dia juga tau Fenly gak salah apa-apa.
Bruk
"Maafin aku ya,Fen. Kamu gak salah apa-apa kok,aku juga gak ngerti akhir-akhir ini aku selalu pengen marah-marah." Ucapnya setelah memeluk Fenly secara sepihak.
Perlahan Fenly membalas pelukan hangat sang istri, tangannya bergerak mengelus punggung Nara.
"Jangan kayak gini lagi ya,aku cuma takut punya salah yang gak bisa kamu maafin." Nara mengangguk lalu mengeratkan pelukannya pada Fenly.
Setelah cukup lama berpelukan,Nara melepaskan pelukannya. Matanya menatap manik mata Fenly dalam. Dirinya begitu merasa bersalah saat ini.
"Emangnya kamu mau kemana sih?." Tanya Fenly "Mau ke mall sama cewek-cewek,aku mau tinggalin kamu tapinya gak tega." Fenly mengangguk mengerti.
"Janji sama aku jangan capek-capek?." Nara mengangguk antusias.
"Cium dulu." Pinta Fenly.
Cup~