Jeongwoo sedikit berlari sambil mengeratkan jaket padding nya ke arah sebuah mobil hitam yang berada di depan rumahnya. Dia langsung membuka pintu depan di samping kasir dan masuk ke dalam mobil tersebut.
"Gue belom bilang iya kemaren" Cibir Jeongwoo.
"Tapi bisa kan?" Haru benar-benar menjemputnya untuk pergi berdua.
"Mau kemana?"
"Liat aja" Dengan begitu, mobil Haru melaju meninggalkan rumah Jeongwoo. Tidak ada obrolan selama perjalanan karena Jeongwoo sibuk dengan ponselnya dan Haru yang tidak ingin mengganggu Jeongwoo.
"Cat cafe?" Tanya Jeongwoo ketika melihat plang dekat pintu masuk.
Mereka sampai di sebuah cafe dengan nuansa hangat, terdapat jalan setapak di halaman cafe tersebut. Haru mengajak Jeongwoo masuk ke dalamnya.
Saat masuk mereka disambut langsung oleh beberapa kucing di sana. Haru menggendong seekor kucing berwarna oranye menyusul Jeongwoo yang sudah duduk di salah satu bangku.
"Yang ini namanya Lawoo" Ucap Haru, tangan Jeongwoo mengelus kucing di gendongan Haru itu.
"Lo sering ke sini? Kucingnya kaya familiar banget sama lo"
"Lumayan, ini cafe temen" Jawab Haru.
Jeongwoo memperhatikan seekor kucing putih yang terus melihatnya dari bangku dekat jendela kaca. Kucing itu sendirian tidur di atas sana, tidak ada kucing lain yang bermain dengannya. Jeongwoo beranjak menghampiri kucing putih tersebut. Si kucing putih mundur waspada saat tangan Jeongwoo ingin meraihnya.
"Takut ya? Yaudah tangannya di sini aja" Tangan Jeongwoo diletakkan di depan kucing itu tanpa ada niat untuk meraih kembali si kucing putih.
Melihat tangan Jeongwoo yang diam, kucing putih itu berjalan maju. Hidungnya mengendus tangan Jeongwoo, salah satu kaki depannya menyentuh sesekali telapak tangan Jeongwoo. Setelah merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kucing putih itu mengeluskan kepalanya pada tangan Jeongwoo.
"Ruru.." Haru yang sejak tadi memperhatikan dari jauh melihat interaksi antara si kucing putih dengan Jeongwoo.
"Namanya Ruru? Gemess" Jeongwoo belum menggerakkan tangannya, ia takut Ruru akan tersentak mundur karena masih waspada.
"Ruru susah deket sama orang, baru kali ini ada yang langsung disamperin pas pertemuan pertama" Jelas Haru.
"Gue yang nyamperin" Bantah Jeongwoo.
"Kalo orang lain, Ruru bisa langsung kabur nyari tempat lain. Sedangkan sama lo, dia cuma mundur" Haru adalah salah satu orang yang dekat dengan Ruru. Pertemuan pertama mereka sama seperti yang diceritakan oleh Haru, teman Haru sendiri yang bilang bahwa Ruru sulit untuk didekati semenjak hari pertama di cafe.
Jeongwoo mencoba untuk menarik tangannya dari jangkauan Ruru, dia duduk bersila di atas bangku sambil menunggu reaksi Ruru. Ruru datang menghampiri Jeongwoo dan menyelip di antara silanya, Ruru meringkuk siap untuk kembali tidur.
Haru berjongkok di depan Jeongwoo, dia mengelus puncak kepala berbulu milik Ruru. Biasanya Ruru akan terbangun dan pergi, namun kini seperti tidak peduli bahkan semakin nyaman dengan posisi tidurnya.
"Ruru suka Jeongwoo? Nanti Haru sering bawa Jeongwoo ke sini ya?" Bisik Haru, Jeongwoo terkekeh geli.
"Lucu gitu, ngomongnya pake nama"
"Terus lo mau gue ngomong pake apa? Aku-kamu?" Tanya Haru.
"Ih engga deh, skip. Kaya orang pacaran" Tangan Jeongwoo mengibas asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity || Treasure Multiship
ФанфикSering mendengar istilah populasi 1%? Bagaimana dengan populasi 0,1% di mana hanya sesama alumni dan tenaga pengajar di sana yang tahu latar belakang pasti dari siswanya? Diceritakan tentang dua kehidupan sekolah yang dialami oleh anak-anak remaja...