Pertengahan bulan Januari, SMA Diamond mulai kembali beraktivitas meskipun salju belum sepenuhnya mencair. Terutama para anggota OSIS dan panitia tambahan yang mengatur jalannya festival menyambut musim semi.
Doyoung harus rela berangkat lebih pagi demi bisa menjemput Asahi. Dia tidak tega jika sepupunya itu harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan bis jam pagi. Sesampainya di sekolah pun, Doyoung sering mengekor kemanapun Asahi pergi. Bosan katanya.
"Sa, Missing J jadinya tampil berapa orang?" Heesung menghampiri Asahi yang tengah berbenah, ia sedang memastikan ulang tamu yang datang dari luar.
"Kayanya bertiga. Asa beberapa kali ikut latihan mereka dan ngga ada Jae-Leon..hyung" Jawab Asahi. Sulit ya memanggil orang yang punya nama panggilan jauh dari nama aslinya?
"Hyung? Leon seumuran kita kok, cuma kecepetan masuk SMA aja. Biasanya juga dipanggil Jaehyuk kan?" Heesung menyadari keanehan gelagat Asahi saat menyebutkan nama Jaehyuk. Asahi hanya merapatkan bibirnya sampai membentuk garis.
"Cio.. Beneran pindah?" Kali ini Asahi yang bertanya pada Heesung. Heesung mengangguk, dia perlu mencari pengganti posisi wakil ketua di tengah kesibukan festival seperti sekarang.
"Bukannya kalian deket? Kok lu bisa ngga tau kabarnya?" Asahi berubah murung. Awalnya padahal baik-baik saja, mereka bahkan menghabiskan libur natal bersama. Semenjak malam tahun baru Mashiho tidak bisa dihubungi, didatangi ke rumah juga tidak ada tanda-tanda seseorang ada di sana.
Hari pertama masuk sekolah disamperin ke kelas, bangku Mashiho masih saja kosong. Sampai Asahi dapat kabar kalau Mashiho pindah sekolah ke Jepang karena alasan pribadi yang tidak disebutkan.
Mau kesal tapi orangnya sudah tidak di sana. Media sosial Mashiho yang lain menjadi korban gundah gulana Asahi selama seminggu terakhir. Hasilnya nihil, Mashiho masih saja tidak merespon.
"Udah udah, mungkin emang segitu mendesaknya sampe ngga ngabarin lu" Heesung menepuk pelan puncak kepala Asahi. Dia yang bertanya, dia juga yang membujuk Asahi.
"Stan buat jajanan bakal sampe tanggal 20 nanti, sekali lagi makasih ya Sa udah sempetin dateng meeting" Heesung masih terus memeriksa daftar keperluan yang dibutuhkan untuk festival.
Entah bagaimana caranya, sponsor gadungan yang didatangi oleh Asahi di awal bulan ternyata betulan mengirimkan keperluan festival. Mungkin setelah ini, Asahi akan menanyakannya pada Jaehyuk. Kalau sempat.
Ketiadaan Mashiho dari OSIS membuat Asahi secara tidak langsung menggantikan beberapa posisinya. Salah satu posisi yang harus ia gantikan adalah urusan sponsor sekolah bersama dengan Heesung dan beberapa orang lainnya yang menghilang tanpa jejak selama liburan.
Terimakasih kepada kepala sekolah mereka yang dapat menggunakan jalur koneksinya untuk mengundang penyanyi Seokmin, idol grup One Dream, dan beberapa penyanyi lain yang tidak kalah tenarnya. Kecuali Yedam yang sudah mengatakan hiatus dari kegiatannya dan akan berfokus pada sekolah.
"Hari Sabtu kita mulai dekor ya. Lu bisa?" Asahi mengangguk. Dirinya kemudian memakan sarapan yang telah diberikan oleh Doyoung sebelumnya ketika Heesung pergi mengurus hal lain.
---
Yedam sendirian hari ini, salah satu hal yang tidak ingin Yedam rasakan setelah reveal. Jaehyuk bilang dia tidak masuk sekolah untuk mengurus peresmian cafe barunya. Yoshi juga sedang sibuk dengan persiapan ujiannya bersama temannya yang lain karena jujur saja, ujian akhir jurusan IPA itu sulitnya bukan main.
Jihoon? Sedang mengekor kemana pun Hyunsuk pergi. Temannya hanya tersisa mereka bertiga, tapi ketiganya sedang punya prioritas lain yang diutamakan.
Pergi ke kantin sekarang sama saja menyerahkan diri untuk dibully ramai-ramai. Ke taman malah nanti bakal jadi tontonan gossip umum. Pilihan terakhir Yedam adalah perpustakaan di mana semua orang fokus dengan dunia mereka masing-masing.
Yedam duduk di tempat Jihoon biasa tidur di perpustakan. Pojok belakang bagian buku alumni yang jarang didatangi oleh siswa lain. Dia mengambil posisi nyaman sambil mendengarkan music tanpa lirik yang ada di ponselnya.
"Sudah lama tempat ini kosong setiap kali aku datangi. Sekarang ada orangnya" Musik yang pelan membuat Yedam dapat mendengar suara berat di dekatnya.
"Aku mengganggu ya? Sepertinya tempat ini sudah jadi tempat favoritmu" Yedam beranjak pergi, namun lelaki tadi menahannya agar tetap berada di sana.
"Aku senang ada yang menemani. Lagipula tempat ini milik umum, siapa saja bisa duduk di sini. Aku Park Jisung, dari 11 IPA 2" Lelaki itu mengisyaratkan Yedam untuk duduk lagi.
"Aku-""Bang Yedam. Namamu jadi bahan gossip sekolah semenjak diumumin sama kepsek" Jisung memotong Yedam, tidak ada niat buruk apalagi mengingatkannya tentang kejadian selama dua bulan terakhir.
"Mau membicarakan soal AGHIS ke mantan pesertanya ini?" Tawaran Jisung terdengar menarik. Yedam baru satu kali bertemu dengan mantan peserta yang tidak lolos AGHIS, pacar anggota termuda yang kini jadi outsider di AGHIS.
"Dari reaksimu, sepertinya kamu sangat tertarik haha. Aku dua kali daftar di AGHIS, kelas dua dan tiga. Dua-duanya pakai nama Andy" Jisung mulai bercerita.
"Kelas dua? Berarti seangkatan sama aku dong??" Yedam semakin semangat dengan cerita Jisung.
"Iya, cuma waktu itu ngga lolos di tahap tiga. Aku salah tebak siswa AGHIS. Nyoba lagi waktu kelas tiga, cuma sampe tahap lima. Kasusku berat banget sampe ngga bisa nyelesaiin" Ah, Yedam jadi mengingat masa seleksinya. Dari cerita Jisung, dia tahu kalau Jisung tidak mengada-ada tentang pengalamannya.
"Kamu golongan 1 atau 99?" Pertanyaan mendasar untuk tahu latar belakang Jisung.
"Golongan 1, hehe. Kalau Jihoon hyung yang ngurus aplikasi dan sekuritas, aku bagian peralatannya" Jisung hanya terkekeh pelan, seakan menjawab pertanyaan yang ia tidak ketahui jawaban pastinya. Rupanya Jisung ini masih sepupu dekat Jihoon, keluarga besar mereka kebanyakan bergerak di bidang teknologi.
"Untuk orang pernah lolos tahap tiga seleksi AGHIS, cuma butuh perasaan aja buat tau mana yang anak AGHIS mana yang bukan. Mungkin lebih 10 orang di sini, yang paling banyak justru di kelas 10 haha. Kalau perkiraanku meleset, orang itu berarti udah deket banget sama kalian"
Yedam secara tidak sadar menghitung jumlah temannya yang ada di SMA Diamond. Dia menarik napas terkejut ketiga Jisung sangat akurat dalam hal jumlah. Untuk namanya, Jisung paham masih belum waktunya untuk disebutkan.
"Pasti berat ya? Idol sepertimu malah dijauhi di sekolah"
"Aku tau bakal ngalamin ini kok, seengganya aku udah buat benteng sendiri biar bisa tahan sama ini sampai selesai" Yedam tidak bisa berbohong untuk bilang kalau dia baik-baik saja.
"Ke kelasku aja, nanti kamu main sama temen-temen ku juga. Atau mau kamu yang kita samper?" Jisung bersemangat.
"Nanti kalian juga dijauhi" Tolak Yedam halus. Jisung menyangkal itu, dengan segera Jisung menyudahi bukunya dan mengajak Yedam keluar dari perpustakaan.
Yedam mulai mendapatkan teman lagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity || Treasure Multiship
FanfictionSering mendengar istilah populasi 1%? Bagaimana dengan populasi 0,1% di mana hanya sesama alumni dan tenaga pengajar di sana yang tahu latar belakang pasti dari siswanya? Diceritakan tentang dua kehidupan sekolah yang dialami oleh anak-anak remaja...