Libur musim dingin tiba, angkatan ke-13 AGHIS meminta Miss Rea untuk mengosongkan jadwal mereka semua sampai awal tahun. Permintaan liburan adalah salah satu permintaan yang jarang mereka minta pada sekolah. Mereka merasa cukup dengan liburan di minggu terakhir setiap bulannya dan juga jadwal kosong di sela kegiatan mereka.
"Kita butuh tiga pesawat, yang sudah reveal harus misah sama yang lain" Putus Ian.
"Kita pakai dua saja, yang satu lagi pesawat keluarga Jake. Pesawatnya bisa maksimal 20 orang" Ashley mengusulkan. Si pemilik pesawat pribadi hanya diam menyimak, dia tidak masalah jika pesawat keluarganya dipakai berlibur oleh temannya.
"Pakai pesawat yang biasa juga tidak apa-apa. Aku, Joan, dan Ruth menyusul. Ruth perlu berurusan dengan klien langganan" Dave memberitahu yang lain sambil sedikit mengerlingkan matanya ke arah Ruth. Joan ikut tertawa melihat reaksi Ruth yang cemberut.
"Hei, itu sudah pertemuan terakhirmu. Perjanjian kita dengannya hanya lima kali. Kita bisa langsung liburan setelah itu" Joan mengingatkan Ruth meskipun masih tetap menertawakan temannya itu.
"Tega kamu, Dave. Umurku masih belum legal lho, mau ku laporkan ke polisi?" Ruth mencebik kesal.
"Coba saja kalau berminat, wlee" Dave menjulurkan lidah mengejek Ruth.
"Kamu kesal hanya karena klienmu yang sekarang itu tidak tampan. Kalau urusan umur, coba ingat lagi karirmu sebagai seducer di umur 12 tahun sebelum diajak Dave jadi assassin" Ruth semakin cemberut karena sekarang seluruh temannya menertawakan dirinya.
Pembicaraan mereka terdengar tidak wajar di kalangan awam, bahkan bisa dikatakan sudah menyalahi banyak aturan. Kumpulan orang-orang yang ada di bawah kendali Dave adalah orang-orang bayaran. Mereka yang tahu caranya dapat meminta orang-orang di bawah Dave untuk melakukan hampir semuanya.
Melampiaskan hasrat seksual, menggantikan tanggung jawab, sampai menghabiskan nyawa orang lain. Tidak jarang klien yang datang membutuhkan anak di bawah umur untuk kebutuhan mereka, bonusnya klan TigerKim punya banyak anak yang sudah dilatih sejak umur 10 tahun.
"Berkat Mister Chive, setidaknya anak-anak di TigerKim bisa merasakan sekolah. Persetan dengan belajarnya formalnya" Dave menerawang kembali di masa ketika ia bertemu dengan Mister Chive sewaktu menjalankan tugas dari sang ayah.
Dave sudah dilatih menjadi assassin oleh ayahnya sejak umur 7 tahun, tepat setelah kakak laki-lakinya memutuskan untuk tidak terlibat dengan bisnis sang ayah. Di saat Dave mendapatkan misi untuk membunuh seseorang sendirian, Mister Chive menjadi saksi hidupnya.
Dave yang dapat dikatakan amatir hampir ikut serta membunuh Mister Chive karena panik. Beruntung Mister Chive menghentikannya dan mengatakan bahwa beliau tidak akan ikut campur soal aksinya dengan satu syarat. Dave mendaftarkan diri di AGHIS.
Dave banyak bertemu dengan Mister Chive semenjak hari itu. Mereka banyak bercerita tentang dunia masing-masing, Dave dengan dunia bawahnya dan Mister Chive dengan dunia sainsnya. Mister Chive juga membantu Dave selama persiapan sebelum seleksi AGHIS, beliau semakin melihat peluang besar dari Dave setelah tahu bahwa dunia Dave tetap berisikan anak seusianya.
Sama seperti Mister Hope, Dave juga merupakan salah satu orang penting bagi siswa mafia AGHIS. Mister Hope adalah mafia pertama yang lolos seleksi AGHIS dan akhirnya membuka koneksi bawah tanah AGHIS. Sedangkan Dave adalah mafia pertama yang membuat kontrak tertulis agar klannya terus mendaftarkan diri di setiap seleksi AGHIS.
"Mister Chive sepertinya aktif sekali dalam mencari orang 99% untuk masuk AGHIS. Berkat dia juga aku meroket dari gelandangan menjadi seperti sekarang" Jaden ikut menambahkan.
Jaden dulu pernah tinggal di jalanan Jepang selama lebih dari lima tahun. Pertemuan pertamanya dengan Mister Chive terjadi karena Jaden yang berjalan kelapar tidak sengaja tarjatuh dan menyenggol seseorang sampai terjatuh. Yang menjadi masalah orang itu terjatuh ke jalanan ramai, mobil mewah Mister Chive kebetulan lewat dan terpaksa harus banting stir ke pinggir jalan.
Orang yang jatuh menyalahkan Jaden, Jaden tentu saja merasa bersalah meskipun itu bukan kesalahan yang disengaja. Mister Chive berbaik hati dengan menawarkan cara lain untuk ganti rugi kerusakan mobilnya yang sejujurnya mahal namun bukan masalah besar untuknya. Jaden mendaftarkan diri ke AGHIS dan menyiapkan semuanya sendiri.
Jaden mendaftarkan dirinya tiga kali demi menunjukkan rasa tanggung jawabnya pada Mister Chive. Menjadi sebuah kejutan besar ketika Mister Chive tahu Jaden juga lolos seleksi AGHIS sebagai angkatan ke-13. Mister Chive sendiri tidak pernah mengira bahwa anak yang beberapa tahun silam ia tawarkan ikut seleksi AGHIS benar-benar melakukan permintaannya.
"Treatment beliau ke kamu dengan ke Dave sangat beda ya? Mungkin karena Dave jadi peluang besar untuk AGHIS"
"Kurang satu kalimat, Justin. Karena aku juga jadi butiran debu waktu itu" Pembicaraan mereka cukup berat, namun suasananya masih terasa ringan. Mereka masih bisa tertawa lepas dan tidak memikirkan banyak hal.
"Baiklah hyung noona dan chingu sekalian, kita selama di Bali mau pakai motor atau mobil?" Harold mulai membuka kembali pembahasan tentang liburan mereka.
"Motor saja, jalan di Bali banyak yang tidak bisa dilewati mobil" Leon mengusul.
"Aku mau mobil. Malas perawatan ulang" Anna menolak usulan Leon.
"Baiklah, aku siapkan sepuluh motor dan lima mobil ya? Kita pilih mau pakai yang mana saat sudah di sana saja" Semuanya menyetujui keputusan Jay yang biasa bertanggung jawab atas transportasi mereka.
"Penginapannya mau di hotel atau villa?" Tanya Harold lagi. Mereka serentak menjawab villa.
"Okeii, villanya agak jauh dari pantai ya? Atau mau dekat pantai tapi pakai dua villa?"
"Yang jauh dari pantai saja, kita butuh parkiran yang luas" Usul Jay.
"Chaa persiapannya sudah semua, sekarang saatnya menagih janji Leon" Harold menyatukan telapak tangannya sambil menatap ke arah Leon.
"Baiklahh, kalian bebas mendekorasi cafe baruku. Kita lihat dulu bangunannya setelah itu datang ke desainer interior langgananku" Di awal tahun ajaran, Leon berjanji kepada Harold untuk membiarkan cafe ke-6 nya didekorasi sesuai keinginan siswa AGHIS terutama Harold.
Setiap cafe yang Leon punya memiliki ciri khas dan konsepnya masing-masing. Cafe pertama adalah cafe pemberian dari salah satu alumni angkatan ke-5 sebagai ucapan selamatnya setelah berhasil mengelola cafe milik beliau.
Cafe kedua yang dia punya lebih dikonsepkan sebagai PC Cafe. Lalu ada Cafe Law'oos, cafe yang paling ramai di kalangan anak muda karena dia dan temannya suka menyanyi di cafe tersebut. Kemudian dia juga memiliki studio sekaligus cafe untuk tempat bermain orang-orang terdekatnya. Leon juga punya cat cafe yang dia buat setelah menyadari bahwa dia menyelamatkan terlalu banyak kucing liar untuk hanya diletakkan di penangkaran.
Dan untuk pertama kalinya, Leon mendirikan cafe dari nol. Leon mencari tempat strategis, membelinya, mencari arsitek yang bagus, melihat proses pembangunan cafe, dan tibalah di dua step terakhir sebelum cafenya resmi dibuka. Menentukan konsep interior dan menu yang akan disajikan di cafe.
Leon berjanji pada Harold untuk memperbolehkan mereka mendesain interior cafe. Tapi Leon juga akan menjadikan konsep interior itu sebagai landasan pemilihan menu di sana.
Mereka berangkat bersama ke tempat tujuan, semuanya terlihat sangat menantikannya. Berdiskusi dengan serius tentang setiap ide yang mereka punya. Bahkan Harold mencatat ide gambaran masing-masing temannya itu.
Apapun konsepnya nanti, siswa AGHIS sudah sepakat pada satu nama. Cafe Aidi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity || Treasure Multiship
FanfictionSering mendengar istilah populasi 1%? Bagaimana dengan populasi 0,1% di mana hanya sesama alumni dan tenaga pengajar di sana yang tahu latar belakang pasti dari siswanya? Diceritakan tentang dua kehidupan sekolah yang dialami oleh anak-anak remaja...