Junkyu menikmati sore hari dengan berjalan di sepanjang sungai Han. Dia meyusuri aliran sungai itu dalam hening seorang diri. Suhu di luar hampir nol derajat, tapi Junkyu berjalan dengan pakaian biasa yang sama sekali tidak menghangatkan.
"Junkyu hyung" Junkyu menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggil namanya. Kepalanya mengitar mencari sumber suara.
Junkyu melihat sosok adik kelas kesayangan teman sebangkunya sedang berlari kecil ke arahnya. Mashiho.
"Habis dari mana, Cio?"
"Abis ketemu sama sponsor pensi, hyung. Junkyu hyung kok ngga pake jaket?"
"Ngga terlalu dingin kok"
"Mana ada ngga dingin? Nih, pegang heatpack Cio" Mashiho menyerahkan heatpack di sakunya pada Junkyu. Junkyu hanya diam menerima uluran tangan Mashiho.
Keduanya kini berjalan beriringan, tidak ada yang mereka bicarakan sampai 5 menit setelahnya. Mashiho terbiasa dengan suasana hening yang tercipta di antara dirinya dan Junkyu. Junkyu sendiri menikmati waktunya untuk memperhatikan sosok submisif di sampingnya.
"Hyung.. Mau jalan-jalan dulu?"
"Eh? Mau kemana? " Mereka berdua jarang sekali pergi bersama di luar jam pulang sekolah untuk kembali ke rumah.
"Cari jajanan. Aku tiba-tiba mau makan bungeopang" Junkyu berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Mashiho melompat senang, mereka berdua berbelok ke arah jalan yang penuh dengan penjual makanan.
Mashiho menggandeng tangan Junkyu sambil berjalan mendahuluinya, mata Mashiho berbinar setiap melihat ke arah stand makanan di sana. Tujuan utamanya mencari bunggeopang tertunda karena sekarang dia melihat ada banyak jajanan lain yang ingin dia coba.
"Hyung, mau jajan juga?" Mashiho bertanya lagi pada Junkyu. Junkyu hanya menggeleng pelan.
"Kalau begitu aku beli jajanan untuk kita makan berdua juga" Putus Mashiho.
Maksud awal Mashiho mencari bunggeopang kini berubah menjadi memborong makanan di sana. Dia membeli 5 bunggeopang ukuran sedang, 2 hotteok, 1 potong pie , seporsi waffle manis, kentang goreng, sotteok, hamburger, bahkan es krim. Katanya untuk di makan di rumah.
"Chaa, ini untuk hyung" Mashiho memberikan satu hotteok kepada Junkyu. Di halte bus kini ada mereka dan beberapa orang yang juga menunggu bus tiba. Keduanya melahap hotteok yang telah dibeli oleh Mashiho dalam diam.
"Hyung, aku boleh bertanya?" Junkyu masih terus mengunyah, namun atensinya ia alihkan sepenuhnya pada Mashiho sebagai tanda memperbolehkan Mashiho untuk bertanya.
"Aku perhatikan Junkyu hyung makin banyak diam dibanding awal-awal pindah. Hyung punya masalah?" Junkyu menghentikan gerakannya untuk memakan hotteok yang tersisa. Matanya bersitatap dengan Mashiho yang tengah mencari jawaban.
Mashiho ingat aura cerah yang keluar dari Junkyu ketika pertama kali bertemu dengannya. Dia juga ingat bagaimana Junkyu menengahi perselisihan dan salah paham antara dirinya dengan Mahiro yang entah mengapa semakin dekat dengan Yoshi.
Namun semenjak mereka kembali ke sekolah setelah liburan, Junkyu seakan membuat jarak yang tak terlihat diantara mereka. Junkyu masih menungguinya untuk pulang bersama juga mendengarkan curhatannya selama di perjalanan pulang.
Perlu waktu lebih dari satu bulan bagi Mashiho untuk menyadari perubahan yang terjadi pada Junkyu. Dan sekarang saatnya Mashiho mengetahui alasan kakak kelasnya itu berubah menjadi pendiam.
"Hemmm, kamu mau lihat aku yang ceria?" Alis Junkyu naik turun. Mencairkan suasana lagi.
"Ya ngga gitu juga maksudku. Gimana ya? Aku hanya merasakan ada yang berbeda. Seperti hyung punya dua kepribadian, atau mungkin hyung sedang bermain peran? Rasanya salah satu dari Junkyu hyung yang pendiam dan yang ceria ada yang bukan aslinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity || Treasure Multiship
FanfictionSering mendengar istilah populasi 1%? Bagaimana dengan populasi 0,1% di mana hanya sesama alumni dan tenaga pengajar di sana yang tahu latar belakang pasti dari siswanya? Diceritakan tentang dua kehidupan sekolah yang dialami oleh anak-anak remaja...