annyeongcall me bang ar, not thor!
udah klik bintang di pojok kiri bawah? kalau udah, langsung aja-
happy reading😜🤍
--------
"Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara. Tentang asmaraloka yang menjadi melankolia. Tentang harsa yang harus menjadi lara."
-------
"YA MANA BISA GITU, ANJIR!"
Suara teriakan itu menggema di seluruh penjuru kantin, membuat semua orang menoleh dengan terkejut ke arah sumber suara. Di tengah kerumunan yang kini berbisik-bisik, pemilik suara itu hanya bisa menunduk, wajahnya memerah karena merasa malu atas ulah yang tak sengaja dibuatnya.
Dengan cepat, cowok itu kembali duduk, berusaha menyembunyikan separuh wajahnya di balik daftar menu yang baru saja diambil dari meja. Namun, tangan yang bergetar dan tatapan penuh kekesalan tak bisa sepenuhnya menyembunyikan rasa malunya yang mendalam.
"Udah ketentuannya, Ven. Ini namanya Dare or Dare bukan Truth or Dare. Gue juga nggak mau tahu, pokoknya lo harus laksanain tantangan dari gue. Kalau lo nggak mau, lo bisa dibilang pengecut. Atau bahasa kasarnya, bentid, alias bencong bertitid!"
"Minimal lo juga bisa mikir, Ron! Lo tahu, kan, kalau gue nggak jago buat gombalin cewek?"
Airon, cowok blasteran itu, mengedikkan bahunya dengan santai. "Entahlah. Kalau lo nggak mau juga nggak apa-apa, sih. Tapi ingat, nama lo bukan Mavendra lagi, tapi bentid!"
Mavendra Abhimanyu, cowok dengan kain hitam yang selalu terikat di kepalanya, hanya bisa mendengus kesal. Bagaimana tidak? Sahabatnya itu menantangnya untuk meluluhkan seorang cewek yang terkenal paling dingin di sekolah mereka.
"Gimana? Lo mau terima tantangan dari gue ini?" tanya Airon, matanya bersinar penuh tantangan.
"IYA BANGSAT! GUE MAU! PUAS LO?!" Mavendra membalas dengan semangat membara, jelas-jelas tidak bisa menahan kemarahannya.
"Nah, gitu dong, baru sahabat gue," kata Airon, tersenyum lebar. "Uh, jadi sayang, deh."
Mavendra mengernyit jijik mendengarnya. "Bangsat! Gue ramal, lama-kelamaan lo bakal jadi Aironcan, deh."
"Amit-amit jabang bayi!" Airon mengetuk keningnya beberapa kali dengan ekspresi serius.
"Ini step pertamanya gimana, Ron? Gue harus ngapain, huh?" tanya Mavendra, nada suaranya penuh ketidakpastian.
Airon diam sejenak, seolah mempertimbangkan sesuatu. Kemudian, ia berkata. "Terserah lo mau ngapain aja. Gue kasih waktu tiga bulan buat lo luluhin cewek itu. Tapi, kalau dalam waktu tiga bulan itu lo nggak berhasil, lo bakal kena hukuman." Airon tersenyum miring, menambah kegembiraan di wajahnya. "Tantangannya mulai dari detik ini, loh."
"Terus, kalau misalnya dia udah luluh, gue harus ngapain dia?" tanya Mavendra dengan penuh rasa ingin tahu.
"Terserah lo, sih. Mau lo tinggalin, dijadiin pacar, atau dibuat mainan, pokoknya terserah lo, Ven. Yang penting, lo bisa selesaikan tantangan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVENDRA [END]
Teen FictionMenaklukkan cewek dingin? Tidak ada di kamus milik Mavendra. Cowok dengan kain yang selalu melingkar di kepalanya. Ini semua karena dia mendapatkan dare dari sahabatnya untuk meluluhkan seorang cewek yang berwajah datar dan irit bicara. Ia kira, pe...