"Bersikap Konsisten: Tunjukkan sikap yang konsisten dalam perhatian dan kepedulianmu. Ini bisa membantunya merasa aman dan nyaman."Day 5
Seperti apa yang dikatakan oleh Bu Farah selaku Guru pengampu mata pelajaran Sejarah, anak-anak kelas XII IPS 3 mendapatkan tugas kelompok untuk mencari dan merangkum sejarah-sejarah yang berada di daerah masing-masing.
Satu ruangan XII IPS 3 termasuk Mavendra mengeluh akan tugas itu. Pasalnya mereka semua tidak suka dengan kerja kelompok. Tetapi berhubung Guru yang mengajar baik hati dan selalu enjoy, mereka akan melaksanakan tugasnya. Meskipun sedikit ada rasa keterpaksaan dalam hati kecil mereka.
Kelompok Mavendra terdiri dari empat orang, antara lain dua cowok dan dia cewek.
Sekarang Mavendra sedang berada diparkiran sekolah bersama dengan Aurora. Niatnya mereka berdua akan pergi untuk mencari angin. Tetapi apalah daya, terdapat tugas sekolah membuat mereka tidak jadi untuk pergi.
Ketiga teman kelas Mavendra datang menghampirinya. Satu cowok yang bernama Rayyan membisikkan sesuatu kepada Mavendra membuat cowok itu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Rayyan bingung.
"Ada calon pacar gue," jawab Mavendra.
"Ya udah, gue yang bilang ke calon pacar lo. Gimana?"
"Nggak usah, lah. Emangnya kenapa mereka nggak naik ojek?"
"Tadi kita bertiga udah bicara, lo malah pergi. Kita kan pas, dua cewek sama dua cowok, jadi kita simpulkan buat boncengan. Gue sama Rosa, lo sama Bianca," ujar Rayyan.
"Lo udah tahu kalau gue rada nggak suka sama Bianca."
"Jadi gimana, Ven? Gue bareng sama lo, kan?" ucap salah satu cewek itu, Bianca namanya.
"Tap-"
"Gue duluan." Aurora langsung berjalan meninggalkan tempat ini membuat Mavendra kelimpungan sendiri. Dia menduga jika Aurora marah kepadanya. Ia yakin itu.
"Ven?" Bianca tersenyum. "Jadi, kan?" tanyanya sekali lagi.
"Hem." Mavendra berdeham. Kemudian mereka berempat keluar dari area sekolah menuju ke kediaman Rosa.
Sebelum menyebrang jalan, Mavendra dan Aurora tak sengaja saling menatap satu sama lain. Aurora dengan cepat langsung masuk ke dalam taksi tersebut, meninggalkan Mavendra yang sedang berkecamuk dengan pikirannya.
"Lo kenapa, Ven?" tanya Bianca dengan heran karena melihat Mavendra tiba-tiba melamun.
Cowok itu hanya menggelengkan kepala, lalu menyusul Rayyan dan Rosa yang sudah berangkat terlebih dahulu.
"Gue senang banget, meskipun dari dulu cinta gue belum kesampaian, tapi gue yakin lama-lama bakalan sampai ke hati lo, Ven." Bianca berucap dalam hati, Ia kemudian tersenyum dengan kepala menyender di punggung Mavendra.
****
Malam harinya Aurora sedang mengerjakan tugas sekolah. Saat sedang serius dengan perkerjaan rumahnya, tiba-tiba Ia mendengar bel rumah berbunyi. Dia pun dengan rasa malas keluar dari kamar menuju ke pintu utama.
Saat pintu terbuka, Ia terkejut karena tamu itu adalah Mavendra. Aurora melihat Mavendra tersenyum ke arahnya sambil membawa dua kantong plastik berisi makanan.
"Maafin, ya? Gara-gara tadi, kita nggak jadi jalan." Mavendra menyerahkan kantong plastik kepada Aurora. "Ini dimakan."
"Nggak usah, buat lo aja." Aurora menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVENDRA [END]
Teen FictionMenaklukkan cewek dingin? Tidak ada di kamus milik Mavendra. Cowok dengan kain yang selalu melingkar di kepalanya. Ini semua karena dia mendapatkan dare dari sahabatnya untuk meluluhkan seorang cewek yang berwajah datar dan irit bicara. Ia kira, pe...