16. Pacar

592 66 7
                                    


"Besok kamu nggak ada acarakan?" Tanya Chandra saat Wendy tengah fokus mendengarkan satu persatu lagu Chandra yang terdapat di mini album yang akan rilis 2 minggu lagi.

Wendy yang di tanya pun menoleh dengan mengangkat kedua alisnya, "Hah? Nggak ada kok. Kenapa emang?"

"Em, besok ikut ke rumah ya? Bunda ulang tahun besok. Dan kebetulan ada acara kecil di rumah untuk merayakan kepulangan adikku yang baru selesai ngejar magisternya di USA. Nanti aku kenalin juga sama keluargaku." Ungkap Chandra, membuat Wendy seketika duduk gelisah dengan tidak nyaman. Matanya menatap Chandra tidak yakin.

"Ketemu keluarga kamu?" Wendy memastikan jika ia tidak salah dengar tadi. Dan Chandra menjawab dengan anggukan.

"Kamu yakin? Apa nggak terlalu cepat?" Wendy bertanya dengan nada pelan dan penuh kecemasan. Chandra yang menyadari hal itu tersenyum lalu mengacak lembut rambutnya gadisnya itu.

"Udah tenang aja, nggak usah khawatir. Keluargaku nggak gigit kok." Chandra terkekeh mencairkan suasana. Berbeda dengan Wendy yang menatap kesal di sertai cubitan ringan di pinggang Chandra.

"Sakit sayang." Ucapnya pura-pura meringis. Sedangkan Wendy mendengus salah tingkah saat mendengar panggilan sayang yang Chandra ucapkan untuk pertama kalinya.

"Iih, aku serius."

"Aku juga serius sayang. Keluargaku baik dan nggak gigit kok, percaya deh. Nanti aku kenalin juga sama adik perempuanku yang cerewet dan ngeselinnya minta ampun."

"Kamu punya adik perempuan?"

Chandra mengangguk, "iya, Devina namanya. Nanti aku kenalin. Pokoknya anaknya ngeselin banget kalau udah ngeledekin orang. Tapi dia paling takut sama Devan sih." Chandra terkekeh di akhir kalimatnya.

"Devan itu adik kedua kamu?"

"Iya, cuma beda 2 tahun doang sih sama aku. Dia baru pulang kemarin setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya di USA." Jelasnya. Wendy mengangguk-anggukan kepala. Ia merasa antusias setiap kali Chandra bercerita soal keluarganya. Dan jujur Wendy sedikit penasaran dan ingin bertemu dengan mereka. Walaupun di sisi lain ia merasa cemas dan gugup secara bersamaan.

****

Chandra menggenggam erat tangan Wendy yang sudah berkeringat dingin di dalam genggamannya. Ia tau kekasihnya itu gugup karena akan bertemu dengan keluarganya. Padahal sudah ia katakan berulang kali jika keluarganya pasti akan menerima Wendy dengan hangat di keluarganya, tapi nyatanya hal itu tidak cukup mengurangi kegugupan Wendy.

"Siap?" Chandra menoleh pada Wendy yang mengangguk pelan.

Wendy tak hentinya menarik dan menghela napasnya beberapa kali guna mengurangi degupan di jantungnya yang menggila saat menunggu pintu yang di ketuk Chandra di buka oleh sang pemilik rumah. Dan tak lama setelah itu seorang wanita paruh baya yang sangat cantik muncul dari balik pintu dengan senyuman ramah dan wajah antusias saat melihat mereka berdua.

"Akhirnya yang di tunggu datang juga. Ayo masuk masuk." Ajaknya setelah memeluk Wendy sebagai tanda perkenalan mereka.

Semakin masuk ke dalam rumah mewah itu Wendy semakin di buat takjub dengan interiornya yang mewah. Yang hanya bisa ia lihat di dalam gambar di internet. Dari tempatnya berdiri Wendy bisa melihat anggota keluarga Chandra yang berkumpul di ruang tengah. Ada perempuan yang lebih muda darinya tengah sibuk menaruh lilin bertuliskan angka di atas cake, ada juga pria yang terlihat seumuran Chandra yang tengah duduk santai mengamati gadis muda tadi. Dan sepertinya itu adalah Devan yang Chandra ceritakan beberapa waktu lalu.

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang