"Ma, Wendy pergi dulu ya ma." pamitnya, sembiru mencium punggung tangan sang mama. Wanita paruh baya itu mengangguk dan tersenyum menatap putrinya.
"Hati-hati ya. Kamu naik bis atau motor?"
"Bis aja kaya biasa." jawabnya tersenyum.
"Kalau gitu hati-hati ya. Kalau ada apa-apa di jalan telfon mama atau papa." Irma mengusap lembut lengan Wendy. Dan menatap putri angkatnya itu dengan sayang.
"Iyaa, daa mama.." Wendy melambaikan tangan sembari berjalan keluar.
Di setiap 1 bulan sekali, ada kegiatan rutin yang selalu Wendy lakukan yaitu mengunjungi panti asuhan yang membesarkannya dulu sebelum ia di adopsi oleh orang tuanya sekarang. Wendy tinggal di panti itu selama lima tahun lamanya. Karena begitu di adopsi Irwan dan Irma tak berselang lama ia langsung masuk kelas 1 SD.
Panti Kasih Ibu berjarak 3 jam dari tempat tinggalnya. Dan supaya lebih nyaman Wendy lebih memilih menggunakan tranportasi umum agar tidak lelah menyetir di jalan. Belum lagi terkadang ia membawa beberapa barang untuk anak-anak panti.
Saat tengah menunggu bis di halte, ponselnya tiba-tiba berdering hingga membuat Wendy dengan cepat mengangkatnya karena siapa tau itu penting.
Ternyata dari Chandra.
"Iya?"
"Kamu ngajarkan hari ini?"
"Enggak, aku mau pergi ke suatu tempat. Dan hari ini kayanya aku nggak bisa dateng ke kantor. Nggak apa-apakan?"
"O-oh, nggak apa-apa kok. Kamu mau kemana?"
"Ada, ke suatu tempat."
"Sendiri?"
"Hm.."
"Aku boleh ikut?"
"HAH?"
Wendy sedang tidak salah dengarkan ini?!
"Wendy?" Chandra memanggil lagi, karena Wendy yang belum menjawab pertanyaanya karena terhenti oleh bis yang baru datang.
"Iya maaf, aku lagi naik bis ini."
"Aku ikut ya? Nanti turun aja di halte berikutnya, nanti aku jemput di situ."
"Emang kamu tau aku naik bis apa dan mau kemana?" tanya Wendy yang membuat seseorang di seberang sana terdiam untuk beberapa saat.
"Enggak sih." jawabnya yang membuat Wendy menahan senyum sampai tepuk jidat.
"Habis ini kasih tau aja dimana nanti aku jemput. Udah dulu ya, see u!"
Chandra yang langsung mematikan panggilannya sampai membuat Wendy terheran-heran sambil menatap layar ponselnya. Ia kemudian mengirimkan alamat di mana halte ia akan turun selanjutnya.
****
"Abang, mau kemana? Kok tumben bajunya rapi, nggak pake kolor ijo kaya biasa?!" Devina bersuara begitu Chandra melewatinya yang sedang berada di ruang tengah.
"Anak kecil di larang kepo!" sahut Chandra sambil berlalu pergi. Urusannya akan panjang jika ia sampai meladeni Devina. Sedangkan ia sedang tidak punya banyak waktu saat ini.
Chandra bersiul-siul sambil mengendarai mobilnya pergi menuju tempat yang sudah Wendy kirimkan tadi. Ia yang akhir-akhir ini mengurangi aktivitas jadwalnya sedikit memberinya ruang dan waktu untuk berpergian seperti ini.
Chandra menepikan mobilnya di pinggir halte, lalu menurunkan sedikit kaca mobil agar Wendy bisa melihatnya. Setelah mengetahui jika itu adalah Chandra, Wendy pun bergegas masuk tanpa Chandra harus menyuruh dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Sat Set (Completed)
FanficTAMPAN, KAYA RAYA DAN POPULER! Itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan seorang CHANDRA PUTRA ADHITAMA. Si putra sulung dari pemilik Production House ternama di Indonesia yang di sebunyikan identitasnya. Ia lebih di kenal public sebagai CHANDRA P...