34. Dessert Box

450 41 6
                                    

Hoho.. Abang Chandra kembali. Jangan lupa vote dan comment ya guys.

Happy Reading..

***

"Sayang, kamu ada lihat dasi ku yang warna dongker garis-garis nggak?" Chandra yang sedang berada di walk in closed agak mengeraskan suaranya supaya sang istri mendengar.

"Sayang." Panggilnya lagi. Dan tak lama kemudian Wendy datang dengan wajah bertanya-tanya.

"Iya, kenapa?" Chandra menoleh dan melihat istrinya.

"Kamu ada lihat dasi dongker garis-garis?" Tanyanya ulang. Wendy mendekat ke arah suaminya dan ikut melihat ke dalam etalase kaca tempat suaminya menaruh koleksi dasinya.  Dan benar saja dasi yang Chandra maksudkan memang tidak ada.

"Iya, kok nggak ada ya. Apa masih di keranjang kotor ya?!" Gumamnya sambil mengingat-ingat. "Kalau gitu pakai yang lain aja dulu, kan dasi kamu banyak." Tambahnya.

"Tapi aku lagi pengen pakai itu." Ungkap Chandra.

"Ya, terus kalau dasinya nggak ada gimana?" Wendy menatap suaminya seksama. Chandra menumpukan kedua tangannya pada pinggang dan berdecak pelan.

"Ya udah, nggak usah pakai dasi aja kalau gitu." Putusnya, membuat Wendy menatapnya heran sekaligus kaget.

"Kok gitu?"

"Lha gimana, orang dasinya nggak ada." Chandra masih kekeuh menginginkan dasi yang ia inginkan.

"Kan banyak pilihan lain, sayang." Wendy mencoba memberikan pengertian. Tapi sepertinya suaminya tidak butuh itu. Terbukti saat pria itu keluar begitu saja dari walk in closed tanpa melakukan saran yang Wendy berikan. Wanita itu menghela napas pelan dan mengikuti suaminya.

Di meja makan, Chandra hanya memakan sedikit nasi gorengnya. Dan lebih memilih makan roti tawar yang dia berikan saos cabai. Wendy tidak berkomentar apapun karena ia pikir suaminya itu memang sedang menginginkannya meskipun rasanya pasti sangatlah aneh.

"Aku kerja dulu ya, sayang." Kata Chandra sambil mengusap puncak kepala sang istri. Sudah jadi rutinitas setiap paginya untuk selalu mengantar suaminya sampai ke depan rumah. Dan ia baru akan masuk setelah mobil Chandra menghilang dari pandangannya.

"Hati-hati ya. Semangat kerjanya." Ungkap Wendy, memberikan motivasi. Chandra tersenyum dan mengangguk, lalu menghadiahi perpisahan sementara mereka dengan ciuman lembut di kening sang istri.

"Pasti. Kamu juga kalau mau pergi-pergi minta anterin pak supir ya." Pesan Chandra yang di balas anggukan oleh istrinya.

Setelah itu, Chandra langsung melajukan mobilnya pergi dari halaman rumah. Chandra masih bisa melihat siluet sang istri dari kaca spion mobilnya sebelum siluet itu berakhir menghilang ketika mobilnya keluar dari halaman rumah.

****

Di kantor saat jam makan siang tiba, Baekky langsung menatap waspada ke ruangan bosnya. Beberapa hari ini ia agak was-was dengan tingkah bosnya itu yang sudah merebut jatah makan siangnya selama 3 hari berturut-turut dan berakhir ia yang kelaparan. Mau di larang tapi bos nya yang tidak tau diri itu malah mengancam akan memecatnya. Yang mana membuat Baekky tidak berdaya melawan selain menatap pasrah Chandra yang menghabiskan seluruh bekal makan siangnya.

"Ayok Baek, kita makan!" Ucap Chandra yang baru saja keluar dari ruangannya. Baekky melengos kesal.

"Kita? Situ doang kali." Balas Baekky dengan jutek.

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang