"Sayang, kamu nangis?"
Chandra menatap kaget saat wajah istrinya itu sudah bersimbah air mata.
"Maaf, sayang. Aku benar-benar nggak sengaja. Kamu jangan nangis ya, nanti bisa bikin lagi." Ucap Chandra sambil menghapus lelehan air mata istrinya. Wanita mengangguk pelan. "Iya, nggak apa-apa. Aku juga tau kalau kamu nggak segaja kok." Katanya. Sesekali Wendy mengusap sendiri, air matanya yang masih menetes. Chandra di dera perasaan bersalah yang dalam. Apalagi saat mengingat wajah bahagia istrinya tadi saat menyuruhnya mencicipi dessert box yang baru pertama kali ia buat. Tapi ternyata ia malah menghancurkannya.
"Aku bawa ini ke dapur. Sekalian mau bersihin karpetnya" Katanya, sambil menunjukkan dessert box yang isinya sudah tidak terbentuk lagi. Chandra menahan tangannya. "Biar bibi yang bersihin nanti. Kamu cuci tangan aja." Ucap Chandra. Tapi Wendy melepaskan pegangan suaminya.
"Nggak apa-apa. Biar aku aja." Ucapnya langsung berlalu. Chandra yang tau istrinya marah dengannya pun mengusap wajahnya kasar. Memakai kecerobohannya yang berujung membuat istrinya bersedih. Melihat betapa senangnya Wendy tadi, Chandra yakin jika ia pasti mengecewakan istrinya itu.
"Maaf."
****
Wendy tau jika Chandra tidak sengaja menyenggol dessert box-nya hingga terjatuh. Tapi tetap saja, berulang kali ia mengatakan hal itu pada dirinya sendiri, ia tetap merasa sedih dan air matanya tidak mau berhenti mengalir. Perasaan sedih dan kecewa yang tidak bisa ia jelaskan. Walaupun ia sendiri tau hal itu terjadi bukan karena kesengajaan suaminya. Tapi tetap saja, dada Wendy terasa sesak saat melihat hasil jerih payah yang ia buat dengan segenap hati, hancur sebelum suaminya sempat mencicipi.
Wendy menangis pelan di dapur. Tidak tau kenapa rasanya sulit sekali membendung perasaan sedih ini. beruntung tidak ada orang lain di dapur. Atau mungkin ia akan malu setengah mati jika ada yang memergokinya menangis disini hanya karena sekotak dessert box yang jatuh.
"Aku kenapa sih?!" Wendy menghapus kasar air matanya yang terus mengalir. Lalu ia menghela napas perlahan, mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum kembali ke kamar.
****
"Kamu nggak apa-apa pergi ke panti sendiri?" Tanya Chandra sambil memperhatikan sang istri lewat kaca riasnya. Wanita itu mengangguk singkat dengan senyum tipis yang hampir di paksakan. Membuat Chandra menghela napas bingung sekaligus frustasi karena istrinya yang sedikit berbeda sejak insiden dessert box yang jatuh tempo hari lalu.
Chandra juga sudah berulang kali meminta maaf dan istrinya menjawab jika sudah memaafkannya. Tapi tetap saja sikap istrinya tidak sehangat biasanya dan menjadi irit dalam berbicara. Atas saran Davina juga, Chandra sudah mengganti membuatkkan ulang dessert box untuk istrinya sebagai tanda permintaan maafnya yang ia buat sendiri secara tulus. Entah perlu berapa puluh kali percobaan untuknya membuat sekotak kecil dessert itu hingga akhirnya memenuhi dari segi tampilan yang layak. Tapi untuk soal rasa, ia tidak yakin. Dan pantas saja jika istrinya itu kesal karena ia malah menjatuhkan percobaan pertama istrinya.
"Kamu masih kesel sama aku ya, yang?" Tanya Chandra blak-blakan.
"Nggak. Aku biasa aja kok." Jawabnya pelan. Dan Chandra tau itu adalah sebuah kebohongan.
"Mending kamu kasih tau aku aja deh, aku harus melakukan apa supaya kamu nggak kesel lagi sama aku. Aku juga udah berusaha ganti dessert yang aku jatuhin supaya kamu nggak kesel lagi sama aku. Tapi kamu tetap dingin sama aku. Tolong kasih tau, aku harus ngapain?!" Chandra menatap Wendy dengan seksama. Keduanya terlibat adu pandang untuk beberapa saat sebelum Wendy mengalihkan pandangannya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Sat Set (Completed)
FanfictionTAMPAN, KAYA RAYA DAN POPULER! Itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan seorang CHANDRA PUTRA ADHITAMA. Si putra sulung dari pemilik Production House ternama di Indonesia yang di sebunyikan identitasnya. Ia lebih di kenal public sebagai CHANDRA P...