14.] - Ciuman dadakan

721 70 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT:)

****

"Kita latihan satu kali lagi gimana?"

"Wendy?"

Chandra menatap gadis di sampingnya keheranan. Entah apa yang Wendy pikirkan hingga Chandra sampai mengulang-ulang ucapannya agar menarik perhatian Wendy. Gadis itu terlihat tidak fokus sedari datang.

"Hey?!" Chandra menepuk bahu Wendy hingga gadis itu berjengkit kaget dan menatap Chandra bingung sekaligus merasa bersalah.

"Ma-ma'af. Aku sedikit nggak fokus." ucapnya. Wendy meringis sambil tersenyum tidak enak pada Chandra.

"Ada masalah?" tanya Chandra yang merasa ada yang tidak beres dengan Wendy. Gadis itu langsung menggeleng cepat. Ia merasa bersalah karena sudah bersikap tidak profesional dengan membawa-bawa masalahnya ke dalam pekerjaan.

"Maaf. Aku akan lebih fokus lagi setelah ini." Wendy memberikan senyumannya agar Chandra percaya dan tidak merasa cemas lagi.

Pria itu mengangguk. Lalu mereka melanjutkan sesi latihan karena sebentar lagi mereka akan recording untuk lagu duet mereka nanti. Wendy menepis dalam-dalam pikirannya yang masih melayang pada bangkai tikus di bawah selimutnya beberapa hari lalu. Meskipun terasa aneh, tapi ia berharap jika memang kucing peliharaan tetangganya yang tidak sengaja membawa masuk ke kamarnya.

Oke,fokus!

Lupakan soal bangkai itu Wendy!

Jadwal recording hari itu berjalan lancar meskipun harus mengalami 3x take ulang, tapi mereka puas dengan hasilnya. Suara bass Chandra dan suara lembut Wendy menyatu dengan sempurna di dalam lagu bergenre pop ballad hasil karya Chandra. Wendy sangat menyukai lagu itu, karena bisa di bilang lagu itu adalah style-nya.

"Sebelum pulang kita mampir makan dulu ya?" tanya Chandra. Wendy yang juga sudah merasa lapar hanya mengangguk saja.

Chandra mulai menjalankan mobilnya yang ia kemudikan sendiri tanpa Baekky. Padahal Baekky tadinya berniat ikut, tapi entah ada angin apa Chandra tiba-tiba melarangnya dan menyuruh Baekky pergi dulu dengan sogokan beberapa lembar uang merah yang langsung membuat pria itu menyengir lebar dan pergi menggunakan taxi.

"Kamu pengen apa?" Chandra sesekali menoleh pada Wendy.

"Apa aja. Aku ngikut!"

Karena Wendy menyerahkan keputusannya pada Chandra akhirnya  pria itu pun menghentikan mobilnya di salah satu restoran yang cukup terkenal di daerah situ. Wendy mengekor di belakang Chandra dan agak menjaga jarak ketika mereka memasuki area restoran yang tidak begitu ramai. Sebelum memasuki pintu restoran, Wendy sudah terlebih dahulu menarik ujung kaos Chandra yang membuat pria itu menolehkan kepalanya dengan pandangan bertanya.

"Nanti kalau ada yang liat gimana?" Wendy bertanya dengan setengah berbisik. Takut jika ada orang yang mendengar. Karena meskipun Chandra memakai topi bahkan masker sekalipun, tapi tetap saja ada yang mengenalinya. Postur dan perawakan Chandra benar-benar sulit untuk mengelabuhi mata penggemarnya. Dan setelah insiden terakhir kali yang menyeret namanya, Wendy sebenarnya masih sedikit takut namanya akan di jadikan bahan pergunjingan lagi di sosial media.

"Ya nggak apa-apa. Mereka kan punya mata." jawab Chandra yang malah membuat Wendy gemash sendiri mendengarnya. Padahal Chandra tau bukan itu maksud dari perkataannya.

"Bukan itu maksudku."

"Iya tau. Yaudah biarin aja kalau ada yang ngliat." Chandra mencoba menenangkan gadis itu. Sedangkan Wendy masih menatap Chandra was-was.

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang