*sorry for typo.
Happy Reading! Lunas yaa;)
***
"Lucu banget sih, Ponakan Onty." Devina tak berhenti menoleh pipi Aurora dengan gemas. Bayi mungil yang terbungkus kain bedong itu terlihat bergerak-gerak terganggu dalam gendongan Omanya.
"Cantik, lebih mirip sama Kak Wendy. Untung ga mirip Abang." Ucap Devina tanpa dosa. Chandra yang mendengar itu melengos sebal.
"Jangan gangguin anak gue tidur." Ujar Chandra kesal. Saat Devina tak berhenti menoel-noel pipi gemuk anaknya hingga bayi kecil itu terusik dan bergerak-gerak.
"Pelit." Devina menjulurkan lidahnya mengejek.
"Biarin. Anak gue, Wlee.." balasnya tak mau kalah.
"Chan, malu sama anak kamu. Kenapa sih kalian ga bisa akur kalau ketemu?!" Kirana menatap kedua anaknya gemas.
"Habis Abang nyebelin sih, Bun. Nggak kaya Bang Dev." Adunya.
"Ya udah, sana aja lo sama Devan." Chandra mendorong-dorong kecil tubuh Devina keluar ruangan hingga gadis itu merengek pada Kirana.
"Kalian ini! Udah sana keluar. Nanti cucu Oma bangun gara-gara kalian." Usirnya pada Chandra dan Devina. Chandra melotot tidak terima sedangkan Wendy terkekeh pelan melihat perdebatan ibu mertua, suami dan juga adik iparnya. Selama ini rumah memang tidak pernah sepi jika ada Chandra dan Devina.
Tak berselang lama pintu di ketuk dari luar hingga mereka menatap ke arahnya bersamaan. Lalu munculah Papa, Mama Wendy serta Baekky dan Kanina yang mengikuti di belakang.
"Kalian kok bisa barengan?" Tanya Wendy kaget.
"Iya, tadi nggak sengaja ketemu di depan. Terus kita jalan bareng kesini." Jawab Irma yang mendekati putrinya.
"Gimana kondisi kamu?" Tanyanya. Wendy mengangguk dan tersenyum lembut.
"Sudah jauh lebih baik." Jawabnya.
Kanina meletakkan parsel buah yang di bawanya ke atas nakas, lalu memeluk Wendy singkat.
"Maaf baru sempet kesini." Ucapnya dengan sorot menyesal. Wendy menggeleng pelan.
"Nggak apa-apa, kamu kan sibuk. Makasih ya." Ungkapnya tulus. Kanina mengangguk dan beralih melihat bayi kecil yang sudah beralih gendongan pada neneknya.
"Ya ampun, kecil dan lucu banget. Jadi pengen.." ucap Kanina dengan polosnya, yang langsung mengundang tawa satu ruangan.
"Kode tuh, Mas Baekky." Sahut Wendy yang membuat wajah Baekky memerah malu. Kanina yang tersadar akan ucapannya langsung menahan wajah malu.
"Bu-bukan gitu maksud aku kok." Ralatnya malu.
"Gitu juga nggak apa-apa." Wendy tersenyum menggoda. Sedangkan wajah Kanina semakin bertambah merah karena malu.
Baekky yang melihat wajah Kanina memerah karena malu dengan sigap menarik kekasihnya ke sampingnya, lalu gadis itu menyembunyikan wajahnya di bahu Baekky dengan baik.
"Udah-udah, kasian dia sampai malu." Ucap Baekky. Semua orang menahan senyum melihat pasangan itu.
"Boleh gendong Aurora-nya nggak Tante?" Tanya Baekky pada Irma, mama Wendy. Wanita paruh baya itu mengangguk.
"Ga boleh." Sela Chandra cepat hingga semua orang menatap ke arahnya.
"Ya elah gendong doang kali. Nggak gue bawa pulang bos." Ujar Baekky.
"Tetep ga boleh." Kekeuhnya. Bibir Baekky melengos sinis.
"Dasar bapak posesif!" Ucapnya kesal.
"Biarin. Anak gue sendiri." Balas Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Sat Set (Completed)
FanfictionTAMPAN, KAYA RAYA DAN POPULER! Itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan seorang CHANDRA PUTRA ADHITAMA. Si putra sulung dari pemilik Production House ternama di Indonesia yang di sebunyikan identitasnya. Ia lebih di kenal public sebagai CHANDRA P...