27. The Day

554 48 8
                                    

Jangan lupa sempatkan vote sebelum membaca.

Happy Reading guys..

****
C

handra mengetuk pintu kayu di depannya dengan sabar. Setelah beberapa kali ketukan, barulah suara engsel pintu terbuka dari dalam, dimana Wendy muncul tertatih dengan menggunakan tongkat penyangga.

Chandra tersenyum lebar, dan mengangkat bungkusan plastik yang ia bawa sedari tadi di sebelah tangannya.

"Ini, pesanan kamu. Martabak manis rasa coklat." Wendy tersenyum lebar dan mengambil alih plastik berisi makanan itu. Lalu mempersilahkan Chandra masuk. Dengan berhati-hati, Wendy melangkah masuk ke dalam di ikuti Chandra yang menjaga gadis itu dari belakang. Takut jika Wendy sampai oleng saat menggunakan tongkat penyangganya.

"Aku bikinin minum dulu ya."

"Ehh, nggak perlu. Kamu duduk aja." Chandra menahan tangan kekasihnya itu. Dan membawa Wendy duduk di sampingnya.

"Kaki kamu masih kerasa sakit?" Chandra menatap kaki Wendy khawatir. Sedangkan gadis itu tersenyum lembut dan menggeleng.

"Udah agak mendingan. Dan sepertinya, sebentar lagi aku bisa jalan tanpa tongkat penyangga." Ujarnya senang. Chandra ikut tersenyum dan mengusap pipi lembut kekasihnya.

"Syukur deh kalau gitu." Ujar Chandra. Matanya menatap lekat dan tangannya ikut merapikan anak rambut Wendy, menyelipkannya di belakang telinga. Sesekali pria itu mencium pelipisnya.

"Kalau aku udah bisa jalan, kita bisa langsung nikah sesuai rencana."

"Aku nggak apa-apa kok, nunggu sebentar lagi. Yang penting kamu sembuh dulu." Chandra tersenyum lembut dan mengusap kepalanya sayang. Pernikahan mereka memang sepakat di undur sampai kondisi Wendy membaik terlebih dahulu. Karena tidak mungkin untuknya memaksakan acara pernikahan dengan kondisi kaki Wendy yang masih menggunakan tongkat penyangga. Tentu akan membuat gadis itu kesulitan. Apalagi pernikahan adalah momen penting, sekali seumur hidup. Tentu mereka ingin yang terbaik saat melakukannya.

Wendy menggenggam tangan besar Chandra dan mengecupnya sekilas.
Matanya menatap Chandra dalam. Seolah mencurahkan semua perasaannya yang mungkin tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Tapi yang jelas, ia begitu mencintai pria di depannya ini.

"Terima kasih.. untuk semua yang udah kamu lakukan untuk aku." Ungkap Wendy, tulus.

Chandra menggeleng.

"Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu. Terima kasih.. karena kamu sudah hadir di hidupku." Wendy tersenyum mendengar itu. Memang, tidak ada seorangpun yang tau takdir indah apa yang sudah tuhan persiapkan untuk umatnya. Dan bertemu Chandra, masih seperti mimpi bagi Wendy.

Chandra menatap Wendy dalam. Dan tanpa sadar memajukan wajahnya mendekat ke arah bibir gadis itu. Tapi terlebih dahulu Wendy menahannya dengan jari telunjuknya.

"Ini di rumah. Nanti papa sama Mama liat." Bisiknya. Chandra menahan senyumnya. Lalu menyingkirkan jari Wendy yang menahannya, dan langsung mengecup kilat bibir gadis itu, hingga Wendy melotot kaget dan memukul lengan pria itu kesal.

Karena bagi Chandra, larangan adalah perintah.

****

Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah menetapkan tanggal pernikahan dan di tambah harus di undur lagi selama lebih dari satu bulan karena menunggu kesembuhan kaki Wendy. Akhirnya perjalanan cinta Chandra dan Wendy sampai di pelaminan hari ini. Dengan tema dan konsep private garden party yang mereka inginkan, pernikahan di gelar di salah satu hotel ternama di Jakarta Selatan.

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang