32. Menghabiskan Waktu Bersama

437 42 8
                                    

Hola.. Hola..Ada yang kangen nggak sama Chandra Wendy? Jangan lupa vote dan comment ya..

***

"Sayang, mau jalan-jalan nggak?" Tanya Chandra pada sang istri yang tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Wendy yang di tanya langsung menoleh pada suaminya, yang saat itu baru saja keluar dari kamar mandi setelah melakukan rutinitas paginya di ruangan gym milik pria itu.

"Emang kamu nggak kerja?" Wendy menatap suaminya dengan seksama. Chandra mendekat, lalu menunduk untuk memberikan kecupan singkat di bibir istrinya.

"Ini weekend, jadi aku libur." Bisiknya, Membuat Wendy tersenyum senang.

"Biasanya kamu kerja juga kalau weekend?!" Wendy mengangkat kepalanya, menatap suaminya yang berdiri menjulang di depannya. Masih dengan kondisi setengah telanjang, Chandra mengusap rambut istrinya yang sudah setengah mengering.

"Merajuk, heh?" Di tanya seperti itu, Wendy langsung mengangguk mengiyakan. "Kamu sibuk terus akhir-akhir ini." Keluhnya.

Mendengar hal itu Chandra menjadi merasa bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga mengabaikan istrinya yang juga butuh perhatiannya. Akhir-akhir ini memang ia lebih sibuk dari biasanya karena perusahaan yang sedang menyiapkan beberapa gugatan ke pengadilan karena permasalahan pelanggaran hak cipta yang membuat perusahaan merugi puluhan miliar. Apalagi papanya menekankan ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Membuatnya harus mengerahkan seluruh fokusnya pada masalah ini.

Chandra menekuk lututnya, berjongkok di depan istrinya yang duduk di kursi riasnya. Ia menatap Wendy lekat-lekat sambil menggenggam tangan mungil istrinya.

"Maaf ya kalau aku terlalu sibuk akhir-akhir ini. Perusahaan lagi ada sedikit masalah, dan mau nggak mau aku harus fokus menyelesaikannya." Ungkap Chandra memberikan pengertian. Wendy mengangguk paham.

"Iya, nggak apa-apa. Aku ngerti kok." Wendy balas tersenyum pada suaminya. Agar pria di depannya ini tidak perlu mencemaskannya. Karena ia tau, tanggung jawab Chandra bukan hanya sebagai kepala rumah tangga, tapi juga pada perusahaan keluarga ini. Dan yang pasti beban suaminya itu pasti sangatlah berat. Dan sebagai istri, ia tidak ingin terlalu banyak menuntut suaminya. Justru sebaliknya, ia ingin selalu ada di samping pria itu untuk memberikan supportnya, menjadi tempatnya berpulang ketika pria itu lelah.

"Jadi, kita mau kemana?" Tanya Wendy antusias.

"Terserah kamu. Kemanapun yang kamu inginkan, aku siap jadi supir kamu seharian ini." Ucap Chandra, membuat Wendy tertawa.

"Oke, Pak supir. Jangan protes ya nanti."

"Siap, nyonya." Chandra mengangkat tangan kanannya ke samping pelipis, bersikap layaknya tentara militer pada umumnya. Membuat Wendy tertawa di buatnya.

****

Sesuai rencana tadi pagi, akhirnya Chandra dan Wendy memutuskan pergi berjalan-jalan ke mall. Mereka ingin menghabiskan weekend dengan berbelanja bersama, nonton di bioskop, dan juga makan di luar. Yang mana sebenarnya hal - hal itu adalah kegiatan sederhana yang mereka hampir belum pernah lakukan setelah menikah. Apalagi pasca honeymoon mereka, Chandra langsung di sibukkan dengan setumpuk pekerjaan di kantor. Yang mau tidak mau, Wendy harus bisa mengerti hal tersebut.

"Sayang, mau yang mana? Yang ini cantik nih kayaknya di kaki kamu." Chandra memperlihatkan dua buah high heels dari sebuah brand luar ternama dengan warna yang feminim. Terlihat sangat anggun dan cantik. Wendy yakin semua kaum wanita akan menyukainya, termasuk juga dirinya.

Namun saat melihat tag price yang tertera, Wendy di buat melongo dengan harga sepasang sepatu yang harganya saja mampu untuk membeli dua jenis motor bebek seperti punyanya dulu. Ia tertawa miris dalam hati ketika melihat harganya yang sudah pasti membuat jiwa kemiskinannya bergetar.

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang