23. Kembali

478 51 8
                                    

Chandra tidak percaya dengan apa yang ia lakukan saat ini. Ia yang sempat mengatai ide Baekky gila kemarin, akhirnya ia lakukan juga. Ia seperti kerbau yang di cocok hidungnya karena mengikuti semua perintah Baekky untuk berlutut siang malam di depan rumah Wendy demi mendapat maaf dari kekasihnya itu. Chandra setengah mati harus menekan rasa malunya demi mendapatkan maaf dari 'ayang' jika kata Baekky.

Chandra juga sedikit bersyukur, rumah Wendy masuk ke dalam gang dan tidak ada rumah lain selain rumah Wendy. hingga ia tidak perlu menjadi tontonan orang-orang sekitar.

Dan sudah hampir 6 jam Chandra berlutut di depan rumah Wendy. Ia tau Wendy ada di dalam karena motor bebek gadis itu yang terparkir rapi di teras rumah. Chandra sudah memutuskan ia tidak akan menyerah sebelum Wendy memaafkannya. Meskipun saat ini lututnya sudah terasa sakit karena bersentuhan langsung dengan alas yang keras dengan waktu yang lumayan lama.

'jangan nyerah.. jangan nyerah..'

Chandra berusaha terus untuk memberi semangat untuk dirinya sendiri. Berlutut bukanlah hal yang sulit. Ia akan lakukan selama apapun itu asal Wendy memaafkannya.

"Loh, nak Chandra? Apa yang sedang kamu lakukan dengan berlutut di depan rumah kami seperti ini? Ayo bangun-bangun.." Irwan hendak membantu Chandra bangun, tapi pria itu menolak dengan tegas.

"Tidak Om. Saya nggak akan bangun sebelum Wendy memaafkan saya." Ucap Chandra tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormatnya kepada calon mertuanya.

Lalu kedua pasangan paruh baya itu saling berpandangan bingung.

"Nak Chandra tidak perlu melakukan seperti ini, kan bisa di bicarakan baik-baik sama Wendy." Irma ikut memberi pengertian. Namun Chandra kekeuh menolak.

"Tidak Tante. Saya pantas merasakan hal ini karena sudah membuat Wendy kecewa dengan saya. Sekali lagi maafkan saya."

"Ya sudah, kalau gitu biar kita bicara terlebih dahulu sama Wendy. Nak Chandra tolong jangan menyiksa diri seperti ini." Ucap Irma. Lalu ia dan suaminya bergegas masuk ke dalam untuk membujuk putri mereka agar Wendy menghentikan aksi gila Chandra di depan rumah mereka.

"Wendy, lebih baik kamu maafkan saja nak Chandra atau bujuk dia supaya menghentikan aksinya di depan rumah kita. Kasian.. lututnya pasti sakit." Bujuk Irma cemas.

"Benar nduk. Udah maafin aja kesalahannya. Dia pasti sangat menyesal sampai rela berlutut di depan rumah kita kaya gitu demi mendapatkan maaf dari kamu. Papa takut kalau dia sampai pingsan di depan." Irwan menambahi. Membuat perasaan Wendy bertambah tidak nyaman.

Ia tidak tega sekaligus kesal dengan tingkah Chandra yang seperti ini. Menyiksa dirinya sendiri. Apa Chandra pikir dirinya itu superhero? Atau anggota kerajaan jaman dulu yang kebal rasa sakit? Wendy tak habis pikir dengan apa yang Chandra pikirkan.

Lalu dengan terpaksa ia pun keluar dan menemui Chandra. Pria itu langsung tersenyum antusias begitu melihat kedatangan kekasihnya.

"Bangun.." perintahnya. Dengan semangat penuh Chandra langsung berdiri hingga membuatnya oleng karena kakinya terasa kebas setelah berjam-jam lamanya ia gunakan untuk berlutut.

Wendy memegangi Chandra yang sempat oleng dan menatapnya cemas.

"Nggak apa-apa?" Tanyanya. Chandra menggeleng sebagai jawaban.

"Aku baik-baik aja. Apa ini tandanya kamu udah maafin aku?" Chandra menatap mata Wendy. Seolah mencari jawaban dari sana.

Lalu dengan berat hati Wendy mengangguk. Dan tidak bisa berbuat apa-apa saat tiba-tiba Chandra menariknya ke dalam pelukan pria itu.

"Makasih. Aku janji nggak akan melakukan hal bodoh lagi."

"Em. Aku pegang janji kamu."

****

Mr.Sat Set (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang