PART 19

334 8 0
                                    

Menahan segala rasa yang di rasakan saat ini sangat lah sulit bagi Meta, apa lagi kondisi nya yang sedang hamil muda.

Berdiri dengan pandangan kosong menatap bingkai foto pernikahan nya. "This is too heavy for me to go through alone." Gumam nya.

"You are not alone, I am standing here looking after you." Balas Devano yang tiba-tiba berdiri di belakang Meta.

Meta menghapus jejak air mata nya dengan kasar. Menatap wajah Devano dengan lekat, "Apa kamu akan melepaskan ku setelah anak ini lahir?" Tanya Meta dengan tiba-tiba.

"Aku tidak memaksa mu untuk menerima ku, tapi kamu bisa kan, berjanji untuk menyayangi anak ini dan menerima nya nanti kalau sudah lahir."

Devano terbungkam, mata nya menatap dalam wanita itu. Banyak luka, kesedihan, kecewa, itu yang di lihat oleh Devano.

Devano langsung memeluk tubuh Meta erat, "Sorry, jangan berpikir yang tidak-tidak dulu sebelum lo mengatakan dan menunggu gue manjawab nya. Gue janji, akan terus melindungi lo dan anak kita."

Meta menumpahkan segala kesedihan yang dirasakan, jika ini mimpi Meta sangat berharap untuk tidak terbangun saat ini.

Andai saja sikap Devano terus seperti ini Meta sangat bahagia walau dia tahu, cinta nya Devano tidak akan pernah seutuh nya.

Tapi setidaknya lelaki ini sangat mencintai anak nya.

"Gue gak janji kalau gue bisa mencintai lo seutuh nya tapi gue janji untuk anak di perut lo kalau gue akan mencintai dan menyayangi nya seutuh nya." Ujar Devano sesaat sebelum melangkah pergi meninggalkan Meta.

Apa yang harus di lakukan oleh seorang Meta? Sikap lelaki di depan nya sungguh berbeda terkadang baik, terkadang buruk.

Namun setidaknya malam ini Devano tidak benar-benar meninggalkan nya sendirian di rumah, dia kembali waku dengan embel-embel anak yang berada di dalam perut nya.

__

Mentari pagi menyambut hangat hari yang akan di lalui Meta hari ini, setidaknya pikiran buruk dan hal negatif yang dia pikirkan kemarin tentang Devano tidak lah terbukti benar, pria itu kembali ke rumah dan menemani Meta sepanjang malam walau berbeda kamar tapi setidaknya dia ada di dalam rumah.

Aroma masakan terciun di hidung Devano, sudah di pastikan ini masakan istrinya. Dia sangat berbeda dengan perempuan hamil lain nya, dia tidak manja, tidak merepotkan, dan tentunya dia tidak pernah menuntut yang aneh-aneh kepadanya, antara tidak menuntut atau memang dia tidak berani mengatakan nya kepada Devano.

Devano keluar dari dalam kamarnya dengan berpakaian yang sudah rapi, hari ini ada kelas pagi di kampus.

"Nanti gue pulang malam, kafe lagi ramai." Ujar Devano sesaat setelah duduk di bangku meja makan.

Meta hanya terdiam, entah lah kondisi badan nya sedang tidak enak secara tiba-tiba.

Devano yang merasakan ada sesuatu yang aneh dengan Meta pun bangkit dari duduk nya lalu mendekati istirnya yang tengah asyik mencuci barang dapur yang telah dia gunakan untuk memasak.

Devano mengerutkan kening nya, lalu tangan kanan nya terukur ke jidat istrinya. "Anget, lo sakit?" Tanya Devano.

Meta menggeleng, "Gak, ini sudah biasa terjadi pada ibu hamil."

Devano menarik kedua pundak Meta agar bisa saling berhadapan, "Kalau ada apa-apa lo bisa bilang kan ke gue?" Ujar Devano.

Meta yang di tatap dengan begitu intens nya oleh Devano membuat nya gugup, ini kali pertama Devano menatap nya dengan begitu lekat dalam kondisi sadar tanpa pengaruh apapun.

Meta berdehen untuk menetralkan wajah nya yang bersemu merah akibat gugup. "Baru di tatap gitu aja nervous, gimana kalau gue tidurin." Ujar Devano lalu kembali duduk di bangku dekat meja makan.

Mulut Meta menganga lebar, apa dia benar-benar Devano? Suami nya? Sungguh dia sangat menyeramkan pagi-pagi sudah membuat nya begitu takut.

Devano yang menyadari ekspresi Meta terkekeh geli, lalu bangkit dan menenteng tas nya di pundak dengan langkah mendekat kearah Meta, Devano menyuapi sepotong roti bekas gigitan nya kedalam mulut Meta.

"Gak masalah bukan, kalau gue nagih hak yang ada dalam diri lo." Bisik Devano kepada Meta, lalu bergegas keluar rumah meninggalkan Meta yang masih syok mendengar apa yang baru saja di bisik'kan oleh suaminya.

BRANDAL IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang