PART 22

366 11 1
                                    

"Si buaya datang juga." Ujar Bima pada sosok Devano yang baru saja datang dengan Felli yang menggandeng tangan Devano posesif.

Vanesa yang melihat nya merasa jijik dengan gaya gadis di samping suami teman nya itu.

Alex yang tahu sikap kekasih nya dengan judes langsung berbisik pelan di telinga Vanes. "Jangan buat ribut, ini acara Bima."

"Memang kamu gak kesel apa liat mereka!?" Balas nya dengan pelan namun menusuk.

Alex merangkul pundak kekasih nya lalu mengelus nya pelan. "Tenang, sabar."

Vibes positif nya Alex memang sangat luar biasa, inilah yang membuat Vanes menjatuhkan hatinya pada sosok Alex.

"Hay bro! Sorry agak telat." Ujar Devano.

"Gak apa-apa." Balas Bima.

"Istri lo mana?" Tanya Bima tanpa memikirkan hati Felli.

Felli kesal lalu menginjak kaki Bima dengan keras. "Nyebelin banget sih kamu Bim!!"

Bima yang di injak dengan keras oleh Felli mengaduh kesakitan. "Lah, pertanyaan gue benerkan?"

"Sudah-sudah, lo juga malah bikin pala gue makin pusing aja Bim." Ujar Devano.

"Dev," Panggil Vanesa saat tahu Devano akan menjauh dari Bima.

Devano yang merasa terpanggil pun menoleh, "Hari ini jadwal nya Meta ke dokter, kenapa gak lo temenin."

"Lo liat kan, gue ada acara sendiri." Balas Devano.

"Meta lagi sakit Dev, dia harus banyak istirahat." Ucap Vanesa lagi.

Devano yang hendak melangkah pergi ia urungkan. "Dia lagi di rawat di rumah sakit, kata dokter dia harus istirahat total gak boleh banyak pikiran."

Devano yang mendengar nya langsung melangkah dengan tergesa-gesa keluar dari acara Bima lalu mengendarai mobil nya dengan cepat.

Felli yang melihatnya pun merasa sakit, merasa terabaikan oleh Devano.

"Sakit yah? Yah, kasihan deh yang hanya berstatus kekasih." Ledek Bima pada Felli.

"Lo bisa diam gak sih Bim!"

"Asal lo tahu Fel, lo akan kalah dengan Meta yang berstatus istri sah nya Devano. Lo pikir pakai logika aja, mereka tinggal berdua, sudah sah dimata hukum dan agama, akan sangat tidak mungkin jika mereka tidak melakukan nya bukan." Ujar Bima dengan wajah meledek nya.

"Lo nyebelin bangat Bima!!" Balas Felli.

Alex meninju lengan Bima sedikit keras membuat Bima mengaduh kesakitan, "Gila, kalau dia nekad berbuat aneh-aneh gimana?" Ujar Alex.

"Iya, malah lo ledek kaya gitu." Imbub Vanesa.

"Tapi lo seneng kan?" Tanya nya dengan wajah senang dan tengil.

Vanesa tersenyum lalu bertos ria dengan Bima. Alex yang melihat tingkah keduanya hanya menggeleng heran.

____

Meta yang terbangun dari tidurnya merasa kaget dengan sosok Devano yang tengah duduk di samping tempat tidur nya dengan posisi kedua tangan terlipat di dada.

Meta berusaha duduk dengan posisi bersandar di tembok.

"Apa penting nya aku bilang sama kamu Dev,"

"Lo pikir lo itu hebat, lo bisa tanpa gue!?" Omel Devano pada Meta yang malah memejamkan matanya. "Lo denger gak sih, apa yang ucapkan. Kalau butuh sesuatu bilang, jangan diam."

Meta membuka mata nya, "kan kamu sendiri Dev yang lebih memilih pergi dengan kekasih mu di banding menemani aku yang sudah jelas menjadi istri sah kamu."

"Kenapa sih, selalu itu yang menjadi tolak ukur lo menjadi bahan perdebatan kita." Ujar Devano.

"Yang ada di dalam perut lo, itu anak gue juga, Ta, bukan cuman anak lo."

"Ini memang anak kamu Dev, tapi tidak dengan ku. Aku hanya pelantara buat anak kamu."

"Kata siapa!? Apa gue pernah bilang kalau lo itu cuma mesin anak buat gue, gak kan." Balas Devano "lo itu tanggung jawab yang harus gue jaga bukan hanya anak yang lo kandung."

Bak tersambar petir, Felli yang mengikuti mobil Devano dengan bertujuan meyakinkan dirinya kalau apa yang dikatakan Bima itu tidak mungkin terjadi justru di benarkan dengan perkataan Devano.

Sudah sangat jelas ada perasaan besar yang Devano berikan pada Meta, perhatian dan perasaan yang belum pernah di rasakan oleh Felli selama berpacaran dengan sosok Devano.

Dadanya gemuruh sesak, ini bukan lagi Devano yang dulu, bukan lagi Devano yang hanya memberikan hatinya hanya untuk Felli.

Felli menangis dengan dada yang sesak. Ucapan Devano menyadarkan dirinya kalau kisah cinta nya dengan laki-laki itu sudah berakhir dengan pernikahan yang Devano lakukan dengan Meta.

"Devano," Lirih nya.

Sedangkan Devano yang masih di dalam ruangan Meta pun mengeraskan rahang nya saat tahu Meta di antar oleh Marcel ke rumah sakit.

"Kenapa harus dia!?"

"Mana aku tahu Dev,"

Posisi Meta pada itu serba salah, dirinya yang sedang duduk di halte bus tak sengaja bertemu dengan Marcel yang tiba-tiba menghentikan laju mobil nya tepat di depan Meta. Awal nya dia menolak untuk tidak mau di antar oleh Marcel, namun tiba-tiba perutnya semakin sakit dan kram jadi mau tidak mau dia harus mau di antar oleh Marcel.

"Kan lo bisa telfon gue."

"Aku sudah telfon kamu berkali-kali tapi tidak kamu angkat."

Devano merogoh kantong celana nya dan benar saja ada sepuluh panggilan tak terjawab dari Meta.

"Sibuk sih, sama pacarnya sampe gak peduli gitu." Gerutu Meta.

Devano yang sedang mengecek ponsel nya pun mencondongkan wajah nya kearah Meta, "ngomong apa tadi?" Goda Devano.

"Gak, apa sih, salah dengar kali kamu."

"Gak, ulang lagi tadi ngomong apa?" Ujar Devano sengaja semakin mendekat kan wajah nya kearah wajah Meta.

"Munduran Dev, jangan terlalu dekat, nanti ada yang liat."

"Siapa yang liat, kalau pun ada, ya gak masalah. Gue suami lo," Dalih Devano.

Tiba-tiba saja Devano mencium kening Meta lama, "Jaga kesehatan lo," Ujarnya lalu mengelus perut Meta pelan, "dan anak kita."

Felli yang tadinya tidak ingin melihat apa yang dilakukan oleh Devano semakin di buat penasaran dan benar saja aksi Devano mencium kening Meta dan mengelus perut nya di lihat dengan jelas oleh Felli.

                          __________

BRANDAL IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang