PART 24

386 9 0
                                    

         (Foto hanya pemanis) 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         (Foto hanya pemanis) 🤭

Batu itu mulai mengikis oleh tetesan air yang sabar terus terjatuh. Satu Universitas heboh dengan postingan yang tertera di akun media sosial milik Devano, sangat jarang lelaki itu memposting foto di media sosial nya yang begitu banyak pengikut.

Dengan caption 'Live partner' dengan percaya dirinya dia mengaku Meta adalah teman hidup nya.

Vanesa ikut tersenyum saat melihat postingan suami teman nya itu, syukurlah, dengan begini berarti Devano sudah menerima kehadiran Meta sebagai istrinya.

Disisi lain, Felli terus saja menatap nanar foto yang tertera di ponsel nya, ini sangat tidak lucu kalau Devano sedang prank dirinya. Namun, Felli sangat berharap ini hanya sebuah permainan yang lelaki itu lakukan untuk memberi kejutan kepada nya.

"Sejak kapan lo sebucin itu sama Meta?" Tanya Marcel, saat mereka tengah berada di taman kampus.

Devano yang di tanya demikian hanya duduk diam sambil menyesap sebatang rokok yang terselip di jemari nya.

"Jangan memberi harapan sama seseorang, kalau lo cuma mau menyakiti." Ujar nya seolah memberi peringatan pada lelaki itu.

Alex mulai geram tentu nya dengan polah Marcel, mau bucin atau gak nya ya terserah Devano, Meta itu istrinya, bukan?

"Syell, gue cuma ngasih tahu. Mending lo gak usah ikut campur urusan rumah tangga orang lain, daripada lo makin sakit hati." Ucap Alex.

"Betul tuh," Timpal Bima.

Devano tersenyum sinis kearah Marcel seolah meledek nya, "Gue emang brandal, brengsek, tapi gue gak pernah mencoba memperkosa anak orang dengan otak binatang, lo paham kan apa yang gue omongin." Cibir Devano.

"Gak usah bawa-bawa masalalu Dev!!" Bentak Marcel.

"Terus gue harus apa!?" Tantang Devano, "dia istri gue emang nya salah kalau gue posting foto istri gue di media sosial yang gue punya. Heeyy..., jagoan, sadar diri. Cewek yang lo suka itu istri orang, dan orang nya itu ada di depan mata lo."

Marcel jelas kalah telak apa yang di katakan Devano benar. Meta saat ini sudah berstatus istri sah seorang Devano dan itu terjadi karena dirinya yang melakukan hal bodoh tanpa memikirkan resiko dan akibat nya.

______

"Kenapa?" Tanya Meta saat Devano menatap nya dengan terang-terangan.

"Lo sebenarnya punya hubungan apa sih, sama kaka tiri lo itu." Tanya Devano dengan nada ngegas.

Meta mengerutkan kening nya mendengar beberapa pertanyaan yang di lontarkan oleh suami nya.

"Kamu kan tahu, kenapa nanya." Balas Meta. Lalu melanjutkan kesibukan nya menyiapkan masakan yang ada di depan nya.

"Meja gue penuh sama sayuran lo." Ujar Devano ketus.

Meta menatap nanar sayuran yang baru saja di hamburkan oleh Devano, "Kamu kenapa sih?"

"Sayuran aja salah di mata gue, diem deh lo."

Meta menghembuskan nafasnya kasar, apa-apa'an dia melontarkan beberapa pertanyaan yang aneh dan sangat tidak berguna bagi Meta.

"Dia kenapa sih." Gumam Meta.

Cemburu. Mungkin itu yang saat ini tengah dirasakan oleh Devano, hanya saja dia tidak menyadari nya akan perasaan yang dia punya dan dia rasakan saat ini.

Gengsi dan ego yang dia banggakan hingga sama sekali tidak menyadari bahwa dia mulai mencintai wanita yang kini tengah mengandung buah hati nya.

Bantal pun terlihat salah di mata Devano, apa lagi Meta. Perempuan itu sungguh luar biasa, bisa mengoyahkan hati seorang Devano dengan mudah.

Jadi ini yang di namakan mencintai? semakin lama waktu berjalan semakin mengerti bahwa ada orang lain yang sangat menginginkan kehadiran nya di banding orang yang sedang dia perjuangkan. Semakin sering nya bersama, semakin mengerti kalau menyayangi tidak hanya dengan perasaan namun dengan perbuatan dan perlakuan.

Ini yang tengah di rasa oleh Meta, perempuan itu semakin merasa nyaman jika Devano memperlakukan nya dengan lembut meski tak jarang nada tinggi nya masih Meta dengar. Setidaknya sudah ada perubahan yang sedang di lakukan oleh lelaki itu

Perihal bisa bertahan nya atau tidak untuk kedepan baik Meta ataupun Devano masih bungkam, biarkan saja biar waktu yang akan menjawab.

Biarkan saat ini menjadi teman saja dulu, "Dev?" Panggil Meta. Devano tengah terlelap dengan posisi tengkureb tanpa mengenakan atasan.

"Devano, turun dulu kamu kan belum makan malam." Ucap Meta.

Namun Devano hanya bergumam sebagai jawaban. "Devan!" Panggil Meta kembali.

Meta menghela nafas nya pelan, lalu berjalan mendekati Devano menggoyang-goyangkan lengan Devano dengan pelan.

"Dev,"

Baru saja Meta akan melangkah keluar tangan nya sudah lebih dulu di tarik oleh Devano membuat Meta terjatuh di atas nya.

"Devano!" Teriak Meta.

Devano masih memejamkan matanya lalu memeluk tubuh mungil Meta dengan lekat. "Sebentar saja dulu Ta,"

"Tapi kamu belum makan Dev."

"Sebentar saja Ta, gue nyaman kaya gini. Tubuh gue butuh di cas sebentar." Ujar nya.

Meta tersenyum tipis, jelas saja ini membuat nya sangat bahagia.

"Dev, jangan terlalu kenceng meluk nya, perut aku sakit."

Devano segera mengendurkan pelukan nya, dia lupa kalau istrinya tengah hamil muda.

"Selama hamil lo gak nyidam?" Tanya Devano masih dengan mata yang terpejam.

Meta menggelengkan kepala nya, "Gak, mungkin belum."

"Kalau butuh sesuatu bilang ke gue Ta." Ucap Devano lalu melepas pelukan nya dan bangkit dari tidur di susul oleh Meta.

Devano mengenakan kaos nya lalu mengulurkan tangan nya, "Ayo turun, gue udah laper."

______

BRANDAL IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang