PART 26

383 13 8
                                    

Apa ini hanya mimpi? Jika ia jangan bangunkan dulu karena ini memang yang diharapkan oleh seorang Meta, yaitu rasa sayang dan cinta nya di balas oleh sang pujaan hati yang kini sudah menjadi suami nya.

Devano memang memiliki sisi yang sangat buruk, pemabuk, kata-katanya kasar tapi seorang Meta yakin bahwa Devano akan bisa berubah seiring berjalan nya waktu dan kali ini mungkin buah kesabaran seorang Meta untuk menghadapi seorang Devano.

Devano mengenyahkan keputusan orang tua nya dia masa bodo dengan pendapat keluarga tentang pernikahan nya.

"Maaf Ta, sudah membawa mu larut dalam kehidupan ku yang sangat kelam." Ucap Devano.

Saat ini keduanya tengah berada di sofa keluarga saling menautkan tangan bahkan saat ini Devano merubah posisi nya Meta menjadi bersandar di dada Devano, sedangkan lelaki itu mengusap pelan perut Meta, ini bak mimpi yang sangat perempuan itu idam-idamkan.

"Tidak apa-apa Dev, pernikahan kita memang terlalu mendadak dan aku juga butuh waktu untuk menyesuaikan nya jadi wajar saja." Balas Meta.

Devano menciumi pucuk kepala Meta dengan penuh sayang, rasa penyesalan nya begitu besar pada wanita nya mengingat perlakuan nya begitu kasar.

"Nak, jangan marah pada Ayah yah, Ayah sangat menyayangi mu dan Bunda." Ujar Devano tangan nya tak berhenti mengusap perut Meta. "Apa kau tak nyidam?" Tanya Devano.

Meta menggeleng kan kepalanya, "Mungkin dia tau kalau Ayah nya sangat sibuk."

Dan akhirnya cinta itu benar-benar nyata dan benar-benar ada untuk seorang Meta, semoga saja ini jalan terbaik untuk kehidupan nya kedepan.

Dan akhirnya cinta itu benar-benar nyata dan benar-benar ada untuk seorang Meta, semoga saja ini jalan terbaik untuk kehidupan nya kedepan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Roda itu berputar dengan pelan, dan semoga saja roda kehidupan seorang Meta tidak akan pernah berubah kembali seperti dahulu kala.

"Dev, nanti makan siang kamu akan pulang atau makan di cafe?" Tanya Meta.

"Makan di rumah, sayang." Balas Devano.

Meta berdehem pelan, merasa agak canggung dengan panggilan baru yang Devano lontarkan.

"Kenapa?" Tanya Devano mencium pipi sebelah kana Meta. "Biasakan dengan panggilan itu ya Ta."

"Dev, nanti kamu terlambat ke kampus sudah siang."

"Hari ini libur dosen nya gak hadir, apa kamu lupa?"

"Oh, oh iya aku lupa."

"Anak masih dalam perut sudah pikun kamu." Ujar Devano lalu duduk di kursi meja makan.

Sedangkan untuk menyamarkan rona merahnya masuk kedalam dapur lalu mengaduk kopi untuk Devano.

"Duduk, biar aku saja Sayang."

"Tidak Dev, aku saja."

"Duduk sayang, biar aku yang siap kan susu buat mu."

_____

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRANDAL IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang