PART 23

363 7 0
                                    

"Lo cantik Ta." Bisik Devano di tengah-tengah Meta menelan makanan nya.

Sontak saja, Meta tersedak kaget mendengar bisikan yang baru saja Devano lontarkan. Vanesa yang tengah berada di sofa pun lantas bergegas cepat menyodorkan minuman, jangan tanya bagaimana dengan pelakunya, dia hanya menyunggingkan bibir nya senyum.

"Pelan-pelan Ta, kalau makan." Ujar Vanesa khawatir.

"Lo juga, ngapain malah senyum-senyum! Lo gak lihat, nih, Meta kesedak makanan dia kenapa-napa gimana." Oceh Vanesa.

"Udah Nes, gue gak apa-apa." Ujar Meta.

Devano yang tengah di lirik tajam oleh Vanesa pun berhenti tersenyum. Dia hanya tidak mau membuat keributan di rumah sakit ini.

"Dia bisikin apa?" Tanya Vanesa setelah Devano berpindah posisi duduk nya menjadi dekat dengan Alex dan Bima.

"Iseng banget sih jadi orang." Ujar Alex sembari melirik tajam kearah Devano.

"Emang nya kenapa?" Tanya Bima yang memang selalu gagal fokus dengan pembicara'an kedua teman nya itu.

"Lo belum jawab pertanyaan gue," Ucap Vanesa sembari menyentil kepala Meta.

"Apa sih, orang gak ada apa-apa." Balas Meta.

"Jangan bohong." Tuntut Vanesa.

Meta tersenyum malu sembari melirik kearah Devano yang tengah asyik memainkan ponsel nya.

Bunga waktu, itu mulai merekah dengan perlahan, bunga itu mulai menerbarkan aroma harum manis.

Aku, si pencinta mu yang diam. Aku yang selalu menilai mu dari sisi ku mencinta mu, bukan dari sisi kau membenci ku.

Terlalu banyak sisi yang kulihat sempurna, wahai kekasih diam ku, kisah ku dengan mu masih berlanjut hingga menjadi isi cerita yang sama-sama sempurna dengan titik nilai yang kecil memuas.

Definisi kekasih; dia akan melakukan segala nya dengan ikhlas tanpa mengharap balasan, karena yang menanti harap adalah partner bukanlah kekasih.

__Khairinniswa_4__

Dia begitu sempurna jika di pandang, dia begitu mengoda jika di rasa, buaian apa yang ku rasa!?

Apa yang kau inginkan aku rela melakukan nya, aku tak takut kehilangan dirimu, karena kamu dan aku hanya sebatas dua lakon yang melakoni sebuah cerita.

Entah selesai dengan cerita bahagia atau justru selesai dengan cerita yang membosankan. Terimakasih atas perlakuan yang telah kau beri kepada ku si pecinta mu, meski yang ku rasa selayaknya nya partner.

Yah, partner hidup mu yang aku pribadi tidak tahu akan bisa bertahan sampai mana melakon kan dialog ini semua. Namun, aku bahagia menjadi bagian lakon yang mengisi kisah cerita mu di masa kini entah dengan akhir di masa depan.

"Kenapa?" Tanya Devano pada Meta.

Meta yang di tanya demikian tergagap, sungguh malu, padahal dia secara rapi menutupi kegugupan nya melirik sang suami.

Devano bangkit dari duduk nya lalu mendekat ke tempat Meta, "Butuh sesuatu?"

Meta menggeleng, "Gak, cuma mau bilang makasih." Ujar nya.

Devano yang berdiri di samping tempat tidur istrinya mengangguk pelan. "Makasih sudah menjadi partner yang bertanggung jawab." Ujar Meta lagi membuat Devano mengangkat wajah nya dengan kening mengerut.

"Partner?"

Meta mengangguk, "Aku gak salah kan?"

Devano merubah posisi nya duduk di atas tempat tidur Meta, "Partner hidup maksud lo?" Tanya Devano takut salah menjawab atau mengartikan.

"Terserah," Balas Meta mengangkat bahu nya.

Devano mengusap kepala Meta dengan pelan, "Gak usah mikir yang aneh, dalam berumah tangga tidak ada yang nama nya partner, partner itu hanya berjalan di dua sisi orang yang saling membutuhkan sementara, sedangkan gue, membutuhkan hadir lo untuk selamanya."

Yah, benar. Semestinya memang begitu yang harus mereka jalani, namun dengan kerikil yang semakin mengundung mengubur butiran pasir juga akan kalah dengan air yang deras mengaliri nya dan hanya tersisa dengan batu kerikil yang masih mengundung, karena jika di pikir pasir saja akan sangat sulit jika terus di genggam.

BRANDAL IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang