Whatever

4.5K 384 38
                                    

"No, Zara adalah pacar gue!" tegas Arion.

Zara langsung menolehkan kepalanya melihat Arion dengan mata membulat sempurna, dia kaget mendengar ucapan Arion.

"A... Apa lo bilang?" tanya Zara terbata-bata.

"Gue bilang, lo pacar gue" jawab Arion.

"Lo...!" geram Zara. "Bisa sih nggak lo, nggak bilang gue pacar lo. Sejak kapan coba, gue pacar lo."

"Terserah gue dong, mau bilang lo pacar gue kek, tunangan gue, istri gue. Yah terserah gue" balas Arion santai.

Zara menjerit dalam hatinya. "Pengen gue hantam nih cowok narsis" batinnya.

"Dah lah terserah kalian aja. Gue malas berurusan dengan kalian." Zara merasa capek, padahal cuman ngomong daritadi, tapi sangat membuang tenaga. Dia pun kembali duduk di tempatnya.

"Gue mau ngomong sama kalian semua" ucap Alex pada ketiga temannya.

Mereka berempat pun keluar dari kelas, dan pergi menuju ke ruang OSIS.

"Apa kalian nggak bisa mundur" ucap Alex to the point saat sudah sampai di ruang OSIS.

"Mundur gimana maksud lo?" tanya Arzan bingung.

"Ya mundur. Nggak usah dekat-dekat lagi dengan Zara" jawab Alex.

"Gue udah bilang dari awal, gue suka sama Zara. Jadi lo nggak punya hak, suruh gue mundur" ucap Arzan.

"Lex, lo takut kalau Zara nggak lo dapatkan?" tanya Axelle.

Alex terdiam dengan sorot mata tajam menatap Axelle.

"Gue nggak pernah takut, karena Zara akan jadi milik gue" tegas Alex.

Axelle tersenyum tipis. "Gue kirain lo takut. Baguslah, kan nggak lucu jika seorang Alex takut."

"Gue balik duluan, gue masih ada urusan." Axelle berbalik dan keluar dari ruang OSIS.

Sekarang tinggal mereka bertiga yaitu Alex, Arzan, dan Arion.

"Sekarang peluang gue lebih besar dapatin Zara. Semua orang tahu kalau Zara adalah punya gue" ucap Arion dengan smirk. Dan dia langsung keluar dari ruang tersebut.

"Gue nggak bakal nyerah dapatin Zara" ucap Arzan yang juga ikutan keluar dari ruang OSIS.

Tinggallah Alex seorang diri di ruang OSIS. Dia menghela napas berat, dia mendaratkan bokong nya di atas sofa. "Zara, Zara, lo selalu buat gue stress. Memiliki lo aja, gue harus bersaing dengan teman-teman gue." Mata nya memandangi langit-langit di ruangan nya.

*****

"Zara, gimana hubungan lo dengan mereka?" tanya Sora sambil memakan makanannya. Mereka sekarang berada di kantin.

"Nggak tahu lah. Gue malas berurusan dengan mereka. Dan juga ya, gue punya hubungan apa sih dengan mereka. Teman juga kagak" jawab Zara.

"Lo nggak rencana milih salah satu dari mereka gitu?"

"Idih, ngapain juga gue milih salah satu di antara mereka. Nggak punya kerjaan aja gue."

Byur!

Seseorang tiba-tiba menyiram Zara dengan air.

"Lo ngapain nyiram gue sih?!" marah Zara.

"Makanya lo jauhin Arion. Dan juga para Prince Charming lainnya. Lo jauhin mereka semua. Lo nggak level, dekat-dekat dengan mereka" ucap Saskia, salah satu fans Prince Charming.

"Heh! Dengar ya, gue mana ada dekat-dekat dengan mereka. Lo nggak lihat, kalau mereka semua yang dekati gue" balas Zara sengit.

"Lo pasti pake pelet, makanya mereka semua dekati lo" tuding Saskia.

Don't Touch Me, Prince! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang