"Zara pulang..." Zara melepaskan sepatunya di rak sepatu. Dia memasuki rumah, yang kedatangannya disambut oleh mamanya.
"Mama..."
"Kamu nggak apa-apa kan Zara?" tanya Helen dengan raut wajah khawatir.
"Zara nggak apa-apa kok ma. Cuman kelelahan aja, pulang dari sekolah."
Helen mengehela napas lega. "Kamu itu ya. Kenapa bisa berita mu dengan Axelle semalam ada. Kalau gitu, kemarin mama nggak mau izinin kamu pergi dengan Axelle."
"Ini bukan salah Axelle ma."
"Walau dia yang maksa gue pergi sih" lanjutnya dalam hati.
"Papa tadi barusan menelpon mama. Kalau ada teman sekolah mu yang berurusan di kantor polisi" ucap Helen.
"Fara Ma. Dia yang buat Zara masuk berita. Dia yang bongkar semua nya di internet" ucap Zara.
"Fara? Bukannya dia teman mu saat SMP? Kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu?" tanya Helen.
"Aku juga nggak tahu Ma. Tapi yang penting Axelle bawa masalah ini ke jalur hukum. Makanya Fara sekarang berada di kantor polisi" jawab Zara.
"Ya udah. Kamu ganti baju, terus makan. Kamu pasti capek setelah pulang dari sekolah."
"Iya Ma." Zara berjalan menuju ke kamarnya.
"Zara, kamu tadi di kejar wartawan lagi?" tanya Helen.
Zara membalikkan badannya menghadap Helen. "Nggak Ma. Berkat Arzan, Zara tidak di kejar-kejar wartawan lagi. Tadi Arzan meminta para tentara untuk menjaga sekolah. Dan berkat itu, semua wartawan pergi dari sekolah" jawab Zara.
"Syukurlah kalau begitu."
Setelah itu Zara pun memasuki kamarnya. Dia benar-benar lelah hari ini.
Setelah berurusan dengan Fara tadi di sekolah, tenaga nya seperti sudah terkuras habis.
Zara merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia memandangi langit-langit kamarnya.
"Kenapa Fara tega melakukan hal begitu pada gue?" tanya nya pada dirinya sendiri.
Tanpa berlama-lama dengan pikirannya, Zara mengganti bajunya.
Dan pergi ke meja makan, yang disitu Helen sudah berada sambil menyiapkan makanan.
"Kamu cuci tangan dulu" ucap Helen.
"Iya Ma."
*****
Pada malam hari...
Papa nya Zara pulang dari kantor. Dia sepertinya benar-benar kelelahan hari ini.
"Papa udah pulang?" tanya Zara.
"Papa hari ini cepat pulang. Setelah selesai mengurus masalah mu dengan Fara" ucap Radit.
"Kamu ganti mandi dulu. Terus kita makan malam bersama" ucap Helen pada Radit.
Radit mengangguk kepalanya. Dia pun pergi ke dalam kamar.
"Ayo Zara. Kita tunggu Papa di meja makan."
Beberapa saat kemudian, Zara dan sekeluarga pun makan bersama.
Mereka makan dengan tenang tanpa ada seorang pun yang berbicara.
Setelah mereka selesai makan. Zara dan Radit pun berbicara.
"Jadi gimana Fara Pa?"
"Fara di denda dan dihukum di penjara selama satu tahun" jawab Radit.
"Satu tahun?" tanya Zara kaget.
"Iya. Empat laki-laki itu yang meminta Fara di jatuhi hukuman masuk penjara."
"Mereka benar-benar melakukannya" ucap Zara.
"Sepertinya kamu sangat dekat dengan keempat cowok itu" ujar Radit.
"Kalau dibilang dekat sih Pa, sepertinya bukan sih. Tapi gimana ya jelasinnya " ucap Zara sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Kamu mau pilih yang mana diantara mereka?" tanya Radit sambil menarik turun kan alisnya.
"Papa! Bukan gitu maksudnya" gerutu Zara.
"Hahaha... Iya papa ngerti. Tapi kamu harus pilih ya Zara. Masa iya kamu ambil semuanya."
"Pas mereka bertemu papa tadi. Mereka langsung menyalami papa dengan sopan, dan panggil papa dengan sebutan calon mertua. Papa sedikit geli, saat mereka mengatakan sebutan itu. Kamu juga belum menikah dengan mereka. Masa iya, papa di panggil calon mertua" ucap Radit sambil tertawa.
"Papa! Jangan gitu. Kami itu cuman teman" balas Zara.
"Teman apa demen Zara?" goda Radit.
"Teman Pa!" tegas Zara. Dia heran pada Radit, kenapa menanyakan itu terus.
"Udah Pa. Jangan goda Zara lagi. Biar dia sendiri yang milih" ucap Helen.
"Mama juga ikut-ikutan kayak Papa. Zara baru kelas 10 SMA. 10 SMA!" tekan Zara.
"Nggak apa-apa juga kalau dapat jodoh umur begini. Mana tahu, kamu udah dapat calonnya" ucap Helen sambil terkekeh kecil.
"Nggak tahulah. Zara malas bahas ini." Zara pun langsung pergi ke dalam kamarnya.
"Bisa-bisanya mama papa, bahas begituan. Zara kan jadi malu sendiri. Masa iya, Zara harus pilih salah satu diantara mereka. Zara nggak mau!" Zara menutup wajahnya dengan selimut. Dia betul-betul ngambek sama orang tua nya karena membahas begituan.
Please vote and komen 🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Me, Prince! [END]
Ficção Adolescente"Lo gak bisa lari dari gue" - Alex Gajendra "Tanggung jawab setelah berbuat seperti ini pada gue" - Arzan Ravindra "Lo mempermalukan gue, gue gak akan maafin lo" - Axelle Evano "Gue ikuti lo sampai ke ujung dunia sekalipun" - Arion Gibran Dua bulan...