"Seminggu lagi kalian akan ujian. Jadi persiapkan diri kalian sebaik mungkin" ucap guru Biologi.
"Baik Bu."
"Pelajaran kita sampai disini. Ibu harap, kalian dapat menyelesaikan soal-soal ujian nantinya." Guru itu pun, keluar dari kelas setelah mata pelajaran nya selesai.
"Sora, minggu depan kita ujian. Gue nggak yakin kalau gue dapat nilai yang bagus nantinya" ucap Zara.
"Lo kira, lo aja yang khawatir. Gue juga khawatir."
"Gimana kalau kita belajar bareng" usul Zara.
"Kalau mau belajar bareng, bagusnya kita ajak orang yang otaknya pintar, biar mereka bisa ajari kita" ucap Sora.
"Tapi siapa ya?" Zara berpikir, mencari tahu siapa orang yang tepat untuk mereka ajak belajar bersama.
"Kalian mau belajar bareng untuk ujian Minggu depan?" tanya Arzan.
"Iya" jawab Zara.
"Pas banget tuh. Gue dan teman-teman gue akan bantu lo" ucap Arzan.
"Jangan bilang kalau teman-teman lo itu yang sama dengan lo" ujar Sora.
"Yaps, Prince Charming akan mengajari Zara" ucap Arzan.
"No! Gue nggak akan biarin Zara belajar bareng sama kalian. Bukannya belajar yang ada nantinya, malahan yang ada kalian akan memangsa Zara" ucap Sora.
"Memangsa? Hahaha... Lo tahu aja apa yang kita pikirin. Tapi tenang aja, kita memang akan membantu Zara belajar kok. Bukan memangsa seperti yang lo bilang" balas Arion yang tiba-tiba datang.
"Gue nggak percaya."
"Kalau lo nggak percaya, lo ikut aja belajar bareng sama kita nanti" ucap Arion.
Sora terdiam sejenak, memikirkan ucapan Arion. "Oke. Gue dan Zara memang awalnya ingin belajar bersama. Tapi lo tahu sendiri kan, gue dan Zara tidak pintar-pintar amat. Jadi kita butuh orang yang pintar untuk mengajari kita berdua."
"Tenang aja, kita berempat mempunyai IQ di atas rata-rata" ucap Arzan dengan bangga.
Sora berdecak kesal, karena Arzan membanggakan dirinya dan teman-teman nya karena ber IQ tinggi. Tapi emang itu kenyataan nya.
"Gue kabarin nanti, dimana tempat kita belajar" ucap Arion yang pergi dari disitu dan disusul oleh Arzan.
"Nah, kita dah dapat tuh orang pintar, empat orang lagi" ucap Zara pada Sora.
"Pintar sih pintar, tapi buaya" ucap Sora malas.
Zara tertawa kecil, mendengar ucapan Sora yang mengatakan Prince Charming buaya.
Zara menepuk bahu Sora. "Sora, kita butuh otak mereka sekarang. Jadi, untuk sekarang kita hanya bisa menahan kekesalan kita pada mereka."
"Kalau bukan demi lo Ra. Gue ogah banget belajar bareng sama mereka" ucap Sora.
"Gue juga sebenarnya ogah banget juga Sora. Tapi mau gimana lagi, ini semua demi nilai gue" ucap Zara dalam hati.
*****
"Bener kan ini rumahnya?" tanya Sora pada Zara.
Zara melihat pesan dari Arion di ponsel nya dan kemudian melihat kembali rumah mewah yang berada di depan matanya.
"Please, gue mau balik ke rumah aja. Gue nggak mau kembali ke rumah ini lagi" jerit Zara dalam hati.
Rumah mewah yang berada di depan Zara dan Sora adalah rumah Alex. Zara pernah kesini sebelumnya saat dia masih jadi babu Prince Charming.
"Zara, Zara..." panggil Sora yang langsung membuyarkan lamunan Zara.
"Ini tempat yang di bilang Arion kan. Ini rumah siapa sih?" tanya Sora.
"Rumah nya Alex." Zara pun dengan berat hati melangkahkan kakinya memasuki rumah nya Alex.
Zara dengan hati-hati membuka pintu rumah tersebut.
Mata Zara menangkap empat sosok cowok tampan yang sedang berdiri menatapnya.
"Kalian?" Zara melihat keempat cowok tersebut. Dia menjadi was-was terhadap mereka.
"Akhirnya lo sampai juga" ucap Alex dengan senyum.
Zara tersenyum kaku. "Iya."
"Ternyata kalian dah berkumpul" ucap Sora yang muncul dari belakang Zara.
"Gue kira lo nggak bakal datang" ucap Arzan pada Sora.
"Gue harus datang. Gue nggak mau Zara dekat-dekat sama kalian" balas Sora.
Zara dan Sora menghampiri keempat cowok tersebut.
Dalam hati Zara, dia berdoa agar dia selamat dari cobaan ini.
"Semoga iblis-iblis ini nggak ganggu gue" batin Zara.
Please vote and komen 🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Me, Prince! [END]
أدب المراهقين"Lo gak bisa lari dari gue" - Alex Gajendra "Tanggung jawab setelah berbuat seperti ini pada gue" - Arzan Ravindra "Lo mempermalukan gue, gue gak akan maafin lo" - Axelle Evano "Gue ikuti lo sampai ke ujung dunia sekalipun" - Arion Gibran Dua bulan...