Ujian sekolah telah berakhir. Siswa-siswi SMA Cendekia dapat menghembuskan nafas lega.
"Nggak terasa selesai juga ujiannya" ucap Zara.
"Akhirnya aku dapat tidur tenang malam ini" balas Sora.
"Kalian tahu nggak, setelah ujian, akan ada festival sekolah."
"Darimana lo tahu?"
"Dari kakak kelas."
"Serius lo."
"Iya. Sekaligus merayakan ulang tahun sekolah."
"Wah, nggak sabar nih. Bakal seru tuh."
Zara dan Sora yang mendengar pembicaraan teman-teman nya, saling menatap satu sama lain sambil mengernyitkan kening kebingungan.
"Festival sekolah? Lo tahu kalau ada festival sekolah Sora?" tanya Zara.
"Kurang tahu sih. Tapi beberapa hari yang lalu, gue dengar kakak kelas bahas festival-festivalan. Tapi gue nggak tahu itu festival apa" jawab Sora.
"Kok gue baru dengar ya."
"Siapa suruh lo di kelas mulu" ujar Sora.
"Ya mau gimana lagi. Gue malas keluar kelas."
"Kalau ke kantin baru mau keluar kelas."
"Itu beda lagi ceritanya" balas Zara.
*****
"Dua hari lagi, kita akan mengadakan festival sekolah, sekaligus merayakan ulang tahun sekolah. Ibu harap kalian bersiap-siap semuanya. Setiap kelas akan membawa masing-masing satu kegiatan. Dan kalian bisa membahas kegiatan apa yang ingin kalian bawa" ucap guru wali kelas 10 IPA 3.
"Dan ya, Ibu lupa menyampaikan. Di festival nanti, akan ada acara dansa. Kalian jangan lupa bawa pasangan kalian" lanjutnya.
"Dansa?"
"Ada acara dansa di festival nanti."
"Berarti harus bawa pasangan dong."
"Gue pengen berdansa dengan salah satu Prince Charming."
"Mimpi lo. Lo nggak tahu kalau Prince Charming itu suka nya sama Zara. Pastinya mereka akan minta Zara jadi pasangan mereka."
"Tapi masa iya, Zara berdansa nya sama empat orang sekaligus. Itu nggak adil."
"Dengar tuh, masa iya lo berdansa sama semua Prince Charming " ucap Sora pada Zara.
"Lo ngapain ikut-ikutan Sora. Gue aja nggak mau tuh berdansa dengan mereka" ucap Zara malas.
"Masa?"
"Nggak tahu." Zara memalingkan wajahnya.
"Udah-udah. Semuanya jangan ribut lagi. Ibu akan menanti kegiatan apa yang kalian bawa nanti. Ibu harap kalian bisa berkerja sama semuanya."
"Baik Bu."
Setelah itu, guru wali kelas keluar dari kelas.
"Zara, lo nanti ada waktu nggak pulang sekolah?" tanya Arzan yang tiba-tiba menghampiri Zara.
"Memangnya kenapa?"
"Hmm, itu..." Arzan menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. "Mama gue undang lo makan bersama di rumah gue."
"Hah?"
"Jangan bilang hah. Jawab aja lo bisa apa kagak."
"Lo kok ngegas sih" ucap Sora.
"Bukan urusan lo" sahut Arzan.
Pengen rasanya Sora menghajar Arzan sekarang juga.
"Iya. Gue juga nggak enak nolak undangan mama lo" ucap Zara.
"Sepulang sekolah, kita bareng pulang." Arzan pun kembali ke tempat duduknya.
"Tumben lo mau di ajak makan bersama. Ada apa?" tanya Sora pada Zara.
"Nggak ada. Gue cuman nggak enak nolak undangan dari orangtua Arzan."
Sora menaikkan sebelah alisnya. "Kalau orangtua Alex, Axelle, Arion yang undang lo gimana?"
"Gue terima juga. Beda lagi kalau anak mereka yang undang gue. Berpikir seribu kali gue" jawab Zara.
Sora manggut-manggut, mengerti ucapan Zara.
*****
"Kita dah sampe." Arzan dan Zara keluar dari mobil.
Zara menatap takjub rumah yang ada di depan matanya. Dia juga melihat beberapa tentara dan bodyguard yang menjaga rumah itu.
"Ayo masuk." Arzan menggenggam tangan Zara, dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Selamat datang Tuan Muda."
Zara nggak heran lagi. Semua Prince Charming adalah seorang Tuan Muda.
"Mama mana?" tanya Arzan.
"Nyonya ada di kamar. Apa saya perlu memanggilnya?"
"Iya. Bilang kalau tamu yang dia undang, udah datang."
"Baik Tuan Muda." Pelayan itu pun undur diri, untuk memanggil Nyonya rumah itu.
Zara dan Arzan duduk diruang tamu.
"Arzan, mama lo kok bisa tahu gue sih?"
Wajah Arzan langsung menegang, dia kelihatan gugup.
"Hmm, itu... Yang penting ada deh. Gue juga nggak tahu." Arzan memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Argh! Ini gara-gara mama mendengar gue manggil nama Zara pas tidur. Malu banget gue..." batin Arzan.
"Halo Zara..." Seorang wanita paruh baya menyapa Zara.
"Halo juga Tante." Zara bangkit dari duduknya dan menyalami mamanya Arzan.
"Nama Tante adalah Luna. Kamu bisa panggil Tante, mama Luna aja" ucap Luna.
"Iya, mama Luna."
"Makasih ya, dah mau datang. Mama senang banget" ucap Luna sambil melirik Arzan yang terlihat gugup.
Luna tertawa kecil melihat gelagat Arzan. Anaknya ini benar-benar lucu.
"Sama-sama Tante" jawab Zara.
"Mama undang kamu makan bersama. Tapi kue yang mama siapkan belum jadi."
"Nggak apa-apa Ma. Hmm, boleh nggak Zara bantu mama masak?"
"Kamu bisa masak?"
"Iya Ma."
"Wah, menantu idaman. Iya kan Arzan..."
Uhuk! Uhuk!
Arzan tersedak sendiri mendengar ucapan mamanya. Apa mamanya sengaja bilang hal itu.
"Ma, Arzan ke kamar dulu." Arzan buru-buru pergi dari situ. Dia nggak mau mendengar hal-hal aneh lagi yang mempermalukan dirinya.
"Arzan kenapa Ma?"
"Biasa, dia malu."
Zara tidak mengerti maksud perkataan Luna. "Ya udah, ayo kita ke dapur Zara." Luna membawa Zara ke dapur.
Please vote and komen 🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Me, Prince! [END]
Roman pour Adolescents"Lo gak bisa lari dari gue" - Alex Gajendra "Tanggung jawab setelah berbuat seperti ini pada gue" - Arzan Ravindra "Lo mempermalukan gue, gue gak akan maafin lo" - Axelle Evano "Gue ikuti lo sampai ke ujung dunia sekalipun" - Arion Gibran Dua bulan...