Seperti biasa Zara dan Sora akan mengobrol di kelas sebelum bel masuk berbunyi.
"Udah nggak ada wartawan lagi yang ngejar lo?" tanya Sora.
"Akhir-akhir ini sih, nggak ada. Tapi gue masih takut. Lo tahu sendiri kan reporter itu seperti penguntit. Mereka selalu tahu dimana gue berada" jawab Zara.
"Betul juga sih. Berita lo dengan Arion juga mulai nggak ada lagi" ucap Sora.
"Oh iya, gue lupa bilang sama lo. Kemarin gue ketemu sama Kak Jessica" ujar Zara.
"Kak Jessica?"
"Kakak Arion. Jessica Veranda, model internasional itu loh Sora" jelas Zara.
Sora pun langsung kaget. "Serius lo! Dimana lo ketemunya?!"
"Pas gue pulang dari supermarket. Dia minta gue ngobrol dengannya."
"Ngobrol apaan?"
"Masa lo nggak tahu. Apalagi kalau bukan bahas Arion" jawab Zara malas.
"Gitu ya. Jadi lo bilang apa sama Kak Jessica?"
"Nggak ada. Gue cuman nanggapin omongannya seadanya" jawab Zara.
Sora diam, tidak merespon ucapan Zara.
Seorang guru tiba-tiba datang menghampiri Zara dan Sora. "Zara, Ibu bisa minta tolong?"
"Tolong apa Bu?"
"Bantu Axelle nyusun buku-buku baru di perpustakaan" ucap guru tersebut yang ternyata guru pengawas perpustakaan.
"Lagi. Kenapa harus gue yang berurusan dengan perpustakaan, apalagi ada Axelle" batinnya Zara.
"Kenapa aku ya Bu?"
"Karena kata Axelle, kamu pernah merapikan buku-buku perpustakaan, dan membuat semua buku-buku di perpustakaan tersusun rapi."
"Itu karena dia yang nyuruh kemarin" batin Zara kesal.
"Bisa kan Zara, kamu bantu Ibu?"
Inilah Zara, sangat tidak tegaan, jika ada yang meminta bantuannya. Pengen nolak, tapi tidak bisa. Apalagi seorang guru yang meminta bantuannya.
"Iya Bu" jawab Zara, walaupun sebenarnya dia ogah-ogahan ke perpustakaan, apalagi dengan Axelle.
"Gue pergi dulu ya Sora" ucap Zara.
Zara pun mengikuti guru tersebut ke perpustakaan.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di perpustakaan.
Terlihat lah Axelle yang duduk di kursi sambil membaca buku.
"Axelle, Zara sudah ada. Kamu bisa kan susun buku-bukunya sekarang" ucap guru tersebut.
"Tentu. Dengan adanya Zara, pekerjaan di perpus ini akan cepat selesai" ucap Axelle sambil menatap Zara dengan senyum di bibirnya.
"Benarkan rupanya. Dia jebak gue, melalui Bu guru" kesal Zara dalam hari.
"Kalau gitu, Ibu pergi dulu ya. Masih ada urusan yang harus Ibu selesaikan" ucap guru tersebut yang berlalu pergi meninggalkan perpustakaan.
Sekarang tinggal Zara dan Axelle yang berada di perpustakaan.
"Lo sengaja ya suruh Bu guru, agar gue bisa ke perpustakaan."
Axelle tidak menjawab ucapan Zara. Dia langsung membawa buku-buku baru ke rak untuk di susun.
"Lo punya mulut gak sih?!" Zara sudah jengkel pada Axelle karena tidak menjawabnya.
"Kalau kerja pake tangan, bukan mulut" ucap Axelle yang langsung membuat Zara bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Me, Prince! [END]
Teen Fiction"Lo gak bisa lari dari gue" - Alex Gajendra "Tanggung jawab setelah berbuat seperti ini pada gue" - Arzan Ravindra "Lo mempermalukan gue, gue gak akan maafin lo" - Axelle Evano "Gue ikuti lo sampai ke ujung dunia sekalipun" - Arion Gibran Dua bulan...