Episode 38 🔞

148 22 4
                                    

Hidup itu seperti mengendarai perahu di tengah lautan, seketika badai bisa saja menerjang, memporak-porandakan, mengacaukan segala hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup itu seperti mengendarai perahu di tengah lautan, seketika badai bisa saja menerjang, memporak-porandakan, mengacaukan segala hal. Lalu, menenggelamkan kita ke dalam dasar lautan yang begitu gelap.

~Alsa~

Kini pada tanggal 29 Febuari 2020, puncak permainan yang mengerikan kembali tergelar untuk kesekian kalinya yang disebut sebagai kutukan tahun kabisat. Menyeret orang-orang tak bersalah untuk mengisi kekosongan sebuah lingkaran yang dijadikannya segel pemain. Mengakhiri sebuah awal untuk akhir yang sama. Sebuah lingkaran hidup yang pernah diidam-idamkan Zalova Ray yang dahulu adalah seorang malaikat yang kini menjadi iblis yang begitu kejam.

Halaman perhalaman buku tanpa judul dan pengarang yang Ailin tinggalkan di rumahnya terbuka dengan sendirinya dan berhenti di halaman 29. Semua kata yang terdapat di dalamnya hilang, lantas muncullah kata pesta kematian dimulai yang ditulis oleh darah.

Kini kelas XI Bahasa-5 telah berada di kelas, duduk sambil memegang senjata tajam. Mereka terombang-ambing dalam ketakutan dan keresahan. Sebab, jarak kematian rasanya semakin dekat, menawarkan kesakitan-kesakitan yang teramat bersama kesunyian yang tak berujung.

Mereka tak bisa lari, apalagi keluar dari bui kekejaman yang akan tergelar. Sungguh mereka benci roh kesepian sehingga tak hentinya mengutuk-ngutuk dalam hati. Dan kini mereka mengerti, mengapa makanan waktu itu bau anyir, yaitu roh kesepian tengah memberitahukan bahwa seperti itulah bau kematian yang akan mereka cium. Berarti jawaban dari kenapa beberapa boneka di toko ayah Nadila bagian-bagian tertentu putus dan mengeluarkan darah merupakan pemberitahuan pula, bahwa sebagian dari mereka akan mati dengan keadaan seperti itu. Mungkinkah?

Terjelau sebagian besar kelas XI Bahasa-5 terpaku diam memandang kata "lawan atau mati!" yang ditulis oleh darah bersama kata "berjuanglah!" yang ditulis oleh spidol berwarna hitam. Selain di dalam papan tulis mereka juga menemukan kata "berjuanglah!" itu di bangku masing-masing yang dipahat oleh pisau nampaknya.

Tubuh mereka bergetar hebat dan terasa sangat lemas. Keringat dingin tak hentinya keluar dari tubuh. Mereka benar-benar tak percaya, bahwa telah masuk ke dalam puncak permainan, yaitu permainan nyawa yang begitu mengerikan dalam rangka perayaan kelahiran Ray sekaligus sebagai ajang pencarian makna.

Mereka berharap ini adalah sebuah mimpi, lalu terbangun dan semuanya tetap baik-baik saja. Namun sayang seribu sayang, ini bukan mimpi dan mereka telah masuk ke dalam dunia yang Ray ciptakan sebagai sebuah kutukan.

"Siapa boneka iblisnya? Siapa?'' gumam Ailin sambil mengamati satu persatu penuh kewaspadaan.

Tak lama dari itu Helen beranjak dari duduknya, lalu berbalik ke arah belakang dan melemparkan pisau tajam tepat ke mata kiri Rida. Darah segar menyembur, mengenai wajah dan tubuh Noval yang duduk di sampingnya hingga ia syok kepalang. Rida menjerit-jerit kesakitan sambil berusaha melepaskan pisau yang menancap di matanya dengan seiring mulut Ira ditusuk besi runcing hingga menembus ke leher bagian belakang oleh Faye. Terlihat matanya membeliak dan darah tak hentinya keluar dari mulut membasahi pakaiannya.

Tahun Kabisat (New Version) -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang