Hello teman-teman, apa kabarnya? Aku harapan kalian selalu baik-baik saja, selalu bahagia dan pastinya aku juga berharap kalian selalu sedia baca ceritaku.
Selamat membaca extra part II yang merupakan pengantar ke cerita selanjutnya.
Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian ya!
Pak Gandi kini benar-benar merasa kacau, ia bimbang antara tetap pada pendiriannya atau harus percaya bahwa setiap kematian masal siswa memanglah disebabkan oleh Zalova Ray, iblis berwujud malaikat dengan segala pesonanya.
Ya, jika dipikir-pikir sudah banyak puluhan dokter yang mengautopsi setiap kematian dari puluhan siswa di setiap tahun kabisat belum bisa menemukan sebabnya dan setiap kasusnya selalu berakhir tanpa menghasilkan apa-apa.Pak Gandi pun kini duduk di balkon seraya menatap rembulan, mulai merasa khawatir terhadap putrinya yang nanti pada tahun 2024 genap berusia 16 tahun.
Ia lantas beranjak dan berlarian ke kamar putrinya yang tengah terlelap tidur, putri yang selalu kesepian karena dirinya dan istrinya begitu sibuk. Belum lagi hubungan dengan istrinya mulai renggang dan hanya dipenuhi dengan percekcokan yang membuat putri satu-satunya itu tertekan."Nak, maafkan Ayah ya karena belum bisa menjadi ayah yang baik,'' tuturnya yang kemudian mengecup dahinya dengan penuh harapan bahwa anaknya akan memiliki umur yang panjang.
Ia pun menghela napas panjang, lantas tertegun diam. Bagaimana kalau anaknya nanti terkena kutukan dan menjadi mainan iblis, lalu mati ? Pikirnya khawatir.
Ya, kini ia mulai percaya dan harus mencari tahu lebih dalam tentang kutukan itu untuk memastikan dan mengambil langkah yang tepat nantinya.
Ia pun bergegas pergi ke suatu rumah untuk menemui siswa laki-laki yang selamat selain siswa perempuan yang tadi ia temui beberapa jam lalu. Mungkin siswa laki-laki ini nantinya akan memberikan banyak informasi.Sesampainya di rumah siswa laki-laki itu, ia langsung disambut hangat oleh seorang perempuan dan laki-laki yang usianya tak jauh darinya, tak lain adalah kedua orang tua dari siswa itu.
"Ada keperluan apa Bapak datang kemari?'' tanya laki-laki bernama Pranata dengan ramah, sedangkan istrinya yang cantik nampak khawatir dan was-was karena takut polisi yang di depannya kini akan menangkap putranya karena mungkin ia kembali mencurigai putra kesayangannya itu.
"Saya ingin bertemu dengan anak Bapak dan Ibu.''
"Kenapa ingin bertemu dengan anak saya? Saya harap Bapak tidak sedang mencurigainya atas kematian teman-temannya seperti Bapak mencurigainya sebagai pembunuh Elva,'' tutur perempuan cantik nan bersahaja itu penuh intimidasi.
"Tidak Bu, saya hanya ingin memastikan suatu hal. Saya ingin tahu apa yang dialami olehnya dan teman-temannya, bukankah katanya mereka meninggal karena iblis?''
Pranata dan istrinya saling menatap satu sama lain, lantas Pranata menganggukkan kepala seraya tersenyum menandakan ia tengah meyakinkan istrinya bahwa Pak Gandi kini datang dengan tujuan yang berbeda, yaitu untuk mencari sebuah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.
"Baiklah, Bapak boleh bertemu dengan anak saya, tapi jangan sampai Bapak menekannya sehingga menambah beban untuknya,'' tegas Pranata.
"Tentu Pak!''
Mereka berdua lantas mengantarkan Pak Gandi ke kamar putranya dan sesampainya di kamar terlihat seorang remaja laki-laki terlihat ringkih tengah memeluk lutut seraya terisak dan tertunduk.
Ia sangat terpukul dan penuh penyesalan karena tidak bisa menyelamatkan teman-temannya yang telah mati. Ia benci dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa dan kini yang tersisa hanyalah duka serta air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahun Kabisat (New Version) -End-
Horror"Gelap itu kematian. Tersiksa itu kesepian. Ketidakadilan itu luka. Penyesalan itu tangisan. Oleh karena itu, carilah jawaban untuk menciptakan kisah yang indah. Lalu hati-hatilah, jangan sampai kamu sendirian." Pada setiap tahun kabisat selalu ada...