Episode 6

195 31 3
                                    

Malem semuanya, alhamdulillah bisa bertemu lagi di episode 6 dan aku harap kalian suka dan bakal baca sampai akhir.  

Jika berkenan jangan lupa vote dan komen.

siapkan meramaikan part ini?

Tanda-tanda kematian itu selalu tiba di setiap saat, hanya saja banyak orang tak menyadarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanda-tanda kematian itu selalu tiba di setiap saat, hanya saja banyak orang tak menyadarinya.

"Ailin, Mama sama Papa belum pulang,'' ujar Vanya yang yang baru saja turun dari angkot bersama AIlin karena tak dijemput tersebab ibu Vanya dan ayah AIlin sibuk dengen pekerjaan.

Seorang satpam pun menyambut mereka dengan ramah yang kini memasuki perkomplekan. Vanya membalas senyumannya dengan ramah pula dan Ailin hanya merengkuhkan kepala saja tanpa tersenyum.

"Terus?'' tanya Ailin dengan dingin tanpa mengalihkan pandangan dan sibuk membalas pesan dari Arius dengan kesal.

"Aku takut ganti baju sendirian.''

"Kamu udah gede, Vanya!''

"Aku mohon Ailin, setelah nemuin buku itu aku ngerasa selalu diawasin dan selalu mimpi buruk, aku jadi takut tiap saat, apalagi ditambah sama kejadian tadi di kantin."

"Ok,'' kata Ailin seraya berjalan menuju rumah Vanya yang bersebrangan dengan rumahnya.

"Ailin kamu ngerasa hal yang aku rasain juga?''

Ailin menghentikan langkah kakinya dan tertegun diam.

"Buruan ganti bajunya, aku harus beli hadiah buat Arsil terus harus belajar!'' tukas Ailin yang rasanya tak mau percakapan mengenai hal itu berlanjut, karena akan membuat Vanya semakin takut dan ia tak mau itu.

"Ok!''

Vanya kemudian menaiki tangga menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian, lalu seusainya mereka ke rumah AIlin. 

Sesampainya di rumah, Vanya dan Ailin melihat Bu Alisa tengah melingkari tanggal 29 Februari tahun 2020 yang akan datang beberapa hari lagi. Rencananya ia dan suaminya akan pergi membawa Ailin dan adiknya yang berusia tujuh tahun ke luar kota untuk menghindari kutukan tahun kabisat yang terjadi di kota ini selama 64 tahun terakhir. Ya, mereka memercayai bahwa tanggal 29 Febuari itu sudah dikutuk, sebab disetiap tanggal tersebut akan ada puluhan remaja berusia kisaran antara 15-17 tahun meninggal dunia tanpa sebab yang jelas, seperti yang dibicarakan sebagian kelas XI bahasa-5 tadi pagi.

Para warga selalu mengaitkannya dengan hal-hal mistis, mereka memercayai bahwa ini adalah ulah iblis. Untuk menghindari kutukan, mendekati tanggal 29 Febuari para orang tua yang memiliki anak remaja sibuk membuat penangkal pada orang pintar. Apa hasilnya? Tetap sama. Begitu pun, meski mereka membawa anak-anaknya pergi dari kota ini.

"Kak, bantuin Arsil dong ngerjain PR, susah nih,'' pinta Arsil dengan manja kepada Ailin yang kini tengah mencium tangan ibunya bergiliran dengan Vanya.

Tahun Kabisat (New Version) -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang