Episode 42

77 21 4
                                    

Kita hanya perlu mencoba dan berjuang sampai Tuhan mau bersimpati dan berempati. 

~Arius~


Mungkinkah roh kesepian itu adalah Direktur? Jika dingat-ingat, dia adalah orang pertama yang memberitahukan permainan 29 memburu hadiah kepada Ailin, bahwa permainan itu benar-benar ada. Kedua, ia juga pernah mengatakan kepada Jovan dan Ailin, bahwa permainan tersebut tak bisa dibatalkan melainkan diselesaikan. Ketiga, saat tanda permainan didatangkan ia mengetahuinya, sedangkan hal tersebut hanya dapat terlihat oleh yang terlibat saja.

"Apa kalian baik-baik saja? Apa kalian dapat menyelesaikannya?'' isak Direktur sambil menutup wajah oleh tangan dan terlihat air matanya terus berderai, membasahi. "Saya harap kalian berhasil, agar tak ada lagi yang harus terlibat ke dalam permainan Ray dan kehilangan teman-teman yang berharga, seperti saya dan Anna yang harus menderita di rumah sakit jiwa, seperti Mega salah satu siswa saya yang akhirnya berpulang setelah menderita banyak hal. Saya harap kalian dapat bertahan hingga akhir. Saya mohon!''

Ya, Direktur pernah masuk ke dalam permainan yang diciptakan Ray, dialah dan sahabatnya waktu itu yang selamat. Ia juga pernah mengatakannya kepada Ailin, akan tetapi Ailin tak percaya bahwa dirinya dan Anna mengalaminya, maka untuk meyakinkan direktur mengatakan ada orang lain juga yang terlibat, yaitu Mega.

"Saya mohon berjuanglah, berjuanglah! Saya tidak ingin kalian bernasib sama dengan saya dan teman-teman saya,'' isaknya semakin menjadi, lalu ia mengangkat kepala dan mengalihkan pandangan ke arah Ailin dan Danista serta kepada siswa lain yang terkujur kaku bersimbah darah di sekitar mereka, namun jelas saja ia tak dapat melihat apa-apa selain lapangan upacara yang kosong dan kelas-kelas yang sepi.

Ya, yang menulis kata berjuanglah di setiap ruangan adalah Direktur. Ia berada di sini dari jam 12 malam, berdoa di ruangannya sambil terisak dan itu sudah dilakukannya sejak dahulu. Sejak dirinya selamat, agar tak ada lagi orang lain yang mengalami hal sepertinya dan teman-temannya. Tak ada lagi yang bisa dilakukan beliau selain hal-hal tersebut karena ia tak bisa masuk lagi ke dunia permainan yang Ray ciptakan.

"Saya harap kalian baik-baik saja dan tetap hidup untuk menciptakan makna pertemanan yang lebih indah dan tulus, tanpa ada perbedaan, yang diasingkan dan mengasingkan, merendahkan,'' ucapnya yang kemudian beranjak dengan seiring Ailin duduk di lantai sambil mengusap arlojinya yang dipenuhi darah teman-temannya dan dari lukanya. Lalu mengelap darah di wajah cantiknya yang jika dibiarkan semakin tak nyaman.

Napas Ailin terengah-engah. Matanya terlihat letih, penuh kesedihan, harapan, dan kekecewaan yang teramat besar. Terlihat ia pun menyandarkan punggung ke tembok karena tak kuat lagi menahan semua luka-luka yang telah didapatkan. Luka yang terasa sangat sakit dan begitu menyiksa. Lantas ia mengalihkan pandangan ke arah Danista sambil berkata," Ayo kita bicara tentang makna pertemanan yang dimau sama yang dicari Ray selama puluhan tahun ini."

Tahun Kabisat (New Version) -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang