Dendam, amarah, luka, semuanya adalah hal yang pantas dibalas tuntas. Namun, ada yang lebih pantas untuk itu semuanya, dilupakan dan memaafkan, baik mereka yang telah menyakiti ataupun diri sendiri. ~Aldov~
"Jadi, setiap catur yang keluar dari papan maka menandakan satu di antara kalian akan dibunuh, itu maksudnya, kan?'' tanya Ray sambil tersenyum picik seolah telah mengetahui arah pembicaraannya akan dibawa ke mana.
"Ya, tapi kita berhak ngelindungin siapapun yang akan dibunuh oleh boneka kamu dan jika ada catur yang keluar dari papan milik kamu, hak boneka iblis membunuh salah satu di antara kita gugur. Jika kamu kalah, maka permainan usai dan kita harus dikembaliin saat itu juga ke dunia kita,'' seloroh Arius.
"Baik, dan kalau Ray menang, maka kalian akan dibunuh. Bagaimana, sepakat?'' Ray menyodorkan tangannya untuk dijabat Arius sebagai tanda kesepakatan, Arius pun menyambutnya walau ragu dan takut, mengingat yang dihadapinya adalah iblis yang semasa hidup pernah menjuari berbagai kompetisi catur, baik nasional, asia, bahkan dunia. "Tapi,'' ucapnya sambil tersenyum dan seketika Arius menatap wajahnya yang licik, begitu pun dengan teman-temannya. "Ray tidak bisa menjamin dan mencabut hak Prisilla, Nadila, Aldov, Orion untuk membunuh beberapa di antara kalian yang dibenci oleh mereka, terutama pada Audri, Misbah, Helen.''
Seketika Ailin dan teman-temannya mengalihkan pandangan ke arah mereka yang kini tengah tertegun diam sambil tertunduk.
"Prisilla bunuh orang yang paling Prisilla benci, bunuh Audri yang sudah merundung Prisilla. Bunuh Misbah, Helen, Aldi, yang juga sering ikut-ikutan merundung dan mempermalukan Prisilla. Mereka yang ingin bereksistensi dengan merundung yang lemah wajib mati, agar tak ada lagi yang menderita. Bunuh!''
Prisilla tertunduk sambil mengepalkan tangannya erat-erat. Air matanya terasa panas hingga terderai dengan deras. Luka semakin terbelanga dan bertambah parah, mengingat semua perlakuan Audri dan beberapa temannya yang sangat buruk. Menguncinya di dalam toilet hingga terlambat masuk ke dalam kelas, diguyur, diolok-olok, disiram bakso atau jus di hadapan semua orang di kantin, buku tugas dirobek-robek hingga dihukum karena dianggap tak mengerjakan, dan semacamnya karena ia tak mau ayahnya yang cacat diolok-olok di hadapan semua orang. Jadi sebagai gantinya Prisilla merelakan diri untuk dirundung oleh Audri dan yang lainnya.
"Hentikan Ray, jangan memengaruhinya dengan kebencian!'' teriak Jovan geram, segeram-geramnya.
"Balas rasa sakit Prisilla, balaskan dendam Prisilla!''
"Diam Ray!'' teriak Ailin sambil mencekik lehernya, lalu Ray mengubah dirinya menjadi sosok mengerikan dan menjijikkan. Ailin pun melepaskan cengkeramannya karena merasa jijik.
"Balaskan juga sakit hati Prisilla kepada Ailin yang pernah bilang Prisilla bodoh, yang pernah ikut menertawakan ayah Prisilla.''
Ya, Ailin mengaku salah dan menyesal telah mengatakannya bodoh karena dia tak pernah melawan Audri, Lisi, dan Elva serta teman-temannya yang lain, yang ikut merundungnya juga. Ia juga salah karena tak pernah peduli padanya dan membelanya ketika diperlakukan buruk, hanya untuk membela nama ayahnya. Ia juga mengaku salah, bahwa karena tertawa saat Misbah mengolok-oloknya menggunakan candaan. Ia mengaku salah, bahwa pertemanan yang ditawarkan adalah palsu agar Prisilla menguburkan niat untuk membunuh Audri, Lisi, dan Elva, karena mungkin jika ada yang memedulikannya, luka di hatinya akan berkurang. Akan tetapi setelah ini Ailin menyadari, bahwa ia ingin bersahabat dengannya secara tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahun Kabisat (New Version) -End-
Horror"Gelap itu kematian. Tersiksa itu kesepian. Ketidakadilan itu luka. Penyesalan itu tangisan. Oleh karena itu, carilah jawaban untuk menciptakan kisah yang indah. Lalu hati-hatilah, jangan sampai kamu sendirian." Pada setiap tahun kabisat selalu ada...