Episode 9

156 31 3
                                    

Malam teman-teman, apa kabarnya? Aku harap kalian selalu baik-baik saja dan tentunya semoga suka sama ceritaku. Aamiin, hehe.

Ok, sudah siap untuk membaca lanjutannya? Yuk langsung aja.

Jangan lupa vote dan komen.

Tak ada hal menyenangkan yang ditawarkan oleh dunia, apalagi  oleh orang-orang yang penuh dengan kemunafikkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada hal menyenangkan yang ditawarkan oleh dunia, apalagi oleh orang-orang yang penuh dengan kemunafikkan. Mereka hanya ingin kesenangan untuk diri sendiri, selebihnya mereka menginginkan orang lain jauh lebih menderita dari apa yang telah dialaminya.

~Orion~

Entah rasa penasaran atau ada hal lain yang membawa Orion ke jembatan di mana Prisilla melompat dikeadaan menjelang malam yang sepi dan dingin.

Terlihat ia berdiri tepat di bibir jembatan, di balik garis polisi. Ia pun menerobosnya dan masuk seraya meraba pagar jembatan yang sudah berkarat. Pandangannya tak pernah berpaling dari air bendungan yang kini masih melekat, ia membayangkan betapa tersiksanya Prisilla ketika sekarat dan jasadnya terombang-ambing air, sungguh menyedihkan pikirnya.

Clak ... clak ... clak ... terdengar sisa rintik-rintik jatuh bersatu dengan genangan dan seiring itu Orion berkata, "Orang-orang di dunia nyata itu benar-benar bikin muak sama nyebelin. Selalu aja ada manusia yang jadiin manusia lain yang cacat fisik, mental, sama ekonomi sebagai candaan buat ditertawaain, bahkan orang yang gak punya suara sama pendengaran atau karena suaranya gak enak didenger. Humor macam apa itu? Sepihak ketawa dan sepihak lagi terluka. Haaaah, selain itu begitu banyak orang yang semena-mena ketika punya kekuasaan dan selalu ngehalalin segala cara buat mempertahanin eksistensinya. Makanya, aku lebih menyukai dunia fiksi, walau palsu tapi ngasih kebahagiaan karena gak ada penghinaan, cacian, dan kutukan di dalamnya selain kemerdakaan dan perwujudan mimpi. Oh iya, iya gak semua orang bikin muak dan nyebelin,'' laratnya seolah-olah ada orang lain kini bersamanya dan tak setuju dengan pernyataannya.

Ia pun berdiri dengan tatapan yang begitu sulit diartikan, menghadap bendungan seraya memegang ipad yang layarnya memperlihatkan gambarnya tadi, yaitu gambar perempuan berambut pendek yang tenggelam ke dasar air . Entah ini sebuah kebetulan atau ada suatu hal lain? Ah, ya ini hanya sebuah kebetulan.

Lalu, Orion melemparkan bunga mawar berwarna putih sambil berkata, "Prisilla, aku turut berduka atas kebodohan kamu. ''

Seiring itu terlihat layarnya menghitam lantas mengeluarkan cairan berwarna darah dan rasanya dingin seperti air hujan yang kembali turun sekarang ini, menyentuh kulitnya sehingga Orion mengira itu adalah air hujan, bukan darah meski ia mencium aromanya.

Udara semakin menyergap membuat tubuh Orion menggigil kedinginan. Ia pun berniat untuk segera pulang, lalu ia belok kanan dan ketika itulah matanya membeliak sama halnya dengan Vanya beserta Ailin, yang baru pulang dari toko ayahnya Nadila.

Tahun Kabisat (New Version) -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang