"gimana bunda?" Tanya Ara sembari menahan tangisannya
"Sabar ya sayang" Ara menggelengkan kepalanya
"Jangan buat aku nangis bund!"
"Opa kamu udah gak ada" langsung tangisannya pecah, dia memeluk Edgar erat
"Mas hiks,opa!" Edgar mengambil alih ponsel Ara
"Bund?"
"Edgar jaga istri kamu, disini bakal ngurus pemakan ayah, kamu jaga buat Ara gak minta pulang, kalian udah ngabisin waktu panjang di pesawat, gak baik buat ibu hamil" nasehat Claire
"Iya bund, Edgar bakal nenangin ara" Edgar mematikan sambungan teleponnya lalu mengeratkan pelukannya
"Hei sabar sayang, opa udah tenang di sana, dia udah gak sakit-sakitan lagi. Kamu gak tega kan liat opa sakit" ucap Edgar menenangkan Ara
Ara menggeleng"kamu gak bakal ngerti mas hiks"
"Aku ngerti sayang, aku pernah ngerasain di posisi kamu, aku harus kehilangan nenek aku, tapi mami pernah bilang saat aku udah terpuruk, mami ngingetin kamu sayang, mami bilang kalo aku terpuruk gimana nanti kalo aku udah dapetin kamu, dan disana aku belajar Ikhlas. Sekarang juga kamu harus ikhlas, kalo kamu terus-terusan sedih si ucul juga bakal sedih" Ara mengusap air matanya
"Mas" lirihnya
Edgar tersenyum sembari mengecup bibir Ara"kamu kuat hm?, Nangis boleh tapi jangan berlebihan, kasian opa ya" Ara Mengangguk
"Mending kita berdoa biar opa tenang Disana" Ara menatap Edgar
"Perut aku sakit mas" lirihnya
"Aku kan udah bilang, jangan sedih hm. Kita ke rumah sakit" ujar Edgar tenang, padahal dalam dirinya sudah panik. Tapi dia Harus tetap tenang agar Ara juga tenang
Di rumah sakit, Edgar dan Ara mendesah lega karena itu hanya kontraksi ringan"tidak perlu khawatir, ini hanya kontraksi ringan. Anda hanya perlu istirahat nona" Ara tersenyum lalu mengangguk
"Terimakasih dokter"
"Jangan terlalu banyak fikiran dan jangan bersedih"Edgar melihat istrinya menunduk
"Baiklah saya akan memberikan resep obat penguat kandungan dan penghilang stres"
Setelah keluar dari ruangan dokter, Ara berjalan berpegang pada Edgar karena entah mengapa dia sangat lemas berjalan
"Kenapa?"
"Gendong" ujar Ara lemas
Edgar tersenyum"sini"pria itu menggendong Ara ala bridal style
"Kamu itu jangan banyak fikiran sayang" nasehat Edgar yg di angguki ara
Malam harinya Ara menatap langit-langit kamarnya, dia masih memikirkan sang opa, apa secepat itu dia pergi? Kenapa?, Kenapa Harus saat jauh darinya
"Kenapa ngelamun??"Ara menoleh kesebelah dia mendengus melihat Edgar tak memakai bajunya padahal disini dingin
"Op-"
"Sayang" peringat Edgar
"Maaf mas"lirih nya
Keesokan harinya, Edgar yg tengah membereskan rumah mendapat pesan dari seseorang, Edgar menyeka keringat nya lalu mengambil ponselnya di saku
Malvin
Kak
Lo pelan-pelan ya kasih tau AraAda apa?
Oma nyusul opa tdi pagi, dan sekarang mereka bakal di kebumikan
KAMU SEDANG MEMBACA
EDGARA {End}✓
Random[Saquel ARCLA] (Follow sebelum membaca!) {Baper, kejang-kejang, bengek. Di tanggung pembaca!} Edgar Adhi Bagaskara yg menunggu gadis kecilnya tumbuh dewasa, pria tampan bak dewa Yunani itu sangat mencintai gadis kecilnya yg saat dia bayi ia tinggal...